Share

14. AWAL DARI SEGALANYA

Lagi, mimpi yang sama datang kembali.

Rintik hujan yang bulirnya begitu ramai seolah berlomba-lomba untuk membisukan penolakan bocah perempuan yang menutup mulutnya rapat dengan tangan. Ia menolak disuapi.

"Makan, ya. Kamu harus makan supaya tidak sakit."

Suara bak kaset rusak berulang terucap, sementara kilau pisau yang tajam terasa menakutkan, apalagi saat mata bocah perempuan itu melihat tubuh kecil lain sudah terbaring di atas tanah.

Sebutir nasi bahkan menempel pada bibir bocah lelaki yang begitu lelap dalam tidur, tidak perduli pada apa yang menjadi tempatnya berbaring.

Tanah keras yang pasti dingin!

"Kamu harus makan, **ni, supaya kita bisa pergi tanpa ****, kamu harus makan."

Kalimat yang makin samar, benar-benar kalah dengan suara hujan.

Namun, suapan memaksa terus berlanjut meski bocah perempuan itu menolak, ingin berlari, menjauh dari tangan yang memeluknya begitu erat dan terus memaksakan suapan yang ia tolak.

"Makan, ya, makan. Kamu harus makan agar tidak sakit saat ki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status