Share

18. APA AKU SALAH BERUCAP?

Keranjang sampah di pojok kamar isinya bertambah berkat kertas yang kupandangi sesaat sebelum kubuang.

Tanpa mengatakan apapun, aku yang membuang kertas dari mas Rendra langsung mendekat pada ranjang yang kurebahi.

"Lelah sekali." Ucapku meski tak ada tarikan nafas dalam atau hembusan keras. Nafasku masih seperti biasa. Dan aku yang menatapi plafon hanya tahu, tubuhku butuh istirahat.

Tapi, belum sempat mataku terpejam, suara langkah berubah jadi ketukan diikuti pintu yang dibuka, membuatku menatap ibu yang berjalan masuk lalu duduk di pinggir ranjang.

"Tumben tiduran jam segini, Runi." Ibu menepuk pahaku yang tetap rebahan. Tapi, ia kembali diam meski tepukan tangannya terus berulang.

"Ndok," panggil ibu yang benar-benar ingin perhatianku kali ini.

"Iya, Bu?"

Tapi, ibu kembali diam. Meski hanya beberapa saat, "menurutmu, nak Rendra bagaimana, Runi?"

Apa aku terkejut untuk ucapan ibu?

Rasanya tidak. Sekalipun aku yang masih berbaring, menarik nafas dalam, tahu ke mana arah pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status