Istri Manja Om Duda

Istri Manja Om Duda

last updateLast Updated : 2023-11-30
By:  HannfirdaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
112Chapters
31.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Reina merasakan dunianya jungkir-balik ketika kedua orang tuanya meninggal dalam suatu kecelakaan. Di tengah duka yang melanda, seorang duda ganteng tiba-tiba saja mendatanginya bersama pengacara papanya yang memberitahukan bahwa duda itu merupakan calon suaminya. "Ha? Kenal aja enggak! Calon suami? Tapi saya punya pacar lho, Pak Pram." "Ya tinggal diputusin," cetus si Om Duda. "Gitu aja apa susahnya sih?" Lantas, bagaimana kehidupan Reina yang terikat dengan Om Duda bernama Alex itu?

View More

Chapter 1

Chapter 01

"Perkenalkan, ini calon suami kamu, Reina."

Reina membelalak.

"Ha? Kenal aja enggak! Calon suami? Tapi saya punya pacar lho, Pak Pram."

"Ya tinggal diputusin," cetus si Om Ganteng. "Gitu aja apa susahnya sih?"

Reina mendelik tak suka. Siapa sih manusia dengan tingkat percaya diri yang tinggi itu? Kenapa ikut-ikutan segala? Kan Reina makin kesal!

Jika yang terjadi sekarang ini merupakan sebuah mimpi, tolonglah! Siapa saja—tolong bangunkan Reina!

Mulai dari kematian orang tuanya, hingga pada detik Pak Pram—pengacara papanya—datang ke rumah dan membawa om-om ganteng yang diperkenalkan sebagai calon suaminya.

Dunia memang sedang kacau-kacaunya. Tetapi jika permintaan terakhir papanya ialah menikahi om-om ganteng yang kelewat ketus itu, bisa dipastikan Reina yang akan terguncang dan dunianya yang oleng sana-sini.

Pak Pram menjentikkan jari tepat di depan Reina untuk menyadarkan gadis itu. Sebab mulutnya menganga begitu lebar, harus ditutup supaya tidak membuat ilfeel si Om Ganteng dan tidak menelan lalat.

"Eherm," Reina berdeham. Masih terkejut, tapi berusaha untuk tetap tampil cantik. Tidak bisa dimungkiri, laki-laki yang duduk di samping Pak Pram itu membuatnya gugup. Entah karena mau mengajak bertempur atau adu tatapan tajam, yang jelas Reina bakalan kalah.

"Sebentar ya, Pak Pram. Ini saya lagi bermimpi kan? Mimpi itu bisa beragam jenisnya, jadi kemungkinan besar saya masih tidur di kamar saya." Reina bangkit. "Kalau begitu? Saya balik ke kamar dulu ya, Pak? Saya balik tidur lagi biar bisa bangun ke dunia nyata."

Reina sungguh kembali ke kamarnya. Pak Pram dan Om Ganteng menunggu dengan sabar di ruang tamu. Mereka membiarkan Reina bertingkah semaunya.

Sepuluh menit kemudian, Reina berlari sekuat tenaga ke ruang tamu untuk memastikan keberadaan Pak Pram dan Om Ganteng.

"Lho? Bukan mimpi?"

Pak Pram tersenyum kalem, "Sayangnya tidak, Nona. Begitu juga dengan permintaan terakhir Tuan Besar mengenai masa depan Nona."

Reina memandang ngeri Om Ganteng yang memberikan tatapan menghunus itu. Dia harus menikah dengan laki-laki itu? Padahal dia sendiri mempunyai pacar. Papanya saja tau, tapi tetap melayangkan permintaan terakhir seperti itu.

"Nona Reina?"

"I-iya, Pak?"

"Saya hanya menjalankan permintaan terakhir Tuan Besar dengan sepenuh hati. Maaf kalau lancang, tapi saya harap, Nona bisa memikirkannya dengan baik. Ini permintaan Tuan Besar yang sangat berharga dan pastinya sebisa mungkin harus dilakukan."

Reina menduduki salah satu sofa tunggal dengan gumaman yang tak dapat didengar oleh dua laki-laki itu. Sesungguhnya dia masih berduka. Belum genap satu minggu kedua orang tuanya berpulang ke hadapan Tuhan, sekarang malah mendapatkan kenyataan semacam ini.

Menikah bukan perkara sepele. Diam-diam, Reina mempunyai keinginan untuk berdiri di atas pelaminan bersama pacarnya—Andre. Tahun depan, dia mengharapkan rencana itu berjalan mulus. Namun orang tuanya telah tiada.

Maka haruskah dia mewujudkan permintaan terakhir papanya itu?

Seharusnya memang iya, tetapi hatinya masih dirundung pilu. Begitu pula dengan kebingungan yang merajalela.

"Kasih saya waktu, Pak Pram." Reina memberanikan diri untuk menatap Pak Pram dan Om Ganteng itu secara bergantian. "Terima kasih sudah memberitahu saya soal perjodohan ini, tapi saya masih harus memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan hubungan saya dengan pacar saya."

"Baik, Nona Reina."

Pak Pram berdiri, ikuti Om Ganteng yang masih memberinya tatapan peperangan. Reina tidak paham. Sebenarnya laki-laki mau apa sih? Dia kemari cuma mau mengibarkan bendera perang atau bagaimana?

"Tiga hari, cukup?"

"Ha? Apanya, Pak?"

"Keputusan Nona Reina, saya beri waktu tiga hari, cukup kan?"

"Lah? Cepet banget, Pak? Biasanya juga orang-orang selalu ngasih waktu satu atau dua minggu, apalagi ini soal perasaan lho, Pak! Masa perasaan saya cuma bernilai tiga hari aja?"

Pak Pram hanya mengulum senyum. Sudah biasa melihat tingkah ajaib Reina yang tidak bisa berlaku feminim atau elegan. Maka dari itu, almarhum papanya—Hindrawan, menyisihkan waktu untuk menulis permintaan terakhir tersebut yang berhasil dititipkan ke tangannya.

"Tiga hari lagi saya datang ke sini, Nona Reina. Sekalian dengan lamarannya yang akan diadakan malam itu juga."

"Loh? Kok langsung ngegas, Pak?!"

"Maaf, Nona Reina. Saya hanya melakukan sesuatu yang telah dipersiapkan oleh Tuan Besar. Beliau telah mempersiapkan segalanya. Lamaran diadakan secepat mungkin begitu Nona setuju untuk berpisah dengan pacar Nona, diikuti pernikahan yang akan diselenggarakan dua pekan setelahnya."

"Ha?"

Reina kembali membuka mulutnya lebar-lebar. Sudah pemberitahuannya mendadak, pernikahannya pun mendadak. Diam-diam, sudut mata gadis itu mendapati Om Ganteng yang menatapnya seperti hendak menguliti hidup-hidup.

•••••

"Nikah?"

"Kok Andre nggak kabar-kabar sih?"

Reina memberengut kesal. Dipandanginya kedua sahabatnya secara bergantian. "Bukan sama Andre."

Siang itu Reina bertemu dengan dua sahabatnya untuk membahas permintaan mendiang papanya yang sangat mendadak. Pasalnya, baru beberapa hari yang lalu gadis itu membahas rencana dan keinginannya untuk menikah dengan Andre. Tiba-tiba saja, semuanya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Lah? Terus sama siapa?" tanya gadis berambut sebahu yang bernama Tara.

Satu lagi sahabatnya yang bernama Rendi, menyimak dengan kening berkerut. Reina mendengus lelah. Berbagai jenis masakan yang tersaji di hadapannya tidak ada yang mampu menggugah selera makannya. Kenyataan mengenai masa depannya yang harus menikah dengan seorang om-om itu sungguh menguras pikiran.

"Nikah sama om-om."

Hening.

Tara menghentikan kunyahannya, sedangkan Rendi berkedip selama beberapa kali. Reina memandang keduanya, menantikan reaksi lanjutan macam apa yang akan dia dapatkan.

Tetapi ekspetasinya hancur ketika dua manusia itu malah mengangguk dan meneruskan kegiatan masing-masing.

"Ganteng nggak?"

"Duda atau memang perjaka tua nih?"

"Ya ganteng sih, eh—kok kamu malah bingung soal ganteng atau enggaknya sih? Nggak bingung sama masa depanku?" Gerutu Reina. Gadis itu sedikit kesal, bukannya mereka memberi masukan terkait apa yang harus dia lakukan, justru mereka menanyakan ketampanan calon suaminya yang dipaksakan itu.

Memang pernikahannya itu merupakan permintaan terakhir sang papa. Tetapi kalau dia belum siap, bagaimana?

Dia juga tidak bisa menjamin apakah Om Ganteng itu baik atau tidak. Begitu pula dengan statusnya.

"Kalau status, aku memang nggak tau—bisa jadi duda, bisa jadi masih single dan perjaka. " Ucap Reina mengangkat bahunya sembari menyesap minuman yang ada di tangannya.

Belum sempat minuman itu masuk ke tenggorokannya, Reina seolah membeku ketika merasakan sentuhan dari tangan seorang lelaki di bahunya.

"Saya duda."

•••••

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zacky Rizky Akbar
bagus banget
2024-10-19 03:16:45
1
user avatar
Hannfirda
Holaaa bagi para pembaca yang mau membaca karya terbaruku berjudul Janda Milik Sang Aktor, bisa dicari di profilku ya! Omong-omong, cerita baru ini merupakan kisahnya Tara—yap, sahabatnya Reina. Sampai ketemu di lapaknya Noah dan Tara ya~
2023-12-10 13:01:50
1
user avatar
Aris Santoso
Bagus.. Baru sampe bab 47
2023-11-26 11:05:59
2
user avatar
Anies
hai, kak author salam kenal
2023-11-21 23:20:33
1
user avatar
Hannfirda
Halo, terima kasih untuk para pembaca yang sudah datang ke cerita pertamaku ini. Jangan lupa kasih ulasan, apalagi dalam bentuk krisar, supaya aku bisa memperbaiki tulisanku lagi. Dan jangan lupa sisipkan bintang yaaaa
2023-11-20 07:36:12
2
user avatar
Rich Mama
Ceritanya keren ...
2023-11-18 10:21:52
2
112 Chapters
Chapter 01
"Perkenalkan, ini calon suami kamu, Reina."Reina membelalak. "Ha? Kenal aja enggak! Calon suami? Tapi saya punya pacar lho, Pak Pram.""Ya tinggal diputusin," cetus si Om Ganteng. "Gitu aja apa susahnya sih?"Reina mendelik tak suka. Siapa sih manusia dengan tingkat percaya diri yang tinggi itu? Kenapa ikut-ikutan segala? Kan Reina makin kesal!Jika yang terjadi sekarang ini merupakan sebuah mimpi, tolonglah! Siapa saja—tolong bangunkan Reina! Mulai dari kematian orang tuanya, hingga pada detik Pak Pram—pengacara papanya—datang ke rumah dan membawa om-om ganteng yang diperkenalkan sebagai calon suaminya. Dunia memang sedang kacau-kacaunya. Tetapi jika permintaan terakhir papanya ialah menikahi om-om ganteng yang kelewat ketus itu, bisa dipastikan Reina yang akan terguncang dan dunianya yang oleng sana-sini.Pak Pram menjentikkan jari tepat di depan Reina untuk menyadarkan gadis itu. Sebab mulutnya menganga begitu lebar, harus ditutup supaya tidak membuat ilfeel si Om Ganteng dan ti
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more
Chapter 02
"Saya duda."Byurrr~"Astaga, Reina!" Pekik Tara yang langsung mengambil tisu untuk mengusap wajahnya. "Kok main nyembur aja?!"Rendi malah memejamkan mata. Menghela napas, lalu memandang jalanan dengan tangan kanan yang meraih sapu tangan. Reina membuka mulut lebar-lebar. Dari sekian tempat yang ada di dunia ini, mengapa dia harus bertemu dengan Om Ganteng di restoran yang dijejaki bersama dua sahabatnya itu?Gadis itu menggeleng, menepuk pipinya sendiri. "Aduh!" Meringis, Reina langsung menatap tajam Om Ganteng. Teringat dengan perkataan laki-laki itu yang berhasil mengejutkannya tadi.Dia duda??? batinnya memekik heboh."Kalian teman-temannya Reina? Silakan pesan lagi, tidak perlu membayar. Ini restoran saya." Ucap Om Duda yang berhasil mengejutkan tiga manusia di hadapannya itu. "Makasih, Om. Om namanya siapa?"Alex.""Alexander Graham Bell?" tanya Tara, menampikkan tawa kecilnya.Tara langsung mendapat tepukan dari Reina dan Rendi secara bersamaan. Perempuan itu berseru, lalu m
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more
Chapter 03
"Cih! Baru ketemu, udah akrab banget, sampai sahabatnya sendiri dilupain!"Reina sengaja tidak menjawab panggilan masuk dari kedua sahabatnya. Dia masih kesal lantaran berada di kubu Om Duda alias Alex. Padahal baru bertemu, tapi kok sudah setuju-setuju saja?Kenapa pula mereka tidak bisa menerima hubungannya dengan Andre?Dari dulu yang ada hanya penolakan. Saat Reina menceritakan kegiatannya dengan Andre pun, mereka hanya mendengarkan seadanya. Tidak terlalu menaruh perhatian. Seolah membiarkan Reina berada dalam jaring tak kasat mata bernama Andre. Tidak terasa pun, Pak Pram sudah datang lagi. Menangih jawaban yang sangat tak ingin diutarakan. Namun sesungguhnya, jawabannya tidak cukup berarti. Segalanya sudah diatur. Tepat malam ini, lamaran akan dilangsungkan. Pak Pram sekadar bertanya hanya untuk memuaskan rasa kecewa akibat tidak pernah ditanyai apa pun soal perjodohan ini. "Pak Pram kayaknya setuju ya? Kalau saya menikah sama Om Duda itu."Alis kanan Pak Pram terangkat ting
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more
Chapter 04
"Apa maksudmu, Reina?" Alex menautkan alisnya, tak menyangka gadis di hadapannya itu bisa berbicara hal yang sebelumnya dikatakan padanya.Alex dan Reina kini berada di luar restoran. Dia sengaja ingin berbicara empat mata dengan calon suaminya itu—yang barangkali bisa berakhir sebelum terlambat."Maksud aku, aku tau Om pasti masih cinta sama mantan istrinya Om. Aku juga tau kalau Om terpaksa kan, menikah sama aku? Makanya, bagaimana kalau kita besok langsung pisah aja?" tanya Reina, maniknya menatap ekspresi Alex yang entah mengapa berubah menjadi dingin seketika. Bahkan, rahang laki-laki itu mengeras, seolah menahan sesuatu keluar dari mulutnya."Terpaksa? Kamu dapat kesimpulan dari mana?" Alex berdecih. "Saya nggak mau berpisah, Reina. Meskipun begitu, kamu nggak perlu khawatir. Setelah kita menikah, saya nggak akan mengganggu kehidupanmu.""Hah?" tanya Reina, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya."Dengar, Reina. Saya minta maaf jika umur dan juga penampilan saya tida
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more
Chapter 05
"Lha kalau aturannya kayak gini, kapan pisahnya, Om?" Reina membelalakkan matanya ketika membaca selembar kertas yang diberikan oleh Alex. Bahkan, laki-laki itu sudah menandatanganinya, tersisa space kosong di sampingnya untuk tanda tangan Reina.Siang itu, sang duda tampan alias calon suaminya itu datang ke rumah untuk membicarakan apa saja yang akan mereka lakulan semasa menikah nanti.Reina hanya bisa tertawa kecil saat membaca poin-poin yang ditulis Alex. Jangan bawa orang lain (termasuk pacar) ke rumah, menjaga privasi masing-masing, jangan lupa untuk akting layaknya suami-istri di depan keluarga dan orang banyak, jangan membocorkan rahasia pernikahan palsu kepada siapapun, dan jangan sampai terpikat dengan pesona Alex.Sebenarnya Reina mau tertawa terbahak-bahak begitu melihat ketentuan terakhir. Biarpun Alex itu om-om yang tampak muda, Reina tidak akan kepincut akan pesonanya. Dia sudah memiliki Andre. Selamanya akan seperti itu."Kita tunggu waktu yang tepat," kata Alex, menga
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more
Chapter 06
"Siapa ini?!"Reina memejamkan mata sejenak, sementara Alex tetap berdiri tegap memandang Andre tanpa minat. Tidak mau menjawab pula meski Andre menghunuskan tatapan tajam dan raut permusuhan yang membabi buta."Eh, sayang!"Alex berjengit. Cara Reina memanggil Andre begitu lembut dan menggoda—entah bagaimana bisa-bisa dia berpikir demikian. "Ini siapa, Re? Kamu selingkuh? Sama om-om?"Sekuat tenaga, Alex menahan diri untuk tidak menghadiahi kepalan tangannya ke wajah Andre. Baru bertemu beberapa detik saja, Alex setuju dengan pendapat Tara dan Rendi yang mengatakan jika Andre tidak pantas untuk Reina."Reina? Siapa om-om ini? Jangan bilang kalau kamu jual—""Saya calon suaminya."Sebelum Andre meneruskan kalimatnya, Alex memberikan pernyataan yang membuat laki-laki di hadapannya itu kaget bukan main. Begitu juga dengan Reina yang mengutuki Alex dalam hati lantaran langsung berkata tanpa sambutan dulu."Apa? Calon suami?" Andre menatap Reina tajam, sehingga Alex berpikir bahwa tatapa
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more
Chapter 07
“Ini kamar kamu.”Alex mendorong satu pintu, memperlihatkan isinya yang cukup luas. Reina manggut-manggut. Hampir sama luasnya dengan kamar pribadi Reina.“Bagus! Kayaknya nyaman nih!” Reina memasuki kamar tersebut, mencoba kasur empuk yang akan ditidurinya dalam berapa waktu.“Ini kamar kamu sendiri. Tapi kalau ada Ibu, mau nggak mau kita harus tidur satu kamar. Tidur di kamar saya.”“Hm, nggak masalah.”“Nggak masalah?” Alex memiringkan kepala, tak habis pikir dengan betapa santainya Reina akan hari ini. “Kita akan tidur di kasur yang sama, kamu nggak khawatir kalau saya melakukan apa-apa ke kamu?"“Lho? Memangnya bakalan ada apaan? Kan Cuma tidur, sendiri-sendiri.”Alex mengangguk pasrah. Memang benar. Mungkin dirinya saja yang berlebihan sebab tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis lagi sejak kepergian Delia. "Atau mau coba sekarang ... Mas Alex?" goda Reina, sengaja mendekat dan memainkan kancing teratas kemeja suaminya itu.Bukannya mundur, Alex malah memajukan kepalanya se
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more
Chapter 08
"Pagi, Om!"Alex mengernyit. Padahal baru semalam laki-laki itu membuat Reina mati kutu dengan ucapannya, sekarang masih saja memanggilnya seperti itu. Tadinya Alex mau mengingatkan Reina, tapi terhalang dengan pemandangan Reina dalam balutan daster mininya.Reina mengikat rambutnya tinggi-tinggi, menuju dapur untuk mengambil sebotol air. Mengabaikan tatapan Alex yang tertuju padanya.Alex tidak salah lihat. Dia menyadari jika istri manjanya itu tak mengenakan pakaian dalam. "Kamu mau masuk angin? Pagi-pagi pakai daster yang begitu?"Reina menoleh, "Kenapa? Ada yang aneh? Aku memang biasa begini kok, Om.""Reina, saya sudah ingatkan kamu soal panggilan itu.""Iya, tapi sebentar dong." Reina berlari kecil, duduk di samping Alex dengan wajah dimanis-maniskan. "Kan aku belum terbiasa, tapi nanti kalau di depan orang banyak, pasti aku bisa bersikap profesional kok!"Alex mengangguk pelan. Dia memang tak bisa memaksa Reina dengan pernikahan mendadak mereka ini. Laki-laki itu menyesap kopin
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more
Chapter 09
Reina mencoba salah satu daster yang dibelikan oleh Alex. Dia pikir, laki-laki itu akan memilihkan yang polos-polos. Tetapi di luar ekspetasi, yang dibeli tidak jauh berbeda dari koleksinya. Setelah merapikan wajahnya agar tetap cantik meski dalam balutan daster, Reina keluar.Terdengar deru mobil suaminya yang baru saja mengantarkan Nora pulang. Reina memutuskan untuk menyambut kedatangan Alex, sekaligus memberitahu bahwa dirinya baru saja mengenakan salah satu daster pemberian sang suami."Selamat datang lagi, Om!" Reina memutar badannya. "Cocok ya di aku? Bisa aja pilihin yang warna kuning begini. Makasih, Om!"Tadinya Alex mau melayangkan protes lagi terkait panggilan dari Reina. Namun melihat senyum gadis itu, hatinya melunak. Alex mengangguk pelan, mengacak puncak kepala sang istri."Ibu datang kapan? Kenapa tadi kamu nggak kasih tau saya dulu?" tanya Alex, melangkah terlebih dulu selagi melepas dasinya. Dia belum sempat berganti pakaian sejak pulang tadi."Tadi itu, Ibu baru da
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more
Chapter 10
Dan benar saja, Alex selesai membayar sebuah tiket masuk ke salah satu wisata permainan yang tidak begitu ramai pada jam kerja. Sepanjang langkah yang tertuai, dia tidak paham, mengapa mau repot-repot membuntuti Andre dan Reina yang sedang berkencan.Belum apa-apa, Alex sudah kesal sendiri saat melihat rangkulan tangan Reina pada Andre. Gadis itu begitu dekat dengan Andre, bahkan pada beberapa kesempatan pun tubuh keduanya saling bersentuhan.Alex duduk di salah satu bangku panjang, mengenakan penyamaran seadanya. Andre dan Reina berbelok ke rumah hantu, dan saat itulah Alex memutuskan untuk mengakhiri kegiatannya tersebut. Dia tidak mungkin ikut masuk ke rumah hantu.Sepanjang perjalanan pulang, Alex tak bisa menghilangkan bayangan Andre dan Reina yang barangkali sedang berpelukan di dalam rumah hantu. Melihat senyum dan tawa Reina yang begitu lepas, menarik suatu perasaan yang tak masuk akal dalam diri Alex. Berbeda saat bersamanya, Reina terkesan terpaksa dan hanya mau memancing em
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status