Share

MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2
MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2
Author: Mayasa

BAB 1

“Selamat sayang, kau berhasil mendapatkan gelar spesialis bedah umum mu di usia dua puluh empat tahun. Ini hadiah dari kakak.” Ucap Ethan dengan penuh kasih pada adiknya yang baru menerima gelarnya yang baru.

Claire tersenyum, lalu mencium pipi kakaknya dengan singkat. “Terima kasih kakak, tapi aku lebih suka mobil baru, hehe.”

Ethan yang mendengar itu mencubit hidung adiknya dengan gemas, semenjak mereka hidup berdua di Jerman dan jauh dari ayah ibu, mereka tampak lebih akrab dan saling bergantung satu sama lain.

Bahkan demi sang adik bisa aman, Ethan rela memindahkan kantor perusahaannya ke Jerman meskipun menghabiskan dana yang cukup besar. Tapi demi keselamatan dan keamanan putri tunggal Filbert, Ethan rela menghabiskan segalanya.

“Ayah ibu tidak bisa datang?” Tanya Claire sambil melihat ke kanan dan ke kiri melihat apakah ada orang tuanya disana.

“Ayah ibu baru bisa terbang besok, ada badai yang membuat penerbangan harus diundur.” Jawab Ethan dengan lembut.

Claire mengangguk, tak merasa sedih dengan hal itu. “Jika begitu ayo kita makan enak!! Aku ingin makan makanan yang pedas!” Ucap Claire dengan penuh semangat.

Sore itu, Claire dan Ethan memilih restoran kecil di sudut kota yang terkenal dengan masakan pedasnya. Mereka tertawa dan bercanda sepanjang malam, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan.

Setelah makan malam, mereka berjalan pulang sambil berbicara tentang rencana masa depan Claire. "Jadi, setelah ini apa rencanamu, Claire? Akan terus bekerja di rumah sakit atau punya rencana lain?" tanya Ethan.

"Aku ingin terus bekerja di rumah sakit untuk beberapa tahun ke depan. Tapi aku juga ingin membuka klinik sendiri suatu hari nanti, klinik yang fokus pada pengobatan herbal dan tradisional," jawab Claire dengan mata berbinar.

Ethan tersenyum. "Itu rencana yang bagus. Aku yakin kamu bisa mencapainya. Kamu selalu bisa mencapai apa yang kamu inginkan."

Claire tersenyum lebar, gadis kecil dan cantik itu sekarang tumbuh menjadi gadis dewasa yang akan melanjutkan karirnya.

Ethan menatap adiknya dengan lembut, adik yang dulu sering dia gendong dengan penuh cinta kini harus hidup mandiri dan menyelamatkan kehidupan banyak orang dari tangannya yang kecil.

“Lalu kapan kakak akan menikah? Kakak sudah tidak muda lagi, kakek buyut dan kakek Kai sudah mendesak untuk menjodohkanmu kan? Hahaha.” 

Ethan tersenyum mendengar itu, meskipun benar tapi dia juga tak terlalu memikirkan ucapan kedua pria tua itu. “Aku akan menikah jika kamu sudah menikah, kakak tidak ingin meninggalkanmu sebelum kamu mendapatkan pasangan yang baik.” Jawab Ethan dengan senyumnya yang hangat.

Claire menaikkan alisnya, “Kak, aku masih lama untuk menjalani kehidupan pernikahan. Kau bisa menikah dengan wanita yang kakak cintai, kau tak perlu khawatir denganku, masih ada ayah dan ibu yang bisa menjagaku.”

Mendengar itu Ethan hanya tersenyum kecil, sebenarnya bukan alasan itu saja yang membuatnya belum ingin menemukan pasangan tapi ada hal lain yang dipertimbangkan.

Mereka tiba di apartemen mereka, Claire dengan semangat membuka pintu apartemen dengan kartu akses miliknya. Tapi begitu dia masuk.

DOR!

Sebuah kejutan membuatnya terkejut, "Selamat atas gelar barunya, putri Filbert!"

Claire yang terkejut langsung tersenyum lebar saat melihat ayah, ibu, kakek buyut, dan kakek Kaizer berada di sana sambil membawa terompet dan balon-balon yang menghiasi apartemen itu.

"Ini bukan pesta anak kecil umur lima tahun," ucap Claire sambil berpura-pura cemberut.

Kakek Kaizer tertawa. "Oh, Claire sayang, kau selalu menjadi putri kecil kami, tidak peduli berapa pun usiamu."

Lucia, ibu Claire, mendekat dan memeluknya erat. "Kami sangat bangga padamu, Claire. Kau telah mencapai begitu banyak di usia yang begitu muda."

Ayahnya, Dariel, mengangguk setuju. "Kami tahu ini bukan jalan yang mudah, tapi kau telah melaluinya dengan baik."

Claire merasakan hangatnya cinta keluarganya. Mereka semua duduk bersama di ruang tamu, berbagi cerita dan tawa. Malam itu terasa sempurna, dipenuhi dengan kebahagiaan dan kebersamaan.

Setelah beberapa saat, kakek buyut dengan kursi rodanya mendekati cucu kesayangannya.

“Sayangku, kesini mendekatlah pada kakek buyut.” Ucap tuan Albert pada Claire.

Claire tersenyum dan mendekat, “Ada apa kek?”

Tuan Albert merogoh saku di kemejanya, lalu mengeluarkan sebuah kunci disana.

“K-kakek ini?” Claire sangat terkejut melihat kunci itu.

“Iya, ini mobil yang selama ini kamu inginkan kan?” Ucap tuan Albert dengan lembut.

Claire terharu mendengarnya dan langsung memeluk kakeknya, menumpahkan tangis bahagianya. "Hei, kenapa malah menangis?" tanya kakek buyutnya dengan nada bercanda.

Claire menghapus air matanya dan tersenyum. "Aku sangat bahagia, Kek. Terima kasih banyak. Ini adalah hadiah terbaik yang pernah aku terima."

Semua orang di ruangan itu tersenyum melihat kehangatan dan kebahagiaan Claire. Malam itu mereka merayakan kesuksesan dan cinta keluarga yang tak tergantikan.

********

Keesokan harinya, Claire dengan jas putihnya dan rambut yang dia cepol ke atas tampak cantik dan segar. Ini hari pertamanya masuk kerja di rumah sakit terbesar di Jerman sebagai dokter spesialis bedah.

“Kamu cantik sayang, ibu rasa putri kecil yang nakal sekarang sudah jadi wanita yang cantik dan mandiri.” Ucap Lucia dengan tersenyum hangat saat memasuki kamar putrinya.

Claire berbalik dan menatap ibunya, “Ibu jangan bahas masa lalu, aku malu.”

Lucia terkekeh, “Ibu masih mengingat jelas bagaimana kamu saat kecil suka memanjat pohon jambu seperti anak laki-laki. Dan menangis saat jatuh.”

Claire ikut tertawa, “Iya, bekas lukanya masih ada di kaki.”

Lucia tersenyum mendengar itu lalu memegang tangan putrinya, “Tapi entah mengapa ibu rasa ibu tak rela kamu bekerja hari ini, seolah itu hari terakhir kamu bersama dengan ibu.”

Claire tersenyum mendengarnya, “Apa sih yang ibu pikirkan, ya sudah aku berangkat dulu.” Ucap Claire sambil mencium ibunya singkat.

“Kamu tak sarapan pagi?”

“Tidak, aku ada shift pagi!” Ucap Claire sambil berlalu meninggalkan apartemen tersebut.

Dengan mobil barunya dia berangkat ke rumah sakit, jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit. Claire merasa harus cepat atau dia akan terlambat di hari pertamanya masuk.

Dengan kecepatan yang cepat dia menarik pedal gas lebih dalam, “Sial, lampu merah.” Gumam Claire saat melihat diujung sana lampu merah harus menghentikannya tapi dia tak bisa berhenti sekarang.

Dengan nekat dia menerobos lampu merah begitu saja tanpa mengetahui di seberang arah ada mobil hitam yang melaju kencang ke arahnya dan kecelakaan tak bisa di hindarkan.

Claire memejamkan matanya menunggu rasa sakit dari hantaman yang akan tiba, tapi  lama tak merasakan apapun dia langsung membuka matanya dan melihat banyak orang yang berlari ke arah sebelah kanannya.

Dia kemudian melihat ke arah orang-orang itu berlari. Begitu terkejutnya dia saat melihat mobil hitam itu memilih menghantam tiang besi di sana. Claire merasa jantungnya berhenti sejenak.

Claire keluar dari mobilnya dengan cepat, berlari ke arah mobil hitam itu. Di dalam, seorang pria tergeletak tak bergerak di kursi pengemudi, darah mengalir dari kepalanya. Claire segera memeriksa denyut nadinya dan merasa lega menemukan bahwa dia masih hidup, meski dalam kondisi kritis.

“Panggil ambulans! Cepat!” teriak Claire kepada orang-orang di sekitarnya. Dia melakukan pertolongan pertama dengan apa yang dia bisa di tempat itu, mencoba menghentikan pendarahan dan memastikan pria itu tetap sadar.

“Maafkan aku, aku akan menyelamatkanmu.” Ucap Claire diakhir kesadaran pria itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status