Share

45. CLARA YANG TERGANGGU

Bukan tidak menyadari tatapan Clara, tapi, aku yang sesekali menyuap sarapan lebih memilih untuk bersikap biasa.

"Apa pak Bram masih menyebalkan, Runi?" Yoshie yang menyendok nasi gorengnya menatapku.

"Lo kenal juga,Yos?"

"Gue pindah kerja karena gak tahan sama tu orang," jawab Yoshie yang kelopak matanya melebar. "Dan gak hanya gue tau, beberapa anak seangkatan gue pun milih resign gak tahan sama sikap pak Bram."

"Bramujaya maksud lo?"

"Iya, Dedo, lo kenal juga?" Yoshie bertanya.

"Taulah gue." Semangat Dedo yang meletakkan cangkir kopi. "Bini gue juga bawahannya dulu. Dan tiap dia pulang, ada aja cerita tentang pak botak itu."

Ucapan Dedo menciptakan tawa di meja yang isinya berupa, ada nasi goreng, pastri, pun mie. Teh dan kopi yang isinya sudah diminum pun ada.

"Tapi sumpah, deh, kayaknya isi kepala botaknya itu cuma cara buat bikin bawahannya menderita dan jadi meragukan kemampuan sendiri," Yoshie menimpali, "bener-bener lingkungan kerja yang gak sehat. Toxic banget. Tiap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status