Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack.
"Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya.
"Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang.
"Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut.
"Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya.
"ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.
Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.
Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris.
"Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Sepuluh tahun lalu, Leila Valentina merupakan wanita miskin yang jelek rupa. Bahkan seragam sekolahnya banyak kain tampalan sana sini. untuk sekolah, Leila mengunakan tas sekolah yang terbuat dari karung beras untuk menyimpan semua buku sekolah dan selalu menjadi bahan bully di antara orang kaya. Di antara orang yang membully Leila, ada seorang pria yang di sukai oleh Leila secara diam-diam dan ia tidak berani menyatakan cintanya kepada Jack Mickaela yang merupakan ketua gang. yang selalu membully Leila karena jijik melihat tampang Leila yang merusak mata di sekolah bergengsi dan kaya. Meskipun di bully, Leila yang di butakan oleh cinta. masih mengangumi Jack secara diam-diam. Begitu juga memedam rasa cintanya sampai ke dalam hati terdalam. Karena ia tahu, dunia dirinya dan Jack tak akan bisa bersama-sama selamanya. "Biarlah, perasaan ini menjadi sebuah rasa dan tidak akan berkembang. dengan begitu tidak akan ada yang tersakiti," batin Leila. Usaha demi
Kini Leila menjadi pemandu wisata jepang, setelah nasib sial bertubi-tubi telah di lewatinya hingga ia menjadi wanita dewasa. Keahlian dalam berbahasa jepang, mengantarkan Leila bekerja sebagai salah satu pemandu wisata untuk orang tua yang tidak perlu membaca dan menulis. Karena para orang tua hanya mencari tempat yang mereka mau datangi dan istirahat dalam waktu lama. Kebanyakkan yang di urus oleh Leila adalah para orang tua yang menderita penyakit yang mendekati ajal atau orang tua yang ingin menyendiri. Sehingga mereka menginginkan tempat untuk tenang untuk menghabiskan masa hidupnya tanpa gangguan. Mobil silver membelah jalanan ibu kota, di mana kemewahan dan miskin nampak jelas. Mobil berhenti, saat lampu merah, Leila sempat memikirkan bagaimana nasib Al yang merantau ke Australia sebagai imigran gelap. Jika soal Rebecca adik kandungnya, Leila hanya bisa menitikan air mata. TING Suara klakson keras, membuyarkan lamunan Leila. Ia menjalankan mobilnya men
Diamnya Leila membuat Jack mengerutkan dahi, dirinya cukup kesal. Kini semakin kesal dengan ulah wanita yang memegang dompet pentingnya.“Haloooo….” Sahut Jack dari ponsel, setelah hening sekian lama.“Emmm… isi dompet saya dan kartu pentingnya masih utuh kan?” tanya Leila to point, karena ia sudah cemas setengah mati.Jack tertawa renyah, baru kali ini ia semakin darah tinggi dengan wanita yang memperpanjang isi pembicaraan yang menurutnya tidak bermutu sama sekali.“Tentu saja masih utuh dan aku tidak mengambilnya satu sen pun?” dusta Jack, karena ia sudah memasukkan uang yang ia pakai kemarin ke dalam dompet Leila.“Hmmm, baiklah.”“Justru saya takut, anda mencuri salah satu kartu kredit gold milik saya berserta isi di dalam dompet. Walau hanya selembar,” ucap Jack dengan tuduhannya yang membuat darah Leila mendidih tinggi.“Sembarangan, aku baru
“Oke, saya akan ke sana. Sekarang sudah di lantai satu,” jelas Leila yang berjalan menuju ke arah anak tangga setela mematikan sambungan ponselnya.Leila berjalan menaiki anak tangga satu persatu dan kulitnya meremang merasakan aura kafe yang berbeda dengan kafe kelas biasa. Dalam hati, Leila berharap tagihan kartu kreditnya tidak membengkak bulan depan yang di pastikan ia akan kesulitan unuk membayar cicilan kredit mobil dan biaya sewa apertemen maupun urusan biaya hidup."jika perlu, tidak oder makanan dan menahan lapar. daripada mati bayar kredit," batin Leila yang membulatkan tekatnya.Sesampai di ruangan atas, Mata Leila menjelajah dan menemukan meja nomor 20. Sayangnya, ia tidak melihat wajah pria itu. yang ia di lihat oleh mata Leila adalah punggung pria itu. punggung yang begitu lebar dan kokoh, yang seperti merupakan pria yang tidak asing di mata Leila.Dengan langkah kaki pelan dan nafas stabil. Leila berusaha bersikap professional.