Share

Bab 19

Mia sudah sibuk memotong sayuran. Beberapa hari berlalu semenjak kedatangan Mbak Winda. Perempuan itu membuat hari-harinya kembali tidak nyaman. Terlebih urusan Mas Ardi yang juga belum selesai. Beruntung kini dia sudah mulai membuka warteg di depan kontrakan kecilnya, jadi memiliki kesibukan tambahan dan bisa menepis persoalan yang dibawa kakak iparnya itu.

Hari itu beruntung Mas Akim lewat membonceng perempuan. Mbak Winda langsung cabut dan mengajak Mbak Wilda mengikutinya. Entah apa yang terjadi di depan sana. Mia tidak ingin meski sekedar bertanya.

Hidupnya kini lebih fokus pada apa yang akan diraihnya. Julukan ipar miskin yang kerap kali disematkan Mbak Winda membuat dirinya semakin giat bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Etalase bekas yang dipesannya sudah datang. Meski tidak tampak kembali seperti baru, akan tetapi keapikan tangan Hafid membuat kaca yang kusam itu bening kembali. Beberapa lauk sudah matang. Ada balado ikan, balado telur, telur dadar, gorengan tahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status