Share

119. TAMPARANNYA MANTAP

Aku yang sudah duduk, menatap supir taksi yang nampaknya tahu tempat macam apa yang baru kutinggalkan, "bandara, Pak." Jawabku.

Setelahnya, mulutku begitu rapat tertutup diantara deru taksi yang meninggalkan gedung dengan cat mengelupas yang terkesan tidak memiliki penghuni.

"Kemana diriku yang tidak membawa apapun kecuali ponsel akan pergi?"

Rasanya, itu arti dari tatapan supir taksi yang biaya ongkosnya kutransfer via ponsel yang diantarkan ke rumah eyang setelah benar oleh pegawai hotel yang kumintai tolong.

Dan aku masuk ke dalam bandara ramai yang keriuhannya tidak mampu menyapa jiwaku yang masih menunggu adikku tidak sibuk lagi.

*

**

***

PLAK!!

Benar saja, tamparan keras yang tidak membuat terkejut, mendarat di pipiku. Suaranya bahkan menggema dalam ruang yang nampak mewajarkan perlakuan pemilik rumah yang tidak pernah menerima kehadiranku.

Tidak dulu, apalagi sekarang.

"TIDAK TAU DIUNTUNG!"

Pemilik tangan yang begitu ringannya melayangkan sentuhan, berteriak sampai urat-urat le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status