Share

118. APA YANG KUPINTA

Tidak banyak yang kuinginkan dalam hidup.

Asal bisa melihat senyum Santo, rasanya duniaku sudah sempurna.

Hal yang tidak pernah berubah bahkan saat ayah dan ibu kami masih hidup.

Dan menemukan tempat yang bisa membuat adikku tertawa setelah orang tua kami mati, adalah tujuan hidupku.

Hal yang tidak pernah berubah sampai detik ini.

Santo yang mampu tertawa pada dunianya adalah satu-satunya harapan yang kumiliki.

Hanya itu

****

"Selamat ulang tahun!"

Aku yang masuk kamar, terkejut dengan suara konfeti mini yang dibunyikan Eyang dan cucu kembarnya. Bocah-bocah besar yang langsung memelukku satu per satu.

Sementara Mas Rendra memegang kue dengan lilin menyala.

"Make a wish, Mbak."

Aku memejamkan mata untuk pinta Ares, tapi tak memohon apapun lalu meniup lilin yang nyala matinya mendapat tepukan tangan.

"Selamat ulang tahun, Mbak Runni."

"Aku minta stroberinya ya, Mbak-qu."

"Semoga doa-doa baik yang kamu pinta terkabul, Ndok."

Aku tersenyum dengan ucapan terimakasih yang keluar begitu lanc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status