Suasana mansion Hawthorne, seorang menantu dan ayah mertua pertama kali dalam satu meja makan yang sama.Malam ini, Claire diundang oleh pria paruh baya tersebut untuk makan malam perdana.“Bagaimana dengan keadaan putraku?” Tanya tuan Edmond di tengah makan malam mereka.Claire yang santai hanya menjawab seadanya, “Baik-baik saja, sepertinya putramu sedang mimpi wanita cantik disana sehingga lama sadar dari komanya.” Jawab Claire asal.Tuan Edmond menatap Claire tajam, tidak senang dengan jawaban santai itu. "Aku harap kau serius dalam merawatnya, Claire," katanya dengan nada yang lebih serius. "Keluarga ini tidak bisa terus dalam keadaan seperti ini."Claire meletakkan sendoknya dengan perlahan, menghadap langsung pada pria paruh baya di depannya. "Tuan Edmond, saya sangat serius dalam merawat Leonidas. Setiap hari saya memberikan perawatan terbaik yang bisa saya berikan. Tetapi, saya tidak bisa memaksa dia untuk sadar lebih cepat. Itu semua tergantung pada tubuhnya sendiri."Tuan E
Tuan Edmond yang berada di ruangannya terkejut saat mendapati laporan dari Adam tentang akuisisi perusahaan teh hijau atas nama Leonidas.“Panggil Kendrick sekarang, aku butuh penjelasan.” Titahnya dengan tegas untuk memanggil asisten putranya tersebut.Adam segera mengangguk dan pergi dari ruangan yang serba hitam tersebut.Tuan Edmond tampak merenung dalam diam, “Tidak mungkin Kendrick mengakuisisi perusahaan atas nama Leonidas tanpa persetujuannya.” Gumamnya.Hingga beberapa waktu kamudian Kendrick bersama Adam datang ke ruangannya.“Tuan besar, anda memanggil saya?” Tanya Kendrick dengan sopan dan tetap tenang.“Jelaskan tentang perusahaan teh itu.” Ucapnya dengan tegas.Kendrick mengangguk, “Sebelum kejadian naas menghampiri tuan Leonidas, beliau sudah merencanakan ingin mengakuisisi perusahaan teh tersebut. Dan hari ini adalah peresmiannya, sehingga itu bukanlah hal yang baru, tuan.” Ucapnya dengan tenang, menyembunyikan kenyataan bahwa sebenarnya Leonidas telah sadar dan baru m
Kendrick yang mendapat tombol peringatan langsung menuju ke kamar tuannya.Namun saat dia mencoba masuk, tiba-tiba dia melihat Claire di depan kamar tuannya hal itu membuatnya mengernyitkan dahinya. Tapi dia berusaha tak peduli dan ingin masuk.“Eh- mau kemana?” Tanya Claire pada Kendrick.“Saya ingin masuk karena ada keperluan, nyonya.” Jawabnya dengan mempertahankan ekspresinya yang tenang.“Untuk apa? Di dalam ada kekasih tuanmu. Dia bisa marah jika kau mengganggunya.”Mendengar itu Kendrick bingung sekaligus terkejut, “Kekasih? Tuan tidak memiliki kekasih, nyonya.”“Lalu tadi di dalam sia-” Sebelum Claire menyelesaikan kalimatnya, Kendrick segera masuk ke dalam. Claire yang melihat itu langsung mengikutinya.Dan mereka hampir melihat adegan ciuman, dimana Alexandra ingin mencium Leonidas disana.Tentu saja hal itu segera di cegah oleh Kendrick.“Nona Alexandra, mohon jaga sikap anda.” Ucap Kendrick dengan tegas pada wanita yang selama ini mengejar Leonidas tanpa kenal lelah.Alexa
Claire yang sangat mengantuk tertidur hingga jam tiga sore, padahal dua jam lagi dia harus pergi ke pesta perayaan.Hal itu membuat tuan Edmond yang menatapnya marah, terlebih wanita itu dengan nyamannya memeluk putranya tanpa melakukan tugasnya dengan baik.Dengan kasar dia langsung menarik tangan Claire.Claire terbangun dengan kaget ketika merasa tangannya ditarik dengan kasar. Dia langsung duduk tegak, matanya masih setengah mengantuk, dan butuh beberapa detik untuk menyadari situasinya. Ketika dia melihat Tuan Edmond yang berdiri di hadapannya dengan ekspresi marah, dia segera memahami apa yang terjadi."Apa yang sedang kau lakukan, Claire?" Tuan Edmond bertanya dengan suara dingin, matanya tajam menatapnya. "Kau seharusnya mempersiapkan diri untuk acara perayaan perusahaan, bukan tidur di sini dengan nyaman."Claire mengerjap, berusaha untuk fokus dan meresapi kemarahan Tuan Edmond. Dia tahu bahwa tindakan ini tidak akan memperbaiki situasi, tetapi rasa kantuknya begitu kuat seh
“Nyonya, apakah anda benar istri tuan Leonidas?”“Nyonya, saya mendengar anda juga yang telah menyebabkan tuan Leonidas koma.”“Kenapa pernikahan anda di sembunyikan? Apakah ini terkait kecelakaan itu?”“Nyonya, mohon jawab pertanyaan kami.”Seluruh wartawan berbondong-bondong bertanya pada Claire saat mereka melihat wanita itu keluar bersama asisten pribadi Leonidas.Claire merasa dadanya berdebar kencang saat mendengar pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan oleh para wartawan. Kilatan lampu kamera terus menerus menerangi wajahnya, membuatnya merasa terpojok. Meskipun begitu, dia berusaha menjaga ketenangannya.Kendrick yang berada di samping Claire segera merespons dengan cepat. "Mohon maaf, kami tidak akan menjawab pertanyaan saat ini. Nyonya Claire di sini untuk menghadiri acara perayaan ulang tahun perusahaan. Silakan tunggu pernyataan resmi dari keluarga Hawthorne."Namun, para wartawan terus mendesak, mencoba mendapatkan reaksi dari Claire. Sadar bahwa dia tidak bisa meng
“Hohoho, lihatlah, menantu anda sangat cantik tuan Edmond. Terlebih dari keluarga Filbert. Kau seperti menemukan berlian.” Ucap tuan Derrick pada tuan Edmond sambil meminum anggurnya dengan tenang. Tuan Edmond tersenyum tipis mendengar pujian dari Tuan Derrick, meskipun di dalam hatinya ada kebencian yang disembunyikan terhadap Claire. "Tentu saja, Derrick. Dia memang cantik dan datang dari keluarga yang berpengaruh. Sebuah kombinasi yang tidak bisa ditolak, bukan?" Claire yang mendengar percakapan itu dari kejauhan hanya tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Dia tahu bahwa di balik semua pujian itu, Tuan Edmond tidak pernah benar-benar menginginkannya sebagai menantu. Semua ini hanyalah permainan politik untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh keluarga mereka. Namun, Claire bertekad untuk tidak menunjukkan kelemahan di hadapan orang-orang seperti Tuan Derrick dan Edmond. Dia mengangkat gelas anggurnya dengan elegan, memutuskan untuk menjalani malam ini de
“Benar, kau suapkan obat itu pada Leonidas. Tapi jangan menyentuhnya karena terakhir kali kau membuatnya hampir serangan jantung.” Ucap Claire yang mempertahankan senyum palsunya.Alexandra mengangguk patuh dan mengikuti instruksi Claire.Claire yang melihat itu tersenyum, “Kau melakukan yang terbaik. Aku akan mengawasimu disana sambil berjaga-jaga jika keadaan Leonidas down.” Ucap Claire.Claire kemudian mengambil buku kedokterannya untuk membunuh waktu disini, sesekali dia juga melihat Alexandra melakukannya dengan baik.Tapi tunggu..Claire secara singkat seperti melihat kerutan di dahi Leonidas.Dia langsung berdiri dan memperhatikannya, tapi wajah pria itu kembali normal sehingga dia sulit menyimpulkan apakah dia salah lihat atau memang pria itu sudah sadar.Karena tidak ingin mengganggu, dia kemudian kembali ke tempat duduknya.“Sepertinya aku harus memeriksanya sendiri nanti.” Batinnya.Dan seharian itu, Alexandra dengan semangat merawat Leonidas disana.“Sudah sore, sudah wakt
“Dia sudah sadar?!” Tuan Edmond langsung berdiri mendengar laporan dari Adam jika putranya telah siuman dari komanya.Tanpa menunggu lama dia langsung bergegas menuju ke kamar Leonidas, dia harus segera menemui putranya untuk memastikan apa yang dikatakan oleh Adam bukanlah omong kosong.Begitu dia masuk, disana putranya duduk bersandar di kepala ranjang ditemani oleh asistennya.Tuan Edmond menaikkan alisnya lalu mengedarkan pandangannya mencari Claire, kemana wanita itu sekarang.“Kau akan terus berdiri disitu, ayah?” Ucap Leonidas dengan tenang.Tuan Edmond menatap datar putranya, tak ada riak yang terlihat menggembirakan namun dia hanya memastikan jika pewarisnya tetap hidup dan sadar saat ini.Tuan Edmond menatap Leonidas dengan pandangan tajam yang penuh perhitungan. Meskipun ada sedikit kelegaan karena putranya akhirnya sadar, dia tetap menyembunyikan perasaannya di balik wajah yang tenang. "Aku hanya memastikan bahwa kau benar-benar sudah kembali, Leonidas," jawab Tuan Edmond