Share

24. UCAPANKU MENYINGGUNG MAS RENDRA

"Runi? Ndok?"

Sentuhan ibu yang menghampiri, membuat seluruh saraf dan ototku yang tegang melemas seketika.

Mungkin berlebihan, tapi memang itu yang kurasakan. Apalagi saat tanganku yang gemetaran memeluk ibu yang tubuhnya menyalurkan kehangatan.

"Kumohon, jangan membuatku takut, Bu."

Jemariku bahkan meremas baju ibu yang usapannya membuat debaran dadaku melemah. Tidak lagi bertalu-talu!

Ditambah, bapak menunjukkan tawa dengan usapan di kepalaku pelan, menyamarkan rasa buruk pun gambaran yang tak ingin kujabarkan dengan kata.

"Sudah-sudah, malu sama tamu."

Ucapan bapak membuatku menoleh pada wajah-wajah yang memperhatikan kami.

Aku benar-benar tak menyadari ada Eyang dan Mas Rendra di ruang tamu kami.

Pun, sepasang remaja dengan wajah begitu mirip. Memperhatikanku lekat dari tempat mereka berdiri.

"Sebaiknya kamu cuci mukamu dulu, Ndok. Baru kenalan dengan dua anak cakep yang sudah menunggumu sejak tadi."

****

*****

******

Sapuan air dingin, membuatku bisa kembali berpikir jernih.

De
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status