Share

BAB 5

Semua orang membeku, menahan nafasnya saat mendengar apa yang diucapkan Claire disana.

“Apa kamu gila?!” Ethan yang paling terlihat murka disana.

Lucia hanya menghela nafasnya sedangkan Dariel menatap putrinya dengan pandangan yang serius.

Tuan Kaizer langsung turun tangan, dia mengejar tuan Edmond dan memberinya pelajaran karena membuat keluarganya menjadi seperti ini.

Dia berlari dan saat melihat punggung tuan Edmond, tanpa aba-aba dia langsung membalikkan tubuh pria itu dan membogemnya di lorong rumah sakit tersebut.

“Bajingan, kau membuat cucu kesayanganku sengsara?!!”

Edmond terhuyung ke belakang, terkejut oleh serangan tiba-tiba dari Tuan Kaizer. Dia mengusap pipinya yang memerah dan berdiri dengan tatapan marah. "Apa yang kau lakukan, orang tua?! Kau gila?!"

Tuan Kaizer, dengan wajah merah padam dan napas berat, mendekati Edmond dengan tatapan penuh amarah. "Kau tak punya hak untuk memaksa cucuku menikah! Kau hanya memanfaatkan situasi ini untuk keuntunganmu sendiri!"

Beberapa staf rumah sakit yang melihat kejadian itu segera mendekat untuk melerai mereka. "Tolong, tenang! Ini rumah sakit!" seru salah satu perawat, mencoba memisahkan mereka.

Claire yang mendengar keributan di luar, bergegas keluar dari kamar Tuan Albert dan melihat kakeknya bersitegang dengan Edmond. Dia berlari mendekat, memegang lengan Tuan Kaizer. "Kakek, tolong tenang. Ini tidak akan menyelesaikan apa-apa."

Edmond, yang masih terlihat marah, melirik Claire. "Cucu kesayanganmu sudah setuju untuk menikah. Jangan membuat semuanya menjadi lebih sulit."

Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Tuan Edmond, maafkan kakek saya. Saya akan menikahi putra anda, tapi bisakah saya diberi waktu? Keluarga saya butuh waktu untuk menerimanya."

Edmond memperbaiki jasnya, mencoba mengendalikan emosinya. "Baiklah, aku akan memberi kalian waktu. Tapi ingat, aku tidak akan menunggu selamanya."

Setelah Edmond pergi, Claire memandang keluarganya dengan tatapan penuh penyesalan. "Maafkan aku, semua. Aku tahu ini sulit, tapi aku merasa ini adalah tanggung jawabku. Aku tidak ingin ada lagi masalah atau konflik."

Dariel, yang sedari tadi diam, mendekati putrinya dan merangkulnya dengan penuh kasih. "Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, Claire. Jika ini adalah keputusanmu, kami akan mendukungmu. Tapi pastikan ini benar-benar apa yang kau inginkan."

Claire mengangguk, merasa sedikit lega dengan dukungan keluarganya. "Terima kasih, Ayah. Aku hanya berharap semuanya akan membaik."

*********

Dan hari yang menegangkan tiba, di cermin Claire menatap pantulan dirinya. Dia tak membubuhkan make up tebal disana, hanya riasan kecil dan gaun pengantin sederhana yang menjadi busana di hari yang seharusnya spesial untuknya saat ini.

“Kau cantik sayang.” Ucap Lucia dengan lembut pada putrinya, sebagai ibu dan pernah merasakan hal seperti ini dia tahu bagaimana perasaan putrinya.

Claire tersenyum, “Terima kasih ibu.”

Lucia tersenyum lalu memberikan sebuah dokumen untuk Claire, “Simpan baik-baik dokumen ini, jangan beritahu siapapun.”

Claire bingung, “Ini apa,ibu?”

Lucia tersenyum penuh arti, “Aku dan ayahmu sudah merencanakanmu, disaat penandatangan surat pernikahanmu nanti kau harus menyelipkan ini. Ini adalah perjanjian pernikahan. Ibu dan ayah akan membebaskanmu setelah pria itu sembuh, jadi tolong jaga diri dengan baik disana. Ayah dan ibu akan selalu melindungimu dari jauh.”

Claire yang mendengar itu langsung memeluk ibunya, menumpahkan tangisnya, tangis kesedihan, bahagia dan juga haru dalam waktu yang sama.

Dia tak menyangka ayah dan ibunya bisa memikirkan hal seperti ini untuk melindunginya, “Terima kasih, ibu.”

Lucia memeluk Claire erat, mengusap punggungnya dengan lembut. "Kami selalu di sini untukmu, sayang. Kami ingin kau tahu bahwa meskipun ini adalah keputusan yang sulit, kau tidak sendirian. Kami akan selalu mendukungmu."

Setelah beberapa saat, Claire melepaskan pelukan ibunya dan menghapus air matanya. "Aku akan melakukan ini dengan sebaik mungkin, Bu."

Lucia tersenyum lembut dan mengangguk. "Kami percaya padamu, Claire. Sekarang, mari kita pergi. Semua orang sudah menunggu."

Dengan hati yang sedikit lebih ringan karena dukungan keluarganya, Claire berjalan menuju tempat pernikahan. Suasana di sana sangat kontras dengan perasaannya. Taman yang indah dihiasi dengan bunga-bunga segar dan pita putih, memberikan suasana yang seharusnya penuh kebahagiaan. 

Di altar, Edmond berdiri dengan tatapan penuh arti. Di sampingnya, pria yang akan menjadi suaminya terbaring di ranjang rumah sakit yang sudah disiapkan. Claire berjalan dengan langkah mantap, mencoba menenangkan diri.

Upacara berlangsung dengan lancar, namun saat tiba saatnya untuk menandatangani surat pernikahan, Claire merasakan ketegangan yang luar biasa. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mengeluarkan dokumen perjanjian pernikahan yang diberikan ibunya dan menyelipkannya di antara surat-surat lainnya.

Selesai menandatangani, Claire menghela napas panjang. "Sekarang semuanya resmi," pikirnya. Dia melihat keluarganya yang berdiri di belakang, memberikan senyum penuh dukungan.

Setelah upacara selesai, Claire berdiri di samping ranjang suaminya yang koma. Dia menggenggam tangan pria itu dengan lembut. "Aku tidak tahu bagaimana hidup kita akan berjalan setelah ini, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membuatmu cepat sadar," bisiknya.

Tuan Edmond mendekati mereka dan menatap Claire dengan tatapan tajam. "Sekarang kau adalah bagian dari keluarga kami. Aku harap kau tidak akan mengecewakan kami."

Claire mengangguk pelan. "Aku akan melakukan yang terbaik."

Lalu melirik ke arah pria yang telah menjadi suaminya, meskipun matanya tengah tertutup aura yang dikeluarkan oleh pria itu cukup membuatnya terkesan.

Dia akan melakukan semua cara agar pria itu bisa cepat sadar dan pulih seperti sebelumnya, lalu kembali ke keluarganya yang saat ini tengah menatap dengan tak rela disana.

Leonidas Orion Hawthorne, nama pria yang menjadi suaminya. Itu sangat cocok dengan wajahnya yang tampan dan tegas.

Claire akan mengingat itu, dan dia sekarang menjadi Claire Filbert Hawthorne. Bagian dari keluarga Hawthorne saat ini. Meskipun dia menjadi keluarga Hawthorne, dia tak mau melepas marga keluarganya meskipun secara hukum dia harus melepaskannya.

“Ayo pergi.” Suara Tuan Edmond yang dingin menginstruksikan Claire untuk pergi dari acara pernikahan ini.

Tak ada pesta untuk acara ini. Setelah upacara, Claire akan dibawa pergi ke mansion Hawthorne. Claire mengangguk setuju dan mengikuti tuan Edmond, sedangkan Leonidas di dorong oleh perawat untuk dibawa ke mansion.

“Sayang, apa kamu tidak bisa tinggal bersama kami saja?” Tanya tuan Kaizer, karena dia tak percaya tuan Edmond akan memperlakukan cucunya dengan baik.

Claire berhenti sejenak, menatap kakeknya dengan tatapan penuh rasa sayang dan kepercayaan. "Aku tahu ini sulit, Kakek, tapi aku harus melakukannya.Aku janji, aku akan baik-baik saja," ucap Claire dengan suara lembut, mencoba meyakinkan kakeknya.

Keluarga Filbert menatap dengan tatapan sedih saat putri kesayangan Filbert harus dibawa oleh keluarga Hawthorne. Claire juga menatap keluarganya dari dalam mobil yang semakin menjauh.

Sementara itu, tuan Edmond tersenyum miring di samping Claire yang terlihat sengsara meninggalkan keluarganya.

“Ini masih belum seberapa, air matamu akan kering di dalam mansionku.” Batin tuan Edmond dengan tatapan dingin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status