Share

Bab 18

“Assalamu’alaikum!” Suara seorang wanita membuyarkan pikirannya. Hafid menoleh pada arah suara.

“Wa’alaikumsalam. Eh, Bibi ada apa, ya, Bi?” Hafid menyalami wanita paruh baya yang beberapa hari lalu berkunjung ke tempatnya.

“Hafid, Mia ada? Pamannya kritis. Sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit.” Dia memandang Hafid. Tampak ada tersirat raut cemas di wajahnya.

“Astagfirulloh!” Hafid beristighfar.

“Mia! Dek!” Hafid tergopoh ke dalam. Dijumpainya Mia yang tengah sibuk dengan gawainya.

“Ada apa, Mas?” Mia menatap Hafid.

“Diluar ada Bi Itin, Dek! Paman kritis katanya!” Hafid menyampaikan pesan wanita paruh baya itu.

“Astagfirulloh!” Mia beranjak. Dia keluar menemui wanita yang pernah direpotkannya itu. Ya, meskipun tidak sepenuhnya benar. Namun tetap saja Bi Itin lah yang dulu berjasa menampungnya di rumah mereka.

“Bibi, Paman di rumah sakit mana?” Mia menatap kasihan pada Bi Itin.

“Bibi juga belum tanya tadi Saskia bawa ke rumah sakit mana, Mia. Bibi khawatir banget sama keadaann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status