Share

43. MANUSIA BERUNTUNG

Bisa seberuntung apa manusia?

Ponselku kehabisan daya, power bank yang kubawa dipinjam rekan kerja, taksi yang kupesan tak juga menunjukan moncongnya.

Dan mobil yang penggunanya seolah tak punya otak, menciptakan air hujan pada halte sepi yang hanya berisi diriku.

Sungguh, bisa seberuntung apa manusia sesungguhnya?

Sementara rintik deras yang diterbangkan angin kencang, tetap bisa menyapa tubuhku yang sudah menempel pada dinding halte. Berharap berkas dalam tas yang ku sembunyikan di belakang tubuh, tidak terkena cipratan air yang begitu ruahnya jatuh dari langit.

"Apa ada angkot yang tidak akan protes pada pakaian basahku?" Dan aku tetap bertanya lalu melangkah maju setiap mendengar deru kendaraan.

Meski, aku merasa aneh karena tak ada satupun bus atau angkot yang biasanya bersliweran, lewat.

Sampai mobil warna putih yang platnya kukenali berhenti dan membuka pintunya. "Masuk, tak akan ada kendaraan yang lewat!"

Tanpa perintah ke dua, aku yang bajunya basah meloncat ke dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status