Share

90. ALASANNYA MEMBENCIKU

"Bagaimana dengan kakimu?"

"Hanya mengenai kain, Kak. Aman."

Kak Tomas yang berjalan menyusuri ruangan sepi memperhatikan langkahku. "Kamu yakin?"

Dan aku yang tak perlu jadi tontonan mata penasaran mengingat ini masih jam makan siang, mengangguk. Ikut melangkah menuju pantri yang juga tak menyisakan seorangpun.

Tampaknya, hari ini semua orang ingin makan di luar.

Zraass!

Guyuran air kran meredakan kulit tanganku yang panas dan perih di saat yang sama.

Kurasa, sejak Calista mengatakan teh pesannya harus panas sekali, aku sudah merasa tak biasa. Tapi ini ..., 'aku sama sekali tidak curiga untuk jari tangan Calista yang menyenggol cangkir berisi teh yang uapnya masih mengepul tepat ke arahku.'

Dan rasanya, gangguan macam ini tidak akan jadi yang terakhir, mengingat bagaimana tatapan Calista saat kak Tomas mengajakku keluar. Meninggalkannya yang terus merutuk dan memanggil sepupunya ini.

"Kamu yakin ini saja cukup, Runi?"

"Ya, Kak, terimakasih," ucapku menerima air berisi es batu dalam p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status