Share

23. MEMBAHAS MAS RENDRA

Tiga biji bunga melati yang kuncupnya benar-benar kutemukan di bawah ranjang, ku pandangi sesaat sebelum ku letakkan di meja. Sementara wanginya terus menempel tidak hanya pada hidung, tapi juga tanganku yang terjulur.

Meraih buku dari rak yang sampul hitamnya kupandangi sesaat sebelum memperlihatkan potongan koran yang sudah menguning.

Potret keluarga berisi empat orang tampak buram.

Tapi, tawa bahagia tak bisa disamarkan dari sepasang suami istri yang memangku anak-anak mereka. Bocah-bocah yang tawa polosnya begitu nyata.

Senyata tusukan perih yang menyapai sudut hatiku yang meraba potret itu begitu hati-hati.

Apalagi saat jariku menyentuh wajah tawa bocah lelaki yang duduk begitu nyaman dalam pangkuan sang ibu.

Mulutku jadi pahit saat pandanganku bercokol pada judul dalam potongan koran. Barisan kalimat yang dicetak dengan tulisan besar bertinta hitam begitu menyakiti mata-

Tok! tok!

Kembali kuselipkan buku ke dalam barisan rak. Menunjukkan senyum dan bersikap sewajar mungkin pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status