Share

Chapter 09

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Reina mencoba salah satu daster yang dibelikan oleh Alex. Dia pikir, laki-laki itu akan memilihkan yang polos-polos. Tetapi di luar ekspetasi, yang dibeli tidak jauh berbeda dari koleksinya. Setelah merapikan wajahnya agar tetap cantik meski dalam balutan daster, Reina keluar.

Terdengar deru mobil suaminya yang baru saja mengantarkan Nora pulang. Reina memutuskan untuk menyambut kedatangan Alex, sekaligus memberitahu bahwa dirinya baru saja mengenakan salah satu daster pemberian sang suami.

"Selamat datang lagi, Om!" Reina memutar badannya. "Cocok ya di aku? Bisa aja pilihin yang warna kuning begini. Makasih, Om!"

Tadinya Alex mau melayangkan protes lagi terkait panggilan dari Reina. Namun melihat senyum gadis itu, hatinya melunak. Alex mengangguk pelan, mengacak puncak kepala sang istri.

"Ibu datang kapan? Kenapa tadi kamu nggak kasih tau saya dulu?" tanya Alex, melangkah terlebih dulu selagi melepas dasinya. Dia belum sempat berganti pakaian sejak pulang tadi.

"Tadi itu, Ibu baru da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 10

    Dan benar saja, Alex selesai membayar sebuah tiket masuk ke salah satu wisata permainan yang tidak begitu ramai pada jam kerja. Sepanjang langkah yang tertuai, dia tidak paham, mengapa mau repot-repot membuntuti Andre dan Reina yang sedang berkencan.Belum apa-apa, Alex sudah kesal sendiri saat melihat rangkulan tangan Reina pada Andre. Gadis itu begitu dekat dengan Andre, bahkan pada beberapa kesempatan pun tubuh keduanya saling bersentuhan.Alex duduk di salah satu bangku panjang, mengenakan penyamaran seadanya. Andre dan Reina berbelok ke rumah hantu, dan saat itulah Alex memutuskan untuk mengakhiri kegiatannya tersebut. Dia tidak mungkin ikut masuk ke rumah hantu.Sepanjang perjalanan pulang, Alex tak bisa menghilangkan bayangan Andre dan Reina yang barangkali sedang berpelukan di dalam rumah hantu. Melihat senyum dan tawa Reina yang begitu lepas, menarik suatu perasaan yang tak masuk akal dalam diri Alex. Berbeda saat bersamanya, Reina terkesan terpaksa dan hanya mau memancing em

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 11

    Reina mengerjapkan mata beberapa kali, sementara Alex menepuk keningnya. Susan tersenyum simpul, melipat tangan di depan dada—menandakan jika dirinya lebih unggul dari Reina. Susan berharap Reina akan cemburu dan melayangkan tatapan permusuhan padanya.Namun di luar dugaan, Reina malah mengangguk dan terkekeh. Jelas tidak sesuai prediksi Susan. Reina malah menepuk bahu Alex, menguarkan tawa polos yang mengundang keheranan."Wah! Mas Alex seleranya pas waktu muda kayak Mbaknya ini ya?" celetuk Reina, yang langsung membuat Susan kesal, tidak tau kenapa. "Boleh-boleh! Makasih atas perkenalannya ya, Mbak Susan. Salam kenal juga, saya Reina, istrinya Mas Alex."Reina menyambut uluran tangan Susan tanpa beban. "Tapi maaf nih, Mbak. Perkenalannya sampai di sini dulu aja ya? Saya lagi mau berduaan sama Mas Alex, nggak pengin diganggu sama siapa-siapa. Mbak Susan ada di sini karena kepentingan lain kan? Nah! Silakan dilanjutkan saja kepentingan yang tadi itu, Mbak!"Susan menganga, sedangkan A

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 12

    "Hahaha!" Reina tertawa hambar, cepat-cepat berbalik. "Aduh! Aku lupa mau ngambil apa ya tadi?"Alex mengulum senyum, membiarkan Reina kabur dari hadapannya. Ternyata laki-laki itu mempunyai hobi baru, yaitu menggoda Reina. Sosoknya yang polos tapi terkadang memberanikan diri itu terlalu menggemaskan bagi Alex untuk tidak ditanggapi.Laki-laki itu kembali menata belanjaan mereka, ketika getaran panjang dari ponselnya menginterupsi. Sebuah panggilan masuk dari Ibu. Beberapa detik kemudian, Alex mengetuk pintu kamar Reina dan menyuruh gadis itu untuk memindahkan barang-barangnya."Kok malam-malam begini Ibu baru niat datang sih, Om?" Reina menarik kopernya susah payah, sementara Alex merapikan tempat tidur yang sebelumnya dijajaki Reina."Saya nggak tau, Reina. Yang penting, besok Ibu sudah pulang. Mungkin Ibu lagi iseng, mau memastikan anaknya ini benar-benar bahagia dengan pernikahan barunya atau tidak."Reina mengecurutkan bibirnya. "Ibu yang perhatian sekali ya, Om? Jadi iri deh!"A

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 13

    Pagi sekali, Reina mendengar gemericik air dari kamar mandi. Melirik jam dinding, Reina perlahan bangun, lantas duduk di tepi kasur selama beberapa menit. Alex keluar hanya dengan bertelanjang dada dan handuk yang melilit pinggangnya. Yang tadinya mengantuk, kini pandangan Reina berubah jernih seketika. Gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali. Tetesan air yang menjatuhi tiap inci tubuh Alex menjadi pemandangan tambahan yang membuat Reina kesulitan berkata-kata. Suaminya yang dikata sudah om-om itu tampak seksi dan menggoda. Reina sampai harus mengalihkan pandang agar pikirannya tidak ke mana-mana."Sudah bangun?"Reina berdeham, "Kan aku udah duduk kayak gini, ya artinya udah bangun dong!"Alex manggut-manggut, mengacak rambutnya yang basah hingga tetesannya mengenai Reina. Reina memejamkan mata, nyaris mengatai sang suami namun urung. Situasinya tidak kondusif bagi hati Reina yang perlahan menghangat."Kalau gitu aku mandi dulu ya, Om?"Reina beranjak, mengambil handuknya yang mas

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 14

    "Andre?"Reina membungkam mulutnya rapat-rapat. Gadis itu tak mampu bergerak setelah melihat sang pacar tengah merangkul mesra seorang gadis. Andre dan gadis itu tak menyadari keberadaan Reina, sebab dia masih berada di ujung lorong.Andre menawarkan beberapa tas keluaran terbaru pada si gadis, yang beberapa saat kemudian dihadiahi kecupan pada bibir. Bukan pada pipi, tapi pada bibir! Bahkan Reina tak pernah melakukannya, lantaran dirinya dan Andre masih menanti status menikah yang tadinya akan mereka sandang.Tetapi apa yang sedang dilihatnya ini? Andre bermain api dengan gadis lain. Senyum dan rayuan yang senantiasa dilayangkan padanya, justru tertambat pada si gadis yang sengaja mendekatkan tubuhnya pada Andre.Andre terlihat senang-senang saja, bahkan mengeratkan pelukannya. Dari samping kepala Reina, terulur satu ponsel yang sedang memotret Andre dan si gadis. Reina menoleh dengan mata berkaca-kaca. Rendi dan Tara memberi tanda untuk tetap diam.Reina mengangguk lemah. Percakapan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 15

    Seharian itu, Reina berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Alex. Sejak bangun tidur, gadis itu langsung berlari ke kamarnya sendiri. Meninggalkan Alex yang sedang merapikan pakaian kering yang baru dilipat.Alex mengernyit, sekiranya yakin bahwa dirinya tidak melakukan sesuatu yang menyakiti istri manjanya itu. Justru dia sendiri yang kewalahan semalam. Sebetulnya kalau dipikir lagi, akan lebih masuk akal apabila Alex yang menghindari Reina. Sebab telah memperlihatkan betapa lemahnya dirinya di hadapan Reina hanya karena tidur bersama. Alex berjengit, "Apa karena itu? Tapi kan, dia yang memancing."Alex memandang Reina yang menonton televisi di ruang keluarga. Laki-laki itu menyadari jika fokus Reina tidak benar-benar tercurah pada televisi di depannya. Beberapa kali, istrinya itu meliriknya.Tidak tahan dengan situasi janggal semacam itu, Alex menghampiri Reina. "Kenapa, Reina? Apa saya berbuat salah?"Reina tersentak, tapi cepat-cepat menguasai diri. Gadis itu menggeleng, mencoba

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 16

    Reina terhenyak. Dia terperangkap oleh keisengannya sendiri. Gadis itu bergerak gelisah, berusaha melepaskan diri dari kungkungan Alex. Namun suaminya itu malah mendekat. "Om? Mau ngapa—"Detik itu, Reina merasakan dunianya berhenti berputar. Cepat bagi Alex, tetapi melambat bagi Reina. Dia baru saja merasakaan benda kenyal itu menyentuh ujung bibir kanannya. "Ada saus tomat di bibir kamu, Reina." Suara berat sang suami benar-benar menghipnotisnya. Aneh. Reina pernah berada pada posisi yang lebih dekat dengan Andre, tapi rasanya tidak semendebarkan ini.Deru napas Alex menyapu wajahnya, menggelitik kehangatan yang datang tanpa aba-aba. Tatapan keduanya bersirobok, seolah mencari maksud dari sikap masing-masing yang tak dapat diprediksi. Reina terbawa suasana sehingga kedua tangannya menyentuh bagian dada kemeja Alex. Mengelusnya seperti menemukan sesuatu yang mampu membawanya pergi dari bayang-bayang pengkhianatan Andre.Alex merasakan desiran yang sama. Menggebu-gebu, lantas kembal

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 17

    TINN!!!Andre dan Reina terperanjat, bersamaan dengan sorot lampu mobil yang menyinari keduanya seperti tahanan yang kabur dari penjara. Reina menghalau pandangannya dengan kedua tangan, namun dia mampu mengenali mobil siapa yang sudah mengganggu waktunya dengan Andre."Itu siapa sih! Ganggu aja!" Gerutu Andre, sudah mau keluar untuk beradu bacot."Bentar, Ndre. Tunggu di sini aja dulu! Biar aku yang turun." Reina keluar, menuju sisi pengemudi mobil di depannya tanpa ragu. "Om Alex? Kenapa? Ada yang ketinggalan?"Alex mengangguk. Ekspresinya datar dan dingin. "Bisa minta tolong ambilkan air dingin di kulkas? Saya mau bawa sebotol buat di kantor.""Lho, bukannya di kantin kantor jualan air dingin ya?" Reina mengatupkan bibirnya lantaran Alex menghadiahi tatapan tajam. "Oke! Sebentar, aku ambilkan dulu!"Secepat kilat, Reina mengambilkan sebotol air dingin dari kulkas. Saking gugupnya, gadis itu terjatuh saat menuruni tiga anak tangga kecil di teras rumah. "Aduh!"Reina mendengar suara

Bab terbaru

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Melangkah Bersama

    Empat tahun setelah kelahiran Nayra, Alex dan Reina mendapatkan kabar bahwa mereka sedang mengandung anak kedua. Alex yang sudah dilanda bahagia, kian senang saat mendapati istri manjanya itu akan memberikan anak lagi.Ah, tapi tidak juga. Sekarang Reina sudah tak semanja dulu. Sejak melahirkan Nayra, rasanya Reina menjadi sosok lain yang mampu menghangatkan hati orang hanya dengan melihatnya saja. Ibu. Ya—Reina telah berubah menjadi seorang ibu yang secara perlahan meningkatkan kepedulian serta tanggungjawabnya untuk merawat dan membesarkan bayi mungil mereka.Pada beberapa kesempatan, Alex terpana. Dia seperti menikahi sosok Reina yang berbeda dari yang sebelumnya. Sebab Reina yang dilihatnya setiap hari jelas berbeda dari Reina yang biasa bergelayut manja padanya. Sempat pada beberapa malam, Alex mendapati istrinya itu menangis usai menidurkan Nayra. Detik itu, Alex mencari apa saja yang dialami seorang ibu ketika baru melahirkan. Ternyata, ada yang dinamakan baby blues. Pada satu

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Nayra

    Pagi hari yang damai, Reina sedang merajut di teras rumahnya. Alex telah pergi ke kantor setengah jam yang lalu, maka Reina memanfaatkan waktu tersebut untuk meningkatkan keahlian merajutnya sebelum berkontak dengan Felia dari rumah konveksi.Kehamilannya telah memasuki minggu ke-8. Belakangan Reina jadi susah bergerak, lebih mudah kelelahan. Maka dari itu, Reina memutuskan untuk duduk kalem sembari merajut sesuatu yang bisa mendistraksi pikirannya dari hal-hal buruk.Melupakan ponselnya yang tertinggal di kamar, Reina beranjak untuk meminta Alex memberikan benang rajut yang baru. Kalau tidak diingatkan sekarang, atau paling tidak menyisipkan pesan, suaminya itu akan lupa. Kesibukan yang melanda perusahaan turunan dari sang papa sedang kelewat sibuk. Bahkan sudah dua minggu ini, Alex pulang larut malam."Di mana ya?" Reina mengedar pandang sesampainya di kamar. Terakhir kali, dia menyembunyikan ponsel di salah satu laci nakas samping tempat tidur, sebab tak mau diganggu saat sedang be

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 110 - Tamat

    Kejutan yang dipersiapkan Alex bukan hanya yang Reina alami seharian ini saja. Melainkan, suaminya itu tengah menyodorkan layar ponselnya yang memperlihatkan pembayaran dua buah tiket penerbangan ke Singapura. Reina menganga sehingga Alex harus menutup mulut istrinya itu secara perlahan. "Mas? Tadinya aku yang mau kasih kejutan, tapi malah Mas yang kasih kejutan dulu ke aku." Reina memindai tiap kata yang tertera pada layar ponsel sang suami. "Kok mendadak sih, Mas?"Alex mengendikkan bahu. Walaupun tidak bisa fokus lantaran penampilan Reina saat ini terlalu menggoda, dia berusaha untuk menjawab. "Benar kata Ibu, Reina. Ada benarnya kalau kita berbulan madu selagi perut kamu belum terlalu besar. Sebenarnya Mas nggak masalah, kalau kamu mau berbulan madu saat menginjak trimester ketiga. Cuma takutnya Mas yang merasa nyaman dengan bulan madu itu, tapi enggak buat kamu."Reina mengelus perutnya yang berada di balik balutan gaun malam tipis—omong-omong, dia baru membelinya sore ini denga

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 109

    Reina tidak pernah ingat jika suaminya itu memiliki spasi tanpa atap pada ruangan khusus yang dimiliki di lantai dua. Ciuman keduanya yang berada di tangga harus terputus, sebab Tara melihat dari kejauhan dan berseru akan melemparkan piring kalau tidak mencari ruang terlebih dulu untuk melakukannya."Mas?" Reina berhenti melangkah. "Ini semua, Mas yang mempersiapkannya?"Alex mengendikkan bahu. "Enggak tau ya? Memangnya Mas bisa mempersiapkan semua ini di sela kesibukan yang menyerang Mas di kantor?"Reina mencebikkan bibirnya. Seingatnya, ruangan terbuka ini tak pernah ada. Ditilik dari cat kayu yang melapisi sebuah set meja bundar dan sepasang kursi pada tengah bagian, semuanya terlihat baru saja selesai dibangun. Begitu juga dengan sofa panjang berwarna cokelat yang terendus aroma barang baru saat Reina melewatinya."Ah satu lagi," Alex mendekat, lalu meletakkan kedua tangannya pada pinggang Reina. "Apa kamu tau seberapa cemasnya Mas selama beberapa hari ini, Sayang? Mas nggak bisa

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 108

    "Maaf, Reina."Reina memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya. Terkesan tidak sopan bila dia mengalihkan pandang selagi Gilang mengatakan sesuatu dengan bersungguh-sungguh. Belum selesai, Gilang melanjutkan kalimat yang berasal dari hati paling dalam."Seperti yang kamu lihat, aku juga menjadi bagian dari rencana yang diperbuat oleh Pak Alex dan dua sahabatmu itu."Tadinya Reina mau mengumpat, bahwa dua sahabatnya itu turut menjadi tim perencanaan. Namun dia urung, sebab masih berada dalam atmosfer lain yang Gilang ciptakan. Dan entah mengapa, dia merasakan satu titik kelegaan yang mengisi selubung di antaranya dan Gilang. Reina tak merasa terancam seperti dulu lagi. Situasi sudah berbeda, sehingga Reina tak perlu tertekan."Maaf karena sudah membuat kamu kesal belakangan ini, Reina. Hanya itu satu-satunya cara, supaya aku juga bisa melihat betapa besar kesungguhan yang kamu punya atas cinta suami kamu." Ucap Gilang. "Yah, tapi asal kamu tau, sebagian besar yang aku ucapkan itu

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 107

    Reina mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Barangkali saja salah mendengar, Reina menajamkan pendengaran, memastikan bahwa suara yang baru didengarnya merupakan khayalan belaka. Satu menit tak tersiar suara apa pun, Reina mengembuskan napas perlahan."Ternyata memang cuma khayalanku aja," wanita itu tersenyum kecut, seraya mengelus perutnya. "Pasti gara-gara semalam kurang tidur.""Apa? Kamu kurang tidur?"Reina terlonjak. Suara itu kembali menyapa telinga, namun kini dia berbalik, menghadap seseorang yang berdiri tepat di belakang sofa. Untuk beberapa saat, Reina tak bisa memercayai penglihatannya. Dunia seakan berhenti berputar, membuat Reina kepayahan untuk berkata-kata, sedangkan kedua matanya mulai memburam dengan sendirinya.Seseorang yang berdiri di belakang sofa lantas bergerak pelan, menghampiri Reina yang mematung dengan penuh kelegaan. Dalam satu tarikan napas, Alex memeluk Reina—sangat erat. Reina bergeming. Belum mampu mencerna segalanya dengan cepat, lantaran dia merasa ba

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 106

    Serangkaian malam yang tak mudah untuk dilewati lagi. Gambaran mengenai Evelynn yang berusaha menggoda Alex dalam balutan lingerie merah menyala terus menghantui bagaikan kaset rusak. Reina melirik jam dinding. Terbangun pukul tiga dini hari, padahal dia baru memejamkan mata satu jam sebelumnya. Mungkin lingkar matanya sudah seperti panda. Reina tidak mau bercermin kalau begini caranya."Jam delapan ...."Reina bergumam pelan sembari mengingat jadwal penerbangan yang akan Alex dan Evelynn lakukan. Masih tersisa lima jam. Wanita itu terheran-heran, adakah cara agar dua manusia tersebut membatalkan perjalanan udara mereka nanti?Tangannya yang semula hendak meraih ponsel, berubah haluan jadi menutup mulutnya yang menguap lebar-lebar. Tidak ada pilihan. Dia harus tertidur lagi barang sebentar. Demi kebaikan pikiran serta bayinya yang kelelahan di dalam perut, Reina harus mengistirahatkan diri.Reina membaringkan tubuh, tetapi sudut matanya menangkap hasil rajutan yang berada di atas meja

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 105

    Makan siang kali itu benar-benar menjatuhkan suasana hati Reina hingga ke dasar bumi sekaligus. Tetap saja, meski pada mulanya Alex sudah berbaik hati untuk mengajaknya makan bersama, pada akhirnya yang tampak menikmati sesi tersebut ialah Alex dan Evelynn. Keduanya berbicara seakan tidak ada hari esok. Bahkan yang membuat Reina ingin membanting piring, ketika suaminya menanyakan apa saja yang disukai oleh model cantik itu, begitu juga sebaliknya.Reina yang semula kelaparan, jadi tidak terlalu berminat untuk melahap bebek penyet yang menggugah selera itu. Terutama dengan sejumput pemandangan menyebalkan yang tersaji di hadapannya, Reina hanya mampu melahap sekadarnya demi sang anak yang berada di dalam perutnya.Saat Alex dan Evelynn telah menandaskan makanan masing-masing, keduanya langsung beranjak dan pamit begitu cepat. Reina menganga, tak membayangkan bahwa dia baru saja ditinggal—walaupun yang membayar tetap Alex. Rasanya luar biasa menjengkelkan. Bahkan Alex enggan menanyakan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 104

    "Egois?"Gilang memiringkan kepala, sedangkan wanita hamil di depannya itu mengangguk penuh kepastian. Selama beberapa detik, keduanya tak mengeluarkan suara sekecil apa pun. Hanya deru napas masing-masing yang bersahutan seolah melempar amarah melalui udara di sekitar mereka.Reina hendak menyuruh laki-laki itu untuk menyingkir, lantaran tak perlu membicarakan hal lain lagi. Akan tetapi, Gilang malah mendecih disertai seutas senyum yang mengundang kernyitan pada dahi Reina. "Oke!"Lagi-lagi, Reina dibuat tak paham. Bertanya pun sudah terlalu malas, jadi dia membiarkan Gilang bertingkah semau laki-laki itu saja. Terlebih, dia ingin sekali keluar untuk mencari udara segar."Sepertinya semua sudah jelas." Gilang manggut-manggut tanpa diketahui apa penyebabnya. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Reina? Rasanya lega sekali setelah tau keadaan kamu baik-baik saja. Dan ... perasaanmu masih baik-baik saja."Reina memicingkan mata. "Perasaanku baik-baik saja? Apa maksudnya?"Gilang menggelen

DMCA.com Protection Status