“Oke, saya akan ke sana. Sekarang sudah di lantai satu,” jelas Leila yang berjalan menuju ke arah anak tangga setela mematikan sambungan ponselnya.
Leila berjalan menaiki anak tangga satu persatu dan kulitnya meremang merasakan aura kafe yang berbeda dengan kafe kelas biasa. Dalam hati, Leila berharap tagihan kartu kreditnya tidak membengkak bulan depan yang di pastikan ia akan kesulitan unuk membayar cicilan kredit mobil dan biaya sewa apertemen maupun urusan biaya hidup.
"jika perlu, tidak oder makanan dan menahan lapar. daripada mati bayar kredit," batin Leila yang membulatkan tekatnya.
Sesampai di ruangan atas, Mata Leila menjelajah dan menemukan meja nomor 20. Sayangnya, ia tidak melihat wajah pria itu. yang ia di lihat oleh mata Leila adalah punggung pria itu. punggung yang begitu lebar dan kokoh, yang seperti merupakan pria yang tidak asing di mata Leila.
Dengan langkah kaki pelan dan nafas stabil. Leila berusaha bersikap professional. Ia berjalan ke arah pria itu dan menyentuh pundak pria itu dengan jemari tangannya yang lentik. Pria itu langsung menoleh dan menatapi wanita cantik di depannya.
“Pak Jack Mikaela?” ucap Leila dengan senyuman ala bisnisnya.
“Ya,” balas Jack Mikaela yang seraya tersenyum dan berdiri dari tempat duduknya.
“Silahkan duduk, Nona Leila Valentina. Aku sudah lama menunggu kedatangan anda,” lanjut Jack Mikaela yang mempersilahkan Leila untuk duduk dengan memperlihatkan senyuman liciknya. Karena wanita di depannya kelihatan materialistic dan bisa ia manfaatkan untuk menipu ibunya.
Leila mengangguk dan duduk di hadapan Jack, tidak lupa dengan senyuman ala bisnisnya. Dalam hati Leila sangat terkejut. Pria yang ia temui hari ini adalah cinta pertamanya dan sepertinya nasib kembali mempertemukan mereka berdua secara tidak sengaja.
Sedangkan Jack memperhatikan penampilan Leila yang ia anggap sebagai wanita mata duitan dengan pakaian yang menurutnya mengoda para pria.
“Maaf saya terlambat karena ada sedikit hambatan,” ucap Leila yang menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
Mata Jack menatapi warna rambut wanita di depannya yang berwarna coklat terang dan bergelombang. Bahkan penampilannya terlihat glamour untuk wanita yang bekerja sebagai pemandu tour wisata.
“Pemandu tour atau pemandu om-om hidung belang,” cibir Jack dalam hati, karena ia risih dengan penampilan wanita seperti ini. Karena kebanyakkan wanita seperti ini sering mengejarnya dengan berbagai cara untuk mendapatkan dirinya dan ingin menjadi nyonya Mikaela.
“Tidak apa, aku juga baru datang dan mau pesan apa?” tawar Jack dengan menyerahkan menu daftar makanan kepada Leila.
“Tidak usah dan terima kasih. Oh ya, ini dompet anda. Silahkan di periksa,” balas Leila dengan menyerahkan dompet Jack, setelah di keluarkan dari dalam tasnya.
Mata Jack masih melirik sikap wanita di depannya. Kemudian ia memeriksa isi dompet beserta dengan kartu-kartu gold.
“Kau tidak tertarik untuk mengambil sau lembar uang di dalam dompet ini?” tanya Jack tetiba.
“Sorry, aku baru bangun tidur dan tidak melirik isi dompet anda yang menurut saya hanya biasa saja. Lagian anda sepertinya menyindir?” balas Leila dengan senyuman ala bisnis yang merupakan kebangganya selama ini untuk menutupi apa yang ada di dalam hatinya.
Perkataan Leila Valentina membuat Jack mendengus kesal. Ia langsung menyerahkan dompet Leila dengan sikap kasar.
“Terima kasih,” ucap Leila yang mengambil dompetnya dan ia langsung berdiri dari tempat duduknya.
Sikap Jack yang seperti itu, membuat hati Leila sakit hati. Tapi ia tidak bisa menyalahkan Jack. Karena bagaimanapun ia hanya debu yang pernah lewat di hati Jack dan bagaimana mungkin Jack bisa mengingat dirinya.
Jack Mikaela mendengus kesal, lagi-lagi ibunya menghubungi dirinya untuk segera ke restoran. Mau tidak mau ia berdiri dan berjalan menuruni anak tangga dengan tergesah-gesah. Sesampai di pakiran, Jack baru menyadari ban mobilnya bocor dan ia melihat seorang wanita memakai dress putih tanpa lengan sedang menguap. Siapa lagi jika bukan Leila Valentina yang ia nilai sebagai wania materialistik barusan.
“Hei,” saut Jack tanpa sopan santun kepada Leila.
Leila melihat kanan dan kiri.
“Kau memanggilku?” balas Leila yang menunjuk dirinya sendiri.
“Tentu saja, emangnya aku panggil hantu?”
“Siapa tahu kan, lalu ada apa?” balas Leila dengan sikap santainya dan matanya menatapi Jack dengan tatapan penuh cinta. Seperti pertama kali, sewaktu ia masih sekolah dulu.
Jack menghela nafas panjang. Ia risih dengan tatapan wanita ini kepadanya, tapi kali ini ia harus mengalah. Sebelum kena pecat oleh ibunya. Larat, tepatnya sang ayah yang bucin itu.
“Bisa bantu aku, ban mobilku kempes dan aku harus segera pergi rapat penting. Aku akan menganti biaya minyaknya,” pinta Jack memohon dengan menurunkan gengsinya kali ini.
Mendengar kata ganti minyak. Leila langsung setuju, karena bisa menghemat pengeluaran keuangan dirinya di saat bulan tua.
"Hmm, baiklah. Kita isi minyak dulu, baru jalan dan tidak akan lama. Tenang saja," ucap Leila yang langsung keluar nilai materialistiknya. Karena tidak ingin rugi apalagi kena tipu oleh pria yang pernah mengisi hatinya.
"Baiklah, pastikan tidak terlambat. Atau aku nuntut biaya ganti rugi," balas Jack dengan nada kesalnya.
Leila menaikkan kedua alis matanya."Lebih baik aku nolak aja, silakan oder pakai gojek atau gocar. Daripada aku yang di salahin," tolak Leila dengan nada judesnya dan ia langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Wait," pekik Jack tetiba.
Leila menurunkan kaca mobilnya. Ia menatapi Jack yang berwajah kesal.
"Baiklah, aku yang salah. Tolong antar aku ke restoran Vaitone," pinta Jack memohon.
Leila baru membukakan pintu mobilnya, ia mempersilahkan Jack masuk ke dalam mobil.
Jack langsung masuk ke dalam mobil Leila sambil mengerutu di dalam hati. Tatapan ujung mata Leila masih melirik ke arah Jack yang sudah sangat tampan dan kini enjadi pria dewasa.
Merasakan tatapan Leila, Jack langsung menatapi wajah Leila secara langsung.
"Apa kau tidak pernah melihat pria tampan?" cibir Jack sarkas.
"Pernah tapi yang aku lihat sekarang. Apakah anda tidak berniat memakai tali pengaman?" balas Leila dengan senyuman bisnis alias senyuman ramahnya.
Jack langsung melihat ke arah badannya. Tetiba ia merasa malu.
"Kenapa tidak bilang dari tadi?" geram Jack.
"Gimana aku mau bilang, anda sudah langsung nuduh gitu."
Jack malas berdebat dengan wanita sinting di sampingnya. Bahkan sampai pom bensin, Jack menyerahkan selembar seratus ribu kepada Leila. Dengan senang hati, Leila menggunakan uang itu mengisinya sampai full dan mengemudikan mobilnya keluar dari pertamina dengan bersendung lagu kesukaannya.
Tentu saja Jack tahu lagu itu, karena itu adalah lagu kesukaan kekasihnya dan tanpa sengaja menjadi lagu kesukaanya.
Lelia terus bersenandung lagu Sakura anata ni daette yokatta sampai selesai dan lampu hijau teiba menjadi merah. Leila memberhentikan mobilnya sambil menunggu menjadi warna lampu menjadi hijau, tetiba nada dering lagu Sakura anata ni daette yokatta berbunyi. Kedua orang di dalam mobil mencari ponsel masing-masing.Jack melihat ponselnya berlayar hitam dan matanya melirik ke arah Leila yang sedang menjawab panggilan seseorang dengan sebutan Mommy.“Apakah orang itu ibunya?” batin Jack yang tetiba ingin tahu. Karena dari cara pembicaraan Leila dengan orang di balik ponsel sangat dekat dan selain itu, ia melihat Leila menghela nafas panjang berapa kali. Entah apa yang di bicarakan orang di balik ponsel tersebut.“Baik Mom, ini sudah otw. Aku lagi terjebak di lampu merah dan satu putaran lagi sudah sampai di lokasi Mom berada,” jelas Leila yang langsung menjalankan mobilnya sambil mengemudi dengan menjepitkan ponselnya di bahu sambil berbicar
“Kau benar, hubby. Aku tidak seharusnya menaggis,” balas Maria lirih dan berpindah ke dalam pelukan suami tercintanya yang menemani dirinya sampai sekarang ini. Suami yang selalu ada untuknya di saat senang dan sedih. bahkan sampai terpuruk sekalipun. Kyo mengusap-usap punggung istrinya dengan gerakkan naik turun untuk menenangkan sang istri tercinta. yang masih terisak-isak dengan tangisan kecil. “Jangan di masukkan ke hati, Lei. Maria memang seperti ini, jika terlalu bahagia. sikapnya sunggu cenggeng,” alasan Kyo untuk menipu Leila yang menatapi Maria dengan tatapan banyak pertanyaan. “Oya, sepertinya kamu belum makan. Ayo oder makanan yang kamu suka, kita kan akan menjadi keluarga dan tidak perlu sungkan lagi. apalagi merasa tidak enak,” ucap Kyo dengan memasang wajah dengan senyuman ramah. Leila melirik daftar makan dan Jack hanya diam tanpa bersuara selain sibuk main ponselnya. Tepatnya melihat foto Cindy yang ia dapatkan dari intragram berapa ta
Miura tidak percaya, ia langsung mencoba mencicipi spageti milik Leila hasilnya ia hampir mati kepedasan dan segera mengoder air minum. pas melihat daftar harganya ia hampir muntah darah dan kini Miura percaya, kenapa Leila makan sambil menagis dan tidak protes piring kotor yang lupa di ambil sih pelayan. Karena beda status social. daripada membuang uang banyak, Miura Diamentri memilih minum air punya Leila.“Sial, kenapa kau tidak bilang sih. Makanan di sini mahal,” gerutu Miura kesal, setelah rasa pedas di mulutnya sudah hilang.“Kau sendiri yang tanya aku di mana, jadi aku kasih tahu di mana.”“Bodoh, kenapa kau bisa nyasal di sini. Udah gitu harga apaan ini, masa satu gelas botol air minum biasa bisa 50rb. Rampok bank ini,” celoteh Miura Diametri dengan menunju harga yang tertera di buku menu.Mata Leila menatapi Miura Diamentri yang berceloteh.“Aku kira makanan di sini murah meriah, karena nuasanya ke
Miura Diametri mengerutkan dahinya sembari mencerna kata-kata Leila yang amigu dan sungguh membinggungkan untuk di cerna oleh otak Miura Diametri yang kini berisi pas-pasan.“Maksudmu gimana sih, aku tak paham nih.”Leila tersenyum lembut dan langsung memeluk Miura Diametri.“Kamu kenal dengan bos kita kan?” tanya Leila tetiba.“Ya, semua pekerja kenal dengan Bu Maria dan suaminya. Mereka merupakan pasangan romantis. Lalu kenapa dengan Bu Maria?’ tanya Miura yang benar-benar tak paham bagian yang ini.“Bu Maria ingin aku menikah dengan putranya dan putranya itu adalah Jack Mikaela.”“OH MY GOD, SERIUSLY?” pekik Miura Diametri sampai histeris dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. karena kaget dengan perkataan mengejutkan dari Leila Valentina“Iya, aku seharusnya senang kan. Tapi cintaku ini bertepuk sebelah tangan. Apakah rumah tangga yang aku jalani akan bai
Leila hanya bisa tersenyum menangkapi perkataan Miura Diamentri yang masih terkagum-kagum kepada rumah Maria yang merupakan bos mereka berdua.Tanpa mereka sadari Jack Mikaela berdecak kesal, setelah melihat kedua bodohan wanita kampungan yang tidak pernah melihat rumah mewah.“Dasar kampungan, pasti mengincar uang Mommy. Maka jadi wanita sok polos dan temannya juga sama saja,” umpat Jack dengan nada kesalnya dan berjalan pergi melewati jalan lain. Ia tidak sudi berjalan satu arah dengan wanita yang akan menjadi istrinya yang akan membuat wanita itu semakin keras kepala dan sekaligus merupakan wanita yang sangat ia benci. karena dengan hebatnya mengambil hati sang ibu dengan segala trik busuknya.Jack sangat yakin, wanita jahat itu hanya menginginkan kekayaan kedua orangtuanya dengan sengaja menerima tawaran pernikahan yang di ajuhkan oleh ibunya.“Tak akan ku biarkan,” batin Jack yang masih dengan amarah.***L
“Toko furniture, buat apa?” tanya Jack dengan bodohnya.“Mom mau meminta Leila memilih perabotan untuk rumah kalian nanti. Setelah acara pernikahan selesai, Mom minta kalian berdua pindah ke rumah di berapa block dari rumah ini. Jadi Mom bisa mengawasi kalian sewaktu-waktu,” jelas Maria dengan santainya.“Kenapa harus tinggal serumah sih Mom, siapa tahu kita akan bercerai mendadak besoknya?”“Enak aja cerai, ini bukan pernikahan main-main dan pernikahan hanya satu kali seumur hidup dan sebagai pasangan yang sudah menikah. Kalian harus tinggal bersama dan lepas dari orang tua, lalu mana nomornya?” cercah Maria yang sebel dengan perkataan anaknya.Dengan gaya malas, Jack mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Leila untuk di kirim ke nomor whatsap ibunya. Karena ia sudah malas berdebat dengan ibunya saat ini.Maria pergi dengan hati senang dan hanya berpamit kepada Andre yang ia anggap sebagai an
Maria langsung merangkul Leila keluar dari toko furniture.“Tentu saja semuanya Mom yang beli, Mom ingin perabotan rumah tangga kalian sudah siap. Saat kalian menghuni rumah baru,” jelas Maria dengan nada lembutnya.Sedangkan Leila merasa tidak enak hati dengan sikap Maria yang berlebih-lebihan dan mengingat Jack merupakan anak satu-satunya dari Maria dan Kyo. Leila mulai merasakan perasaan sediki lega. setidaknya ia tidak di cap memeras uang calon mertuanya.“Kita makan siang yuk,” ajak Maria kepada Leila yang sedari memasang senyuman.Leila mengangguk menandakan setuju dan ia menyetir mobil ke salah satu tempat mahal yang merupakan tempat Maria sering makan di sana. Melihat harganya, Leila menelan saliva dengan gugup. Ia berusaha bersikap santai.“Ayo di makan,” ucap Maria yang mempersilahkan Leila menyantap makanan yang tertera di atas meja.“Iya,” balas Leila yang mengambil makanan yang ia
Jack semakin geram dengan sikap Leila yang sok menjadi wanita lemah dan tertindas. Ia langsung memberhentikan mobilnya di salah satu halte bus.“Turun! naik taxi sendiri pulang sana.”Mata Leila terbelalak mendengar apa yang di katakan oleh Jack barusan. karena pria ini benar-benar mengusirnya turun dari dalam mobil.“Apa kau sudah tuli? Cepat turun dari mobilku,” perintah Jack dengan suara nyaringnya.Leila membuka pintu dengan berlinang air mata setelah air mata yang ia tahan sekian lama akhirnya jatuh dari kedua matanya, ia segera turun dari dalam mobil Jack.Jack mendengus kesal dengan sikap Leila, ia segera menjalankan mobilnya ke klub malam. Untuk menghindari pertanyaan ibunya yang soal Leila.Di jalan, Leila menggunakan aplikasi untuk memesan Go car untuk pulang. Karena mobilnya tetiba masuk bengkel hari ini, jadi ia tidak bisa memakainya. Dalam berapa menit, Go car yang di pesan oleh Leila sampai ke halte bus.