Share

115. PANGGILANKU DIABAIKAN

"Bisakah mbak percaya?"

Mataku yang menatap lembaran kertas fotokopi yang kuhafal tiap sudutnya karena itu memang gambar sama dengan apa yang kusimpan, tidak berkedip.

"Dan jika benar itu dia-" suara Riris begitu penuh harap, "-berarti dia massih hiddup, Mbak."

Tanganku yang terkepal bergetar untuk ucapan-ucapan Riris.

"Dia hidup dan sehat, Mbak. Bahkan ia anak berprestasi di sekolah dan punya temen." Riris yang bersemangat terus bercerita, "anaknya juga ceria. Yah, rada pilih-pilih temen gitu sih." Ucapnya lalu tertawa sendiri.

"Dan kalo bener itu dia, Mbak, tau dia temennya siapa? Dia temenan sama Arka, Mbak."

Rasanya Riris bahkan ingin menjerit senang meski bibirnya jadi mengerucut sebal, "juga temenan sama si rese' Silvan. Duh, bisa kebawa pengaruh buruknya. Tapi, gak apa sih, kan ada Arka ya ha ha ha."

Riris kembali tertawa. Ia yang rasanya sudah mengatakan hal yang membuatnya begitu bersemangat, menarik nafas lega. "Syukurlah kalau anak malang ini dia, ya Mbak."

Mulutku jadi b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status