Share

84. DIKHIANATI

Gerimis yang tampak begitu halus jadi pemandangan bagiku yang tak lagi berdiri di atas lantai dansa.

Keriuhan manusia pun dentum musik yang memekakkan telinga tak lagi kudengar. Hanya samar, karena saat ini aku duduk di atas kap mobilku sendiri.

"Pakailah." Sampai Joe yang ikut keluar, menyelimutkan jaket hangatnya pada punggungku lalu ikut bersender.

Untuk beberapa lama kami diam, menatap langit gelap yang awan mendungnya nampak.

"Dimana adikku, Joe?"

Pupil sewarna abu Joe menoleh padaku yang rasanya ingin tenggelam di dalam matanya, mencari jawaban dari tanya yang tidak pernah lelah kutanyakan.

Sampai aku yang seharusnya terlelap di samping Riris malam ini jadi berpikir, 'apa aku hanya menyia-nyiakan waktuku karena Joe tetap diam tentang keberadaan Santo?"

"Aku senang mendengarmu bercerita tentang adikku, Joe."

Mata Joe berkedip saat bibirku yang tidak ingin tertawa mengulas senyum tipis. "Tentang apa yang kalian bicarakan, tentang apa yang membuatnya tersenyum juga kesal. Pun makan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status