Share

81. MBAK, SIAPA EFENDY?

Dari pada ucapannya, aku lebih terkejut untuk senyum yang mas Rendra perlihatkan saat jarinya kembali mengusap sisa air mataku.

"Saat pulang, seringkali aku melihat barang pecah dan sedang dibersihkan pegawai rumah sementara adik-adikku bersembunyi dalam kamarku."

Sementara suara serangga jadi tak berarti untuk kalimat yang mas Rendra ucapkan dengan begitu tenang.

"Aku tidak pernah merasa biasa untuk wajah adik-adikku yang ketakutan memeluku dengan sangat erat, seolah aku adalah satu-satunya tempat mereka bisa merasa aman."

Ucapan mas Rendra yang nampaknya sudah berdamai dengan kehidupan masa kecilnya tak beriak, "dan entah sejak kapan aku punya pemikiran, untuk apa bersama jika saling menyakiti dan berteriak tidak perduli ada aku dan adik-adikku yang melihat."

Mata mas Rendra yang tak berpaling rasanya melihat apa yang ia alami saat masih kecil.

"Rumah tidak pernah damai setiap ayahku pulang, Runi."

Sorot mata mas Rendra yang rasanya melihat masa yang sedang ia bicarakan, tampak kese
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status