Home / Fiksi Remaja / MEREBUT HATIMU / Bab. 4 Dituduh Menjual Makanan Tumpah

Share

Bab. 4 Dituduh Menjual Makanan Tumpah

Author: Rosida20
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 Jadmiko dan Kyai Haji Imran serta Ustadz Sofyan duduk bersama. Mereka sedang membahas Rico anak tunggal Jadmiko.

           "Kyai ini sudah mendapat berkahnya Allah. Anak sudah jadi Ustadz, paling tidak amanlah untuk urusan ibadah. "

            "Alhamdulillah, itu yang aku mohon siang dan malam,

Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya.

"Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.

Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.

Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda.

"Makanannya berantakan, ya, sori, ya ..."

"Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.

Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.

Rico merogoh kantong celananya untuk mengambil uang.

"Rico buruan itu Tony di seberang ..."

Rico terkejut saat menoleh ke seberang jalan sedan Tony tengah terhalang traffick Light.

"Sial!!" Gerutunya langsung melemparkan lembaran uang ratusan ribu pada Anisa, "Untuk ganti makananmu yang jatuh dan betuli tebeng motormu ..."

Anisa tertegun melihat kelakuan Rico. Sedangkan pemuda tampan dua puluh satu tahun itu, tak perduli diikuti Melinda lari ke mobilnya.

Mobil Rico sudah tancap gas. Anisa memungut uang yang dilempar Rico.

Anisa menarik motornya yang roboh. Saat itu sebuah sedan berhenti .

Pengemudi mobil yang tak lain Tony mendekat pada Anisa, "Hei kamu temannya Rico, kan?!"

Anisa menatap Tony yang bersikap kurang sopan. Bertolak pinggang dan bersuara kasar.

"Assalamu'alaikum ... maaf saya tidak kenal yang namanya Rico.

"Ah kamu gimana, sih, barusan kalian bercakap cakap ...!!" Hardik Tony.

"Barulah Anisa mengerti yang ditanyakan adalah pemuda yang hampir menabrak.

"Aku nggak kenal Rico ..."

"Heh percuma ngelindungi pengecut kayak dia. Buat apa?!!" Tony tampak marah.

Anisa terkejut, "Mas salah sasaran kalau marah padaku, karena cowok itu menyerempet motorku  dan cateringku jadi rusak ..."

Tony menatap tangan Anisa yang menenteng susunan box yang sebagian kotor oleh bumbu lauk.

"Huh sial lagi ..." lalu menatap Anisa,  tak mau buang waktu, segera meninggalkan Anisa untuk mengejar Rico.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

"Alhamdulillah tidak ada, Mbak, terima kasih atas perhatiannya." Anisa tersenyum.

"Ya mereka tak memikirkan keselamatan orang lain!" Geram lelaki yang berhelm menuju motornya.

"Silahkan dilanjut Mas dan Mbak perjalanannya, saya sedang menunggu ojek online yang mengantarkan catering baru. Teriima kasih atas perhatiannya ..."

"Ya sudah Dik aku tinggal ya,"pamit perempuan itu pada Anisa.

"Silahkan, Mbak " angguk Anisa.

                             *

           Rico yang didampingi  Melinda itu terus ngebut supaya terhindar dari Tony.

          "Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini, " usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

         "Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda. 

*

Rico yang didampingi Melinda  terus ngebut supaya terhindar dari kejaran  Tony.

"Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini," usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

"Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda.

 Baginya Tony sudah bertindak seenaknya. Jalan buntu milik sebuah perumahan yang terbengkalai itu dikuasainya untuk dijadikan balapan. Saat Rico mempergunakan tempat itu kedua anak buahnya melarang. Tentu saja Rico marah, hingga terjadi perkelahian dan salah satu anak buah Tony terluka. Maka Tony yang datang kemudian berhadapan dengan Rico. Tak terima salah satu anak buahnya terluka ia langsung menyerang Rico. Maka Rico pun kabur dengan mobilnya. Sejak saat itu Tony mencari Rico.

          "Oke deh terserah kamu aku nurut ajah ..." Melinda takut kehilangan Rico.

          Sedangkan Tony yang kehilangan jejak Rico jadi kesal. Pemuda dua puluh tiga tahun  yang tak kalah tampan dari Rico itu menghentikan mobilnya. Teringat pada Anisa yang tadi dibentak.

           "Gadis tadi boleh juga. Dibentak tapi nggak marah. Nyesel marahi dia ..." segera Tony memutar mobilnya dan kembali ke tempat dimana tadi Anisa berada.

         Tony ingin minta maaf pada gadis yang menarik perhatiannya itu?

        Tapi saat sudah di tempat Anisa tadi, ternyata gadis itu sudah tak ada.

         "Ah terlambat ...!" Tony menghela napas panjang. Memandang sekitar jalan itu. Berharap menemukan sosok Anisa gadis itu.

  Tiba tiba pandangannya tertuju pada saputangan warna pink muda. Segera diambilnya saputangan yang terlipat rapi   "Wangi, " sesaat Tony membawa ke hidungnya, "Pasti punya gadis yang tadi Tony mengantongi saputangan itu.

           "Siapa tahu besok dia lewat lagi di sini, " ada penyesalan yang dalam karena tadi menegur dengan nada kasar "Gadis Sholehah walau aku kasar tapi dia masih berbicara santun padaku .." dan Tony sudah bulat niatnya besok mau nunggu Anisa untuk minta maaf atas kekasarannya, sekaligus mau mengembalikan saputangannya.

         "Yes ..." tiba tiba saja ada harapan di dalam dadanya untuk bertemu gadis Sholehahnya.

Bagaimana perseteruan Rico dan Tony 

dan nasib Anisa dengan Ustadz Sofyan?

Ikuti lanjutannya, ya

       

 " ujar Kyai Haji Imran yang sejak muda sudah bersahabat dengan Jadmiko, bahkan Jadmiko secara rutin membantu biaya anak anak di pondokan miliknya.

         "Beda dengan aku Kyai, si Rico itu keterlaluan. Sejak aku pisah dengan ibunya dia jadi tak karuan. Dulu waktu di es em u, aku sering dipanggil. Anak itu sering bolos. Untung otaknya cerdas dia bisa lulus. Eh kuliah pun begitu angot angotan. Balap liar, keluyuran setiap hari pulang jauh malam." 

         "Masalah anakmu itu  cobaan, dan tanggung jawab kita orang tua untuk meluruskan jalan hidupnya. Kalau kita tak segera menjauhkan  dari buruk, bukan saja  bisa menyusahkannya di dunia, tapi juga tak ada bekal untuk akheratnya, "

         "Itu dia Pak Kyai yang aku takutkan Rico terjerumus. " keluh Jadmiko   "Aku turut andil perihal kelakuannya. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sering keluar kota, bahkan keluar negeri. Dan salahku juga tak mendidik Rico dengan disiplin  agama yang bagus..."

          "Tak ada kata terlambat untuk belajar lebih tekun lagi " ujar Kyai Haji Imran, "Berapa umur Rico sekarang, sudah lama aku tak melihatnya, "

         "Dua puluh satu tahun ..."

         "Sudah pemuda, dulu waktu masih sering ikut ke sini masih usia belasan ..."

         "Masih sekolah di es em pe, dan mamanya masih ngumpul, "

         "Sudah lama juga pisahnya  ya?" 

         "Sudah enam tahunan  aku cerai dengan Vita mamanya Rico ..." muram raut muka Jadmiko.

         "Ya namanya tidak berjodoh. Serahkan saja pada Allah ..."

         " Ya aku minta tolong pada Ustadz muda kita ini untuk menyadarkan Rico. Untuk memberikan bimbingan agama pada anak itu..." Jadmiko menatap Ustadz Sofyan.

         "Siap, Pak Jadmiko InsyaAllah ..." angguk Ustadz Sofyan. "Sama sama belajar, "

        ."Mudah mudahan saja hatinya dibukakan oleh Allah ...." ujar Kyai Haji Imran.

         "Aamiin Kyai ... Aamiin ..." legah hati Jadmiko. Ustadz Sofyan akan mendampingi Rico untuk memperdalam belajar ilmu agama.

         "Saya juga masih belajar Pak Jadmiko, " merendah Ustadz Sofyan.

         Jadmiko tersenyum akan kerendahan hati Ustadz Sofyan.

         "Muda mudahan saja Dik Rico dan saya bisa saling tukar pengalaman," 

         ."Atur sajalah Ustadz ..." tertawa Jadmiko.

          "Sama sama anak mudanya bisa klop nanti, " sambung Kyai Haji Imran tertawa.

          Jadmiko meninggalkan kediaman Kyai Haji Imram yang bersebelahan dengan  dengan Majelis dan Pondokannya itu, dengan penuh harapan Rico bisa berubah. 

      Ada rasa tenang di hati pengusaha sukses ini. Riconya akan kembali seperti dulu. Sebagai remaja yang memiliki tanggung jawab pada dirinya dan masa depannya.

                            *

          Anisa sudah sampai di rumah Jadmiko dan di terima oleh asisten rumah tangga keluarga itu.

         "Assalamu'alaikum, Bik, "

         "Wa'alaikum salam, Non, " segera si asisten rumah tangga yang sudah sepuluh tahun ikut keluarga Jadmiko itu menerima box susun dari Anisa.

         "Semoga cocok masakan dari catering kami, Bik "

          "Pasti cocok, Non, kata  karyawannya Tuan Cateringnya Ibu Nurani rasanya sedap, "

          Anisa tersenyum, "Oh ya, Bik, di Catering kami untuk pelangggan baru hanya dikenakan lima puluh persen dari harga yang sudah tertulis. Itu berlaku untuk tiga kali anteran. Nah kalau sudah cocok baru deh harga resmi berlaku, " dengan sikap ramah Anisa menerangkan.

         "Wah hebat kalau gitu .."

         Masuk mobil Rico dan bergegas Usron  keluar menyambut tuan mudanya.

         "Sron, nih, cuci ke depan, "  dilemparnya kunci mobilnya pada Usron. Yang dimaksud ke depan adalah ke tempat cuci mobil yang merangkap bengkel plus asessoris mobil yang cukup besar, yang tak lain milik Jadmiko.

        "Ya, Den,"

        "Oke,"

        "Den, "

        Rico menoleh tak sabar, "Apalagi?!"

         "Tadi Tuan telepon katanya Den Rico disuruh nunggu, "

        Tanpa bersuara Rico langsung menuju ke teras rumahnya. 

          "Aku permisi, Bik. Assalamu'alaikum ..."

          "Wa'alaikum salam .."    

           Anisa yang sudah berbalik akan melangkah terkejut melihat Rico. Begitu pun dengan Rico.  Mereka sama sama terkejut.

            "Kamu yang tadi makanannya jatuh, kan?"

          "Ya, " angguk Anisa dan langsung mengeluarkan uang pemberian Rico, "Ini Mas uangnya aku kembalikan ..." diulurkannya pads Rico.

       .."Oh nggak usah itu buat ganti tebeng motor kamu yang rusak, terus ganti makanan yang tumpah tadi, "

        "Tapi ini kebanyakan, Mas, " Anisa merasa tak nyaman menerima ganti rugi yang berlebihan.

         "Ah udah nggak apa,  itu bentuk tanggung jawabku, tuh rokmu robek, kalau lebih belikan saja baju baru  oke?"

         Anisa pun tak memaksa lagi. "Terima kasih,  Mas, "

         "Aku juga minta maaf karena sudah membuatmu jatuh, " tiba tiba Rico teringat sesuatu.

         "Permisi, Mas ..."

         "Tunggu dulu ..." seru Rico.

         "Ada apa ya, Mas?"  Anisa yang  sudah siap melangkah, terpaksa menunggu.

         "Kamu tukang Catering Papaku yang baru, ya?" 

          "Ya, Mas, "

          "Berarti tadi yang tumpah itu catering mau diantar ke sini, dan sekarang kamu sudah mengantarkannya?" Rico menatap Anisa dengan tatap curiga.

         "Ya, Mas, " angguk Anisa.

         Tiba tiba Rico berteriak ke dalam rumahnya, "Bibik  bawa kembali cateringnya !!"

        Anisa terkejut tak mengerti dengan tindakan Rico.

         Bibik tergopoh datang membawa satu rantang berisi box catering yang dibawa Anisa tadi.

          "Ini, Den, "

          Rico mengambil kasar rantang dari tangan bibik.

         Tentu saja bibik terkejut dengan tindakan majikan mudanya itu. 

         Tak terkecuali Anisa merasa heran dengan tindakan pemuda itu.

          Rico.berbalik menatap Anisa dengan tatap marah?

          ,"Heh Kang Catering jangan main curang, ya, makanan yang tumpah kan udah aku ganti, masa kamu ngasih kami cateringan yang tadi sudah berceceran.  Memangnya kamu anggap apa kami di sini, hah, dikasih makanan yang sudah jatuh?!!" Hardik Rico dengan raut muka menunjukkan  garangmya pada Anisa.

        Anisa terkejut."Ini baru, Mas, sungguh ..." 

         "Manamungkin!!" Rico meletakkan rantang susun itu di meja dengan kasar.

           Mobil Jadmiko memasuki halaman,. Melihat ribut ribut segera mendekat pada Rico dan Anisa.

         "Ada apa ini, kok jadi pada bertengkar...?"

         "Ini kang Catering curang dan jorok masak makanan udah tumpah masih diantarkan untuk kita.!!" Tunjuk Rico pada susunan rantang berisi box catering mereka, "Aku melihatnya sendiri tadi waktu motornya jatuh semua box itu terjatuh ke atas rumput. Masak masih diantar untuk kita makan?!" Segera Rico masuk ke dalam rumahnya.

         Jadmiko menatap Anisa yang muram dan hampir menangis.

          "Siapa namamu?"

          "Anisa Pak saya putrinya Ibu Nurani pemilik Catering, "

          "Anisa ..." sabar Jadmiko bersikap.

           "Ya, Pak ...."

           "Benar yang dikatakan Rico tadi?"

Lanjut ya

Related chapters

  • MEREBUT HATIMU   Bab.5 Tak Mau Belajar Agama Fadilitas Ditarik

    "Benar memang saya terjatuh dari motor karena hampir ditabrak sedan yang ngebut. Tebeng motor saya penyok dan box cateringan yang mau saya antar ke sini terjatuh dan sebagian tumpah. " Anisa menjelaskan secara rinci. Tapi sungguh, Pak, Demi Allah saya langsung menelepon Ibu saya meminta dikirim dengan ojek online makanan yang baru, jadi itu bukan makanan yang terjatuh tadi. Bisa saya buktikan, Pak ..." Anisa membuka box satu persatu yang semuanya tampak rapih isinya, tak ada tanda tanda jika makanan itu sempat terjatuh. "Ya sudah maafkan tadi anakku sudah marah marah padamu. Dia salah sangkah," "Ya, Pak, " angguk Anisa." "Sekali lagi aku minta maaf, dan aku tetap mau berlangganan Nurani Catering, ya, " ujar Jadmiko menatap Anisa dengan tersenyum. Ia suka pada sikap gadis itu. "Terima kasih Pak Jatmiko telah berlangganan catering Nurani yang sudah belasan tahun dirintis Ibu saya. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, Pak, " "Sama sama Anisa, " angguk Jadmiko, "Kamu membant

  • MEREBUT HATIMU   Bab. 6 Telepon dari Ustadz Sofyan Untuk Anisa

    "Maaf Kak Ustadz Nisa masih ingin kuliah ... " Anisa mengarang ucapan persiapan kalau ditelepon nanti, "Ah, tapi kok terlalu kasar penolakannya, lalu kudu bagaimana? Atau gini. Batinnya terus membuat kalimat. "Bagaimana kalau aku minta waktu lulus kuliah?" Ah, itu tandanya aku janji mau nikah sama dia dong? Uh ... Gimana nih ? Anisa jadi kelimpungan sendiri untuk mempersiapkan ucapannya jika ustadz Sofyan langsung nembak di hape. Saking bingung dan gugup,.membuat gadis itu berkeringar dahi dan lehernya. "Kayak mau persiapan interview ajah nih. Uh repotnya kudu ngomong apa nanti. Dih Ustadz kenapa kudu aku yang ditaksir kenapa nggak cari yang udah lulus kuliahnya?" Keringatnya makin bercucuran? Bahkan rasanya sampai ingin mandi lagi. Lain Anisa lain pula Ustadz Sofyan. Lelaki ganteng itu sedang berbicara dengan ayahnya. "Saya sudah bicara dengan ibu Nurani minta ijin untuk bicara dengan dik Nisa, Yah, "

  • MEREBUT HATIMU   Bab.7 Tony Jatuh Hati Pada Anisa

    Anisa absen tak mengantarkan catering ke rumah Jatmiko, karena ada karena sore ini ia ke Majelis milik Kyai Imram. Gadis itu memang bertugas mengantar catering ke para pelanggan untuk sore hari. Kecuali sedang tidak kuliah baru ful menjadi kurir catering yang dikelola ibunya. "Hai, Nis, " "Hai ..." Anisa menatap gadis tinggi semampai berhidung mancung. Maklum masih ada keturunan Arab dari garis keturunan bapaknya yang dipanggilnya Abah. Sisil sudah bilang mau ikut. Gadis itu yang akan menjemput ke rumah dengan mobilnya. Secara terang terangan Sisil menyatakan kekagumannya pada Ustadz Sofyan. "Ustadz Sofyan udah punya calon, nggak menurutmu, Nis?" Sisil menatap Anisa yang langsung menunduk. "Mana kutahu?" Anisa merahasiakan tentang kunjungan Kyai Haji Imran untuk menjodohkan sang Ustadz dengan dirinya. Apalagi tentang rencana kedatangan ustadz muda itu menemuinya besok sore. "Nis kok kamu bengong, sih?' Sisil meny

  • MEREBUT HATIMU   Bab 8 Sisil Jatuh Hati Pada Sang Ustadz

    “Tidak pernah bosan mengaji...” jawab anak anak dengan riang. Setelah membaca doa penutup pengajian, anak anak serentak mengumandangkan Al- Fatihah. Suara mereka sangat enak didengar. Tak ada yang saling mendului. Anisa terharu melihat kekompakan serta kesungguhan anak anak muridnya menyelesaikan Al -Fatihahnya dengan tertib. "Assalamu'alaikum anak-anak…" ujar Anisa sesaat suara anak anak berakhir . "Wa'alaikum salam Kak Anisa…. Wa'alaikum salam Kak Sisil ..."sahut anak-anak serempak memandang pada Anisa dan Sisil. "Anak anak pintar..." Sisil yang sudah dua kali ikut ke majelis jatuh hati pada anak anak itu. Satu persatu anak anak salim pada Anisa dan Sisil. Lalu mereka pun berlarian meninggalkan majelis. Setelah semua anak anak pulang, barulah Anisa dan Sisil ke ruangan depan dimana Kyai Haji Imran baru saja mengantar tamunya pulang. "Assalamu'alaikum Pak K

  • MEREBUT HATIMU   Bab 9 Pernyataan Isi Hati Sang Ustadz

    Ustadz Sofyan duduk berhadapan dengan Anisa yang mengenakan hijab warna biru muda polos, serta busana muslim warna serupa. Hitam di lingkaran bawah baju panjangnya, serta di ujung lengannya. Tak ada riasan di wajahnya, kecuali olesan tipis pelembab, dan lip balm supaya bibirnya tidak kering. Namun justru tampilan apa adanya yang alami sederhana ini, membuat Ustadz muda itu menyukainya. Sejak kecil sudah mengenal Anisa. Enam tahun lebih tak melihat gadis itu. Saat kembali ke Jakarta dengan gelar master di bidang pendidikan agama, ia mengira Anisa tumbuh sebagai gadis yang tampil mengikuti trend mode. Tapi nyatannya Anisa tampil apa adanya. Bersahaja, namun menawan hatinya. "Dik Nisa ..." Ustadz Sofyan membuka pembicaraan setelah dua menit saling berdiam diri. "Oh ... ya ... silahkan diminum Kak Ustadz, " berusaha menutupi gugupnya tapi tetap saja suara Anisa tak lancar. "Terima kasih ..." Ustadz Sofyan tersenyum. Gadis yang semasa anak anak dul

  • MEREBUT HATIMU   Bab.10 Terjebak Janji Di Tengah Jalan

    Tony dan Jono berdiri di pinggir jalan berjaga jaga untuk mencegat Anisa. Karena takut kehilangan jejak, tak main main rupanya, pemuda itu mempergunakan teropong jarak jauh.Dari kejauhan muncul Anisa mengendarai motor maticnya dengan tenang. Ia tak nyadari jika sedang diperhatikan pemuda pengagumnya. Bukan main senangnya Tony saat lewat teropongnya ia melihat Anisa naik motor matic menuju arah dimana ia kini menunggu.Ada perasaan senang bercampur debar dalam dadanya. Kenapa aku berdebar, ya, seru hatinya. Segera Tony masuk ke mobilnya diikuti Jono. Tanpa bersuara ia menjalankan mobil, lalu di depan ia putar arah, supaya bisa melalui jalur yang tengah dilewati Anisa. Tak mau kehilangan buruannya, segera ia mengikuti dari belakang. Menurunkan laju mobilnya menguntit sang gadis.Dan saat dirasa suasana tak terlalu ramai, maka segera Tony menaikkan laju mobilnya supaya bisa mendului laju motor Anisa. Segera ia menyalip motor yang dikendarai gadis itu. Pada jarak tertentu di depan laju

  • MEREBUT HATIMU   Bab.11 Tak Disangka Ditantang Balap Mobil

    Rico tak bisa menghindar dari pertemuamnya dengan Ustadz Sofyan, karena ia tak mau Atm dan mobilnya ditarik papanya."Rico beliau ini Ustadz Sofyan, kedatangan beliau atas undangan Papa...""Halo Bang Ustadz..." Rico langsung mengulurkan tangannya pada Ustadz Sofyan yang menerimanya dengan sikap sebagai sahabat."Assalamu'alaikum Dik Rico, sehat?"'Wa' alaikum salam Bang Ustadz, baik, sehat ya..." Rico sedikit gugup."Dulu waktu Dik Rico masih baru remaja kita beberapa kali bertemu, ya, di acara pengajian di Majelis " Ustadz Sofyan mengingatkan."Ya Bang Ustadz ..." mengangguk Rico."Nah Rico, Ustadz Sofyan ini padat acaranya, dan banyak yang ingin bertemu beliau. Memenuhi undangan Papa ke rumah kita, wah luar biasa beruntungnya kita..." Jatmiko sangat merasa terhormat Ustadz Sofyan mau datang untuk Rico."Ah papanya Dik Rico sangat meninggikan saya dan jangan memuliakan saya, karena kemuliaan itu milik Allah..." ujar Ustadz Sofyan tulus dari hati."Nah Rico sangat sayang kalau kamu m

  • MEREBUT HATIMU   Bab 12 Persiapan Di Area Balap

    "Nah dia nyindir aku lagi," batin Rico, ia merasa tersindir lagi. Dan merasa tertantang ia langsung mengangguk, "Ya boleh..." sekalian aku ingin tahu sampai dimana kelihaiannya duduk di belakang setir mobil balap. "Deal..." Ustadz Sofyan mengulurkan tangannya yang langsung disambut Rico tanpa canggung. Ustadz Sofyan senyum senyum melihat Rico yang gugup, dan seperti bimbang itu. Segera mengajak bicara pemuda itu dengan relax. "Wah aku ini ingin menguji kekeranianku di belakang setir makanya mengajakmu balapan, Rico. Maklum sudah hampir tujuh tahun tidak lagi duduk di belakang mobil untuk balapan," Rico yang terbiasa ngebut di setiap ada kesempataan, baik itu di jalan umum mau di proyek perumahan, tersenyum. "Kapan waktu yang tepat untuk Dik Rico nanti kita janjian, " ujar Ustadz Sofyan yang sengaja ingin mengadakan pendekatan terlebih dulu dengan pemuda itu, sebelum nanti tiba saatnya fokus pada perdalam akidah ilmu Agama.

Latest chapter

  • MEREBUT HATIMU   Bab.30 Memulai Persahabatan

    Rico sudah berdiri di depan Cafe Santai Tapi Sopan milik Tony. Melihat kedatangan Rico tentu saja Jono dan Gsni teringat pesan Tony supaya meminta maaf pada pemuda itu.Tentu saja Rico mundur beberapa langkah saat melihat Jono dan Gani langsung mendekat. Bukan hanya sekedar mundur. Tapi ia juga siaga penuh.Jono dan Gani saling pandang. Mereka tampak gugup. Sedetik kemudian Jono mengangguk pada Gani yang langsung tanggap. Gani maju selangkah ke hadapan Rico dengan tatap canggung dan ragu.Jono di tempatnya berdiri yang berjarak tak sampai satu meter memperhatikan dengan dada berdebar.Sedangkan Rico tetap tak bergerak di tempat berdiri. Ia hanya menunggu apa yang akan dilakukan anak buah Tony. Mau menyerang atau justru minta maaf seperti yang dikatakan Anisa.Jono menoleh pada Gani, dan Gani langsung menjejeri Jono. Hingga mereka berdua bak dua orang murid sedang ketakutan di hadapan gurunya.Rico masih menunggu apa yang akan dilakukan oleh Jono dan Gani. "Kami mihta maaf atas peny

  • MEREBUT HATIMU   Bab.29 Terpaksa Menyakiti Melinda

    Melinda masih menghadang di depan motor Anisa, dia sengaja memancing kemarahan gadis yang dikhawatirkan menggoda Rico.Sebenarnya Anisa bisa saja mendorong gadis itu, lalu pergi tapi itu tak dilakukannya."Tolonglah Melin, kasih lewat aku," setengah memohon Anisa mencoba melunakkan hati Melinda. Tapi rupanya gadis itu tak tergoyah hatinya atas bujukan Anisa. Ia tetap senyum sinis, sedangkan tatapannya pada susunan rantang yang terikat di boncengam motor. "Aku nggak suka ya sama cewek yang tebar pesona!" Seru Melinda kesal.Anisa terkejut. Yang tebar pesona siapa, ya?"Jangan pura pura deh, pasti kamu sengaja nyuruh orangnya Tony nyerang Rico, setelah itu kamu datang deh pura pura jadi penolong. Biasa kayak di sinetron sinetron, gitu!"Astagfirullah ..." seru Anisa menatap Melinda yang punya pemikiran negatif pada ketulusannya."Jangan bawa bawa Astagfirullah, deh, kalau emang bener, jangan berlindung dibalik ucapan istigfar deh!"Anisa tak habis pikir kenapa Melinda memiliki pikiran

  • MEREBUT HATIMU   Bab.28. Mencari Permusuhan

    Anisa berjalan ke parkiran motor. Tak disangkah Sisil sudah menunggu di sana."Asalamu'alaikum Bu Ustadzah Anisa," tersenyum Sisil menggoda Anisa."Wa'alaikum salam, sehat?" Anisa memandang Sisil."Badan sehat tapi hati sedih Bu Ustadzah karena sakit cinta," tersenyum Sisil. Anisa tertawa kecil ,"Masa sih?"Sisil lebih mendekat pada Anisa. Kini raut wajahnya serius, "Nis," "Serius, nih?" Anisa mengerling. "Oh beneran," tangan Sisil menarik tangan Anisa, sepasang mata bulatnya meredup."Duh kenapa lagi nih, anak," bisik hati Anisa."Nis,""Ya,""Aku mau ngomong serius," ujar Sisil ,"Masalah Bang Ustadz ,"Anisa terkejut. Tapi tersenyum beberapa saat kemudian."Nisa,""Ya,""Kayaknya Bang Ustadz nih membuat aku nggak bisa tidur, dia nggak naksir aku," tampakvwajah Sisil galau, "Nis aku mau bicara dari hati ke hatu," lanjutnya menatap Anisa dengan mata lekat ke wajah sahabatnya itu."Soal apa, ya, Sil?""Ustadz dan dirimu." mata Sisil lekat ke manik mata Anisa, "Waktu itu aku melihat

  • MEREBUT HATIMU   Bab. 27 Tak Disangkah Menjemput Gadis Pujaan

    Jono terdiam melihat Tony tak beriaksi saat melaporkan tentang pengeroyokan pada Rico."Kalau nggak dibantu cewek yang datang tiba tiba menyerang, dan mengancam polisi akan datang, sudah habis dia Bos," ujar Jono dengan gaya seorang yang berhasil memberi tindakan penyerangan pasa Rico. Dengsn begitu ia sudah mwringankan bosnya.Padahal bukan bwgitu tujuan Tony mengejar Rico."Itu namanya pengecut satu orang dikeroyok!" Dengus Tony yang tak suka pada cara Jono yang mengeroyok Rico. "Aku tak suka curang, dan apa yang kau dan Gani itu lakukan adalah sebuah kecurangan. Namanya tak gentle," "Tapi ...""Apa pun alasannya adalah curang. Aku kan tak pernah bilang padamu untuk mengeroyok Rico, "Lagi pula aku kan tak memberikan kuasa padamu untuk mewakiliku menyerang Rico, apalagi mengeroyok," bagi Tony apa yang dilakukan Jono adalah salah karena ia tak memerintahkan untuk menyerang Rico. "Maaf, Bos," "Jadi semua ada aturan mainnya. Aku memang mengejar Rico untuk memberi pelajaran pada dia su

  • MEREBUT HATIMU   Bab 26 Melinda Tak Suka Cowoknya Memuji Anisa

    Rico mematikan mesin mobil. Usron mendekat. Tentu saja terkejut melihat dagu Rico di tutup verban. Lalu pipi majikan mudanya itu agak lebam. Tapi ia tak berani bertanya. Rico juga tak mau membahas tentang kondisinya."Sron di mobil ada catering dibawa ke dalam, ya," seperti biasa ia memberikan kunci mobil pada pelayan setianya, supaya mobil dimasukkan ke garasi. "Catering?" Usron mengulang ucapan tuan mudanya, tapi tetap membawa rantang catering ke dalam rumah.Di kamar Rico langsung menuju cermin di lemarinya. Mengaca dan memeriksa raut mukanya serta ada lebam pula di lengan kanannya.Sekali lagi Rico memperhatikan mukanya di cermin. Menyentuh sebelah pipinya yang agak lebam. Agak perih. Lalu turun ke dagunya yang terluka terkena sodokan sepatu Jono.Tiba tiba ia terbayang saat dagunya diobati oleh Anisa. Tanpa sadar bibirnya tersenyum. Anisa itu orang lembut. Tapi kenapa ya, aku kok kasar selama ini sama dia, ya. Padahal kalau nggak ada Anisa nggak tahu, pasti udah bonyok sama anak

  • MEREBUT HATIMU   Menolong Rico

    "Oke kita habisi ajah..!" Jono langsung mundur dan setengah memutari tubuh Rico langsung saja menyerang dari belakang. Tak mau membuang kesempatan, Gani pun menyerang dari depan. Rico terkejut juga harus menghadapi serangan depan dan belakang dengan hitungan tepat bersamaan. Bisa lolos dari serangan Gani, tapi menerima tendangan serta kibasan tangan Jono yang menyerangnya dari belakang. Walau Rico bisa dan kuat menghadapi serangan mereka, namun Jono dan Gani yang sebelum bergabung dengan Tony adalah anak jalanan, tentu sudah kerap berkelahi dan mengenal berbagai tekhnik berkelahi, bukanlah lawannya yang bukan anak jalanan asli seperti kedua lawannya yang tangguh oleh berbagai suasana itu. Rico tersungkur terkena tendangan Jono. Saat bangun, dan sebelum berdiri tegak tiba tiba saja meluncur sodokan sepatu Gani yang mengarah ke kepalanya. Rico kaget segera menghindar , namun ujung sepatu Jono mengenai dagunya, membuat dagunya terasa perih. Bukan itu saja Gani tak mau membuang kesem

  • MEREBUT HATIMU   Bab 24 Diserang Dadakan

    Rico beberapa hari ini seperti mendapat energi baru. Pertemuannya dengan Ustadz Sofyan, yang semula tak ia gubris, membuat diri mendapat doble keuntungan. Masukclubmilik Tristan dan siraman rohani . "Bagaimana mau berhasil menjadi sesuatu yang dibanggakan orang tua, kalau kita yang masih muda dikalahkan dengan ego yang merugikan." Teringat ucapan Ustadz Sofyan, "Sebagai jiwa muda jangan cengeng, apalagi laki laki calon pemimpin, minimal memimpin rumah tangganya kelak. Ayo tegar, jadi pribadi yang tidak merugi. Jangan mau buang waktu percuma. Jangan ke sana ke mari tanpa tujuan, itu hasutan setan. Karena setan akan selalu menggoda umat Allah. Mumpung masih muda. Kejar dua hal. Satu ilmu dunia untuk menunjang kesuksetan kita di dunia. Kenapa kita mau sukses? Karena dengan kita sukses, akan memudahkan kita membantu orang orang membutuhkan. Lalu kejar ilmu untuk bekal kita di akherat, karena hanya dengan amal dan perbuatan baik kita yang akan menolong kita nanti di sana. Perbanyak dzik

  • MEREBUT HATIMU   Bab.23 Mengejar Perhatian Sang Ustadz

    Anisa harus ke Majelis untuk memberikan pelajaran mrngaji pada anak anak. rmpat hsri lalu saat baru saja menerima kedatangan ustadz Sofyan ke rumahnya untuk menyatakan isi hati, ia merasa gugup jika bertemu Ustadz Sofyan. Tapi anak anak tak boleh jadi korbsn, begitu pikirnya. Aku harus menghadapi kenyataan jika harus bertemu Ustadz Sofyan. Karena sudah kesemsem pada Ustadz Sofyan, maka Sisil mengikuti Anisa saat mau memberi pelajaran mengaji di Majelis Kyai Haji Imran."Setidak tidaknya aku bisa melepas kangen pada Ustadzku sayang, Nis," tersenyum Sisil.Anisa hanya terdiam melihat wajah Sisil yang sangat bahagia. Bagaimana ini, sementara aku masih berpikir untuk menerima atau menolak pernyataan hati Kak Ustadz, sahabatku sangat teribsesi ingin jadi kekasihnya. "Hai kok ngelamun, sih, " Sisil menepuk bahu Anisa."Oh nggak juga,Yuk," karena mempergunakan mobil milik Sisil, maka motornya terpaksa ia antarkan pulang dulu, sekalian mengambil titipan kue dari ibunya untuk Kyai Haji Imran.

  • MEREBUT HATIMU   Bab 22 Percakapan Anak Dan Orang Tua

    Sampai di rumah Tony terkejut kedatangan Karin semakin bingung karena mamanya ada di sampingnya. "Hai Karin..." sambut Tony pada mantan kekasihnya. "Hai Tony, selamat sore, ""Sore, silahkan masuk, "Begitu melihat ada Laksmi segera saja Karin menghampiri , "Tante apa kabar...?" Karin segera menulurkan tangannya pada Laksmi, dan bukan bersalaman, namun mencium punggung tangan mama dari pemuda yang masih sicintainya, dan berusaha untuk bisa bersambung lagi cintanya dengan Tony.Tentu saja Tony dan Laksmi heran atas sikap santun karin yang berubah total."Baik, " sahut Laksmi yang dulu tak menyukai gadis yang terlihat bebas. Walau kini gadis itu masih tak berhijap, tapi pakaian yang dikenakannya sopan, tak seperti dulu terbuka, atau yang mempertontonkan lekuk tubuhnya karena pakaian yang dikenakan ketat."Silahkan duduk Karin, " suaraTony memecah sunyi mempersilahkan Karin masuk ke dalam.Karin duduk di sofa, dan sosoknya serta gerak geriknya sangat teratur, menandakan kini dirinya g

DMCA.com Protection Status