Kini Leila menjadi pemandu wisata jepang, setelah nasib sial bertubi-tubi telah di lewatinya hingga ia menjadi wanita dewasa. Keahlian dalam berbahasa jepang, mengantarkan Leila bekerja sebagai salah satu pemandu wisata untuk orang tua yang tidak perlu membaca dan menulis. Karena para orang tua hanya mencari tempat yang mereka mau datangi dan istirahat dalam waktu lama. Kebanyakkan yang di urus oleh Leila adalah para orang tua yang menderita penyakit yang mendekati ajal atau orang tua yang ingin menyendiri. Sehingga mereka menginginkan tempat untuk tenang untuk menghabiskan masa hidupnya tanpa gangguan.
Mobil silver membelah jalanan ibu kota, di mana kemewahan dan miskin nampak jelas. Mobil berhenti, saat lampu merah, Leila sempat memikirkan bagaimana nasib Al yang merantau ke Australia sebagai imigran gelap. Jika soal Rebecca adik kandungnya, Leila hanya bisa menitikan air mata.
TING
Suara klakson keras, membuyarkan lamunan Leila. Ia menjalankan mobilnya menuju ke salah satu toko yang di tepi jalan, yang masih dekat dengan pertamina.
Leila memakirkan mobilnya dan beranjak ke indomaret, ia membeli beberapa produk bulanan ke wanitaan dan makanan siap saji yang hanya perlu di panaskan dengan microwave. Setelah membayar belanjaan, Leila mengambil belanjaannya itu dan langsung keluar dari indomaret secara tergesah-gesah.
BRAAAAKKK
Leila merasa tubuhnya di tabrak oleh seseorang lelaki dengan tubuh yang cukup kekar dan tinggi, kurang lebih seratus delapan puluh sentimeter. Leila berdecak kecil dan mengambil dompetnya yang terjatuh di lantai, begitu juga dengan lelaki itu. setelah itu, Leila kembali ke mobilnya yang meleset menuju apertemennya yang sudah ia huni selama tiga tahun. Tepatnya, apertemen kontrakkan semi permanen. yang merupakan tempat berlindung dari panas dan hujan.
***
Jack, merasa dirinya agak kacau hari ini. Bukan karena pekerjaannya tapi karena mengenai wanita. Orangtuanya sudah mendesaknya berkali-kali untuk cepat menikah. Karena sang ibu ingin segera mendapatkan cucu dengan alasan perusahan yang di pegang oleh Jack akan di wariskan ke cucunya, bukan ke orang lain dan hebatnya, ibunya sudah memilih calon istri untuknya. Sungguh memusingkan untuk Jack yang berjalan masuk ke dalam indomaret secara tergesah-gesah.
Jack merasakan tubuhnya di tabrak seorang wanita bertubuh berisi dan tidak terlalu tinggi. Karena perasaanya sedang tidak bagus, ia langsung mengambil dompetnya yang jatuh dan memasuki indomaret untuk memberi berapa kaleng minuman yang bisa menghilangkan rasa stressnya.
Saat akan membayar, matanya terbelalak. Yang di pegangnya bukanlah dompetnya, melainkan dompet wanita yang ia tabrak tadi.
“Sial. tahu gini aku ganti dompetnya jauh-jauh hari,” decak Jack kesal sambil mengumpat.
Lalu matanya menatap ke ktp pemilik dompet.
“Leila Valentina.”
Mau tak mau, Jack mengambil berapa helai uang dari pemilik dompet untuk membayar hasil belanjaanya.
Langkah Jack semakin lebar dan ia masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu mobil sebagai pelampiasan kemarahannya karena dompet tersebut sangat penting untuknya yang akan mempertemukan dengan sang kekasih yang di masa depan.
“Ck,” decak Jack yang masih kesal dan memukul stir mobil yang tidak bersalah.
Ujung matanya menatapi dompet yang mirip dengan punya dirinya. Dompet yang sudah kusam dengan warna coklat tua yang ada symbol daun maple.
Bukan tanpa alasan Jack tidak mau menganti dompetnya. Tapi dompet itu sangat special, karena pembelian seseorang yang merupakan cinta pertamanya.
“Mungkin ada nomor ponsel atau indentitas yang bisa di hubungi,” gumam Jack yang mengotak-atik dompet Leila dan ia berhasil menemukan nomor ponsel wanita itu di salah satu kartu ke anggotaan pemandu tour wisata.
“Hmmmm…” gumam Jack tidak jelas, ketika melihat kartu pemandu tour dan ia segera memilih pulang dan sisanya akan di selesaikan pada ke esokkan harinya.
***
Pagi hari, Leila terpaksa bangun dari tidurnya dengan mulut menguap besar-besaran. Hari ini ia sungguh lelah dan badan pegal semua. jika di tanya kenapa, jawabannya karena sedang datang bulan di hari kedua. Jadi pembawaanya pengen tidur terus.
“Malas bangun,” gumam Leila yang sudah selesai menganti pembalut dan kembali untuk melanjutkan tidur lagi.
Samar-samar Leila mendengar lirik lagu di ponselnya dan ia membiarkan lagu itu terus berputar. Lagu yang mengambarkan perasaan dirinya dan sekaligus lagu kesukaanya. tanpa mengetahui bahwa si penelpon sedang mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Leila Valentina.
Leila terbangun dari mimpi indahnya dan menggerutu kecil, bersamaan dengan ringtone lagu Sakura anata ni daette yokatta berakhir.
“Siapa sih yang menelpon pagi-pagi hari? tidak tahu orang lagi sibuk tidur enak,” batin Leila kesal. Ia merangkak dari tempat tidurnya dan mengambil ponselnya dengan hati penuh amarah. Begitu dengan Jack yang menunggu panggilan di angkat dengan emosi membara.
“Selamat pagi, apa benar ini Leila Valentina?” tanya seorang pria dengan suara berwibawa. tapi terdengar oleh Leila sebgai nada penuh kemarahan.
“Ya benar, ini dengan saya sendiri dan anda siapa ya?” tanya Leila dengan dengan suara tidak bersabahatnya.
“Begini, dompet anda dan dompet saya tertukar.”
“Ha!? Maksud anda apa? Tertukar apa?” tanya Leila yang masih menguap dan terasa otaknya sangat ringan dan susah mencernah kata-kata pria di balik ponsel.
Jack mendengus kesal dengan jawaban bodoh dari wanita di balik ponsel tersebut. yang seolah-olah memancing amarahnya di pagi hari.
“Mohon anda cek terlebih dahulu isi dompet anda, Nona!” ucap Jack dengan menahan amarah dan nada memerintahnya.
Sambil menguap besar, Lelia berjalan menuju tas kerjanya. Lalu mencari keberadaan dompet berdaun maple itu dan membuka isinya. Mata kantuk Leila langsung hilang, ia menatapi dompet di tangannya yang ternyata bukan miliknya dan hatinya berdebar-debar kencang. Karena memikirkan deretan kartu di dompetnya yang sangat penting yang akan membuang banyak waktu jika harus di urus.
“Sial, pasti tertukar kemarin di depan indomaret. Saat bertabrakan semalam,” umpat Leila dalam hati dan tak lupa mengeluarkan kata sumpah serapahnya kepada pria yang menabraknya semalam di depan pintu indomaret.
Leila menatapi ponselnya yang masih menyala.
“Iya benar, dompetnya tertukar. Jika boleh tahu nama anda siapa?” ucap Leila yang memastikan apa benar pria ini pemilik dompet yang sedang ia pegang. Tepatnya, Leila memegang KTP pria itu sambil mengerutkan dahinya. Karena terasa familiar sekali atau hanya perasaanya saja. karena nama seperti itu banyak di Indonesia yang sebagaian penduduknya hidup ala kebarat-baratan.
“Jack Mikaela, itu nama saya dan apa bisa mengembalikan dompet saya hari ini?” ucap Jack di balik ponsel dengan hati sumpah serapahnya.
Lelia mengerutkan kening sejenak, apa orang ini sungguh orang baik dan apakah isi dompetnya masih utuh. Atau jangan-jangan semua uang di dalam dompet dan surat-surat penting di jadikan jaminan untuk via pinjaman online dan isi atamnya juga sudah di kuras habis. Pikiran Leila sudah bercabang kemana-mana dengan hayalan negativenya.
Diamnya Leila membuat Jack mengerutkan dahi, dirinya cukup kesal. Kini semakin kesal dengan ulah wanita yang memegang dompet pentingnya.“Haloooo….” Sahut Jack dari ponsel, setelah hening sekian lama.“Emmm… isi dompet saya dan kartu pentingnya masih utuh kan?” tanya Leila to point, karena ia sudah cemas setengah mati.Jack tertawa renyah, baru kali ini ia semakin darah tinggi dengan wanita yang memperpanjang isi pembicaraan yang menurutnya tidak bermutu sama sekali.“Tentu saja masih utuh dan aku tidak mengambilnya satu sen pun?” dusta Jack, karena ia sudah memasukkan uang yang ia pakai kemarin ke dalam dompet Leila.“Hmmm, baiklah.”“Justru saya takut, anda mencuri salah satu kartu kredit gold milik saya berserta isi di dalam dompet. Walau hanya selembar,” ucap Jack dengan tuduhannya yang membuat darah Leila mendidih tinggi.“Sembarangan, aku baru
“Oke, saya akan ke sana. Sekarang sudah di lantai satu,” jelas Leila yang berjalan menuju ke arah anak tangga setela mematikan sambungan ponselnya.Leila berjalan menaiki anak tangga satu persatu dan kulitnya meremang merasakan aura kafe yang berbeda dengan kafe kelas biasa. Dalam hati, Leila berharap tagihan kartu kreditnya tidak membengkak bulan depan yang di pastikan ia akan kesulitan unuk membayar cicilan kredit mobil dan biaya sewa apertemen maupun urusan biaya hidup."jika perlu, tidak oder makanan dan menahan lapar. daripada mati bayar kredit," batin Leila yang membulatkan tekatnya.Sesampai di ruangan atas, Mata Leila menjelajah dan menemukan meja nomor 20. Sayangnya, ia tidak melihat wajah pria itu. yang ia di lihat oleh mata Leila adalah punggung pria itu. punggung yang begitu lebar dan kokoh, yang seperti merupakan pria yang tidak asing di mata Leila.Dengan langkah kaki pelan dan nafas stabil. Leila berusaha bersikap professional.
Lelia terus bersenandung lagu Sakura anata ni daette yokatta sampai selesai dan lampu hijau teiba menjadi merah. Leila memberhentikan mobilnya sambil menunggu menjadi warna lampu menjadi hijau, tetiba nada dering lagu Sakura anata ni daette yokatta berbunyi. Kedua orang di dalam mobil mencari ponsel masing-masing.Jack melihat ponselnya berlayar hitam dan matanya melirik ke arah Leila yang sedang menjawab panggilan seseorang dengan sebutan Mommy.“Apakah orang itu ibunya?” batin Jack yang tetiba ingin tahu. Karena dari cara pembicaraan Leila dengan orang di balik ponsel sangat dekat dan selain itu, ia melihat Leila menghela nafas panjang berapa kali. Entah apa yang di bicarakan orang di balik ponsel tersebut.“Baik Mom, ini sudah otw. Aku lagi terjebak di lampu merah dan satu putaran lagi sudah sampai di lokasi Mom berada,” jelas Leila yang langsung menjalankan mobilnya sambil mengemudi dengan menjepitkan ponselnya di bahu sambil berbicar
“Kau benar, hubby. Aku tidak seharusnya menaggis,” balas Maria lirih dan berpindah ke dalam pelukan suami tercintanya yang menemani dirinya sampai sekarang ini. Suami yang selalu ada untuknya di saat senang dan sedih. bahkan sampai terpuruk sekalipun. Kyo mengusap-usap punggung istrinya dengan gerakkan naik turun untuk menenangkan sang istri tercinta. yang masih terisak-isak dengan tangisan kecil. “Jangan di masukkan ke hati, Lei. Maria memang seperti ini, jika terlalu bahagia. sikapnya sunggu cenggeng,” alasan Kyo untuk menipu Leila yang menatapi Maria dengan tatapan banyak pertanyaan. “Oya, sepertinya kamu belum makan. Ayo oder makanan yang kamu suka, kita kan akan menjadi keluarga dan tidak perlu sungkan lagi. apalagi merasa tidak enak,” ucap Kyo dengan memasang wajah dengan senyuman ramah. Leila melirik daftar makan dan Jack hanya diam tanpa bersuara selain sibuk main ponselnya. Tepatnya melihat foto Cindy yang ia dapatkan dari intragram berapa ta
Miura tidak percaya, ia langsung mencoba mencicipi spageti milik Leila hasilnya ia hampir mati kepedasan dan segera mengoder air minum. pas melihat daftar harganya ia hampir muntah darah dan kini Miura percaya, kenapa Leila makan sambil menagis dan tidak protes piring kotor yang lupa di ambil sih pelayan. Karena beda status social. daripada membuang uang banyak, Miura Diamentri memilih minum air punya Leila.“Sial, kenapa kau tidak bilang sih. Makanan di sini mahal,” gerutu Miura kesal, setelah rasa pedas di mulutnya sudah hilang.“Kau sendiri yang tanya aku di mana, jadi aku kasih tahu di mana.”“Bodoh, kenapa kau bisa nyasal di sini. Udah gitu harga apaan ini, masa satu gelas botol air minum biasa bisa 50rb. Rampok bank ini,” celoteh Miura Diametri dengan menunju harga yang tertera di buku menu.Mata Leila menatapi Miura Diamentri yang berceloteh.“Aku kira makanan di sini murah meriah, karena nuasanya ke
Miura Diametri mengerutkan dahinya sembari mencerna kata-kata Leila yang amigu dan sungguh membinggungkan untuk di cerna oleh otak Miura Diametri yang kini berisi pas-pasan.“Maksudmu gimana sih, aku tak paham nih.”Leila tersenyum lembut dan langsung memeluk Miura Diametri.“Kamu kenal dengan bos kita kan?” tanya Leila tetiba.“Ya, semua pekerja kenal dengan Bu Maria dan suaminya. Mereka merupakan pasangan romantis. Lalu kenapa dengan Bu Maria?’ tanya Miura yang benar-benar tak paham bagian yang ini.“Bu Maria ingin aku menikah dengan putranya dan putranya itu adalah Jack Mikaela.”“OH MY GOD, SERIUSLY?” pekik Miura Diametri sampai histeris dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. karena kaget dengan perkataan mengejutkan dari Leila Valentina“Iya, aku seharusnya senang kan. Tapi cintaku ini bertepuk sebelah tangan. Apakah rumah tangga yang aku jalani akan bai
Leila hanya bisa tersenyum menangkapi perkataan Miura Diamentri yang masih terkagum-kagum kepada rumah Maria yang merupakan bos mereka berdua.Tanpa mereka sadari Jack Mikaela berdecak kesal, setelah melihat kedua bodohan wanita kampungan yang tidak pernah melihat rumah mewah.“Dasar kampungan, pasti mengincar uang Mommy. Maka jadi wanita sok polos dan temannya juga sama saja,” umpat Jack dengan nada kesalnya dan berjalan pergi melewati jalan lain. Ia tidak sudi berjalan satu arah dengan wanita yang akan menjadi istrinya yang akan membuat wanita itu semakin keras kepala dan sekaligus merupakan wanita yang sangat ia benci. karena dengan hebatnya mengambil hati sang ibu dengan segala trik busuknya.Jack sangat yakin, wanita jahat itu hanya menginginkan kekayaan kedua orangtuanya dengan sengaja menerima tawaran pernikahan yang di ajuhkan oleh ibunya.“Tak akan ku biarkan,” batin Jack yang masih dengan amarah.***L
“Toko furniture, buat apa?” tanya Jack dengan bodohnya.“Mom mau meminta Leila memilih perabotan untuk rumah kalian nanti. Setelah acara pernikahan selesai, Mom minta kalian berdua pindah ke rumah di berapa block dari rumah ini. Jadi Mom bisa mengawasi kalian sewaktu-waktu,” jelas Maria dengan santainya.“Kenapa harus tinggal serumah sih Mom, siapa tahu kita akan bercerai mendadak besoknya?”“Enak aja cerai, ini bukan pernikahan main-main dan pernikahan hanya satu kali seumur hidup dan sebagai pasangan yang sudah menikah. Kalian harus tinggal bersama dan lepas dari orang tua, lalu mana nomornya?” cercah Maria yang sebel dengan perkataan anaknya.Dengan gaya malas, Jack mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Leila untuk di kirim ke nomor whatsap ibunya. Karena ia sudah malas berdebat dengan ibunya saat ini.Maria pergi dengan hati senang dan hanya berpamit kepada Andre yang ia anggap sebagai an