Share

Bab 24

“Mbak Winda!”

“Winda!”

Hafid dan Bu Romsih memekik bersamaan. Keduanya memburu sosok yang tergeletak di lantai itu. Ada darah mengalir yang membuat Hafid dan Bu Romsih memekik ketakutan.

Hafid mencari kain untuk mengikat pergelangan tangan Mbak Winda agar darah yang keluar tidak terlalu banyak. Lalu dia menggendong dan manaikannya ke atas sepeda motor, diikatnya tubuh Mbak Winda menggunakan kain ke perutnya. Hafid mengajak Bu Romsih untuk memegangi Mbak Winda di belakang.

Bian, yang sedang bermain dikunci dari luar oleh Bu Romsih. Ditutup juga pintu arah ke dapur agar balita itu tidak pergi ke mana-mana. Terpaksa, tidak ada pilihan.

Dengan susah payah akhirnya motor yang ditumpangi Hafid tiba di klinik terdekat. Bu Romsih berteriak-teriak panik meminta pertolongan. Beberapa orang petugas medis berlari berhamburan ke arah mereka.

“Astagfirulloh!” pekik para petugas medis melihat darah yang mengalir di pergelangan tangan Mbak Winda.

Semuanya tampak kalang kabut dan tergesa membawa Mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status