Share

87. MELUPAKAN CLARA

Tapi, nyatanya aku tak berani mengatakan apa yang sudah melintas dalam benak.

Rasanya ... 'aku jadi takut jika lelaki yang sedang melajukan mobil masuk area kantorku akan menatapku dengan sorot yang berbeda.'

Karena aku tahu jika hati manusia mampu berubah begitu cepat dengan keadaan.

"Runi?"

Mungkin, mas Rendra yang melihatku kembali menyatukan tangan di atas pangkuan heran, kenapa aku tak juga turun.

"Mas, menurutmu ... apa ia bisa bahagia?"

Tanya sama yang semalam Riris katakan tentang nasib anak-anak yang ia kasihani, ku perdengarkan pada lelaki yang posisi duduknya jadi terarah padaku.

"Tentu bisa, Runi."

Dan jawaban mas Rendra yang begitu yakin membuatku menoleh. "Oh benarkah? dan bagaimana caranya?"

Nada olokan bahkan terdengar begitu jelas pada tengingaku sendiri yang berucap.

Membuat mas Rendra tertawa lalu menarik nafas dalam sebelum menatapku, "tentu saja bisa, Runi, karena semua orang berhak untuk bahagia tidak perduli siapa dia."

"Hanya itu?" ucapanku dengan nada ejekan y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status