Sepuluh tahun lalu, Leila Valentina merupakan wanita miskin yang jelek rupa. Bahkan seragam sekolahnya banyak kain tampalan sana sini. untuk sekolah, Leila mengunakan tas sekolah yang terbuat dari karung beras untuk menyimpan semua buku sekolah dan selalu menjadi bahan bully di antara orang kaya. Di antara orang yang membully Leila, ada seorang pria yang di sukai oleh Leila secara diam-diam dan ia tidak berani menyatakan cintanya kepada Jack Mickaela yang merupakan ketua gang. yang selalu membully Leila karena jijik melihat tampang Leila yang merusak mata di sekolah bergengsi dan kaya.
Meskipun di bully, Leila yang di butakan oleh cinta. masih mengangumi Jack secara diam-diam. Begitu juga memedam rasa cintanya sampai ke dalam hati terdalam. Karena ia tahu, dunia dirinya dan Jack tak akan bisa bersama-sama selamanya.
"Biarlah, perasaan ini menjadi sebuah rasa dan tidak akan berkembang. dengan begitu tidak akan ada yang tersakiti," batin Leila.
Usaha demi usaha Leila untuk bertahan di sekolah, akhirnya pupus sudah. Ketika sang Nenek harus pergi menghadap pencipta. Menyebabkan Leila harus putus sekolah lebih awal. Di saat usahanya mengumpulkan uang untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk Jack juga terhambat. Hidup sebagai pemulung sampah dengan penghasilan tidak menentu, membuat Leila harus kerja keras bersama-sama dengan kedua saudaranya. Satu saudara kandung dan satunya saudara sepupunya.
Leila tidak putus asa, ia menatapi kalender di depan matanya setiap hari. Menatapi waktu yang terus bejalan tanpa menunggu orang miskin berjuang untuk membeli barang mewah.
“Sisa seminggu lagi,” gumam Leila yang menatapi kalender yang ia dapat di tempat sampah.
Di sisi lain, Leila dan Al, Rebecca harus berjuang berjuang mati-matian untuk bisa bertahan hidup dari kerasnya kehidupan di Jakarta. Yang merupakan ibu kota terkejam daripada ibu tiri.
Pagi-pagi subuh, Leila sudah berjalan ke sana ke sini untuk mencari botol plastik dan sampah yang bisa ia jual lagi untuk mendapatkan rupiah yang tidak seberapa. Kini ia dan kedua adiknya tinggal di kolong jembatan, karena rumah sang nenek kena gusur pemerintah demi memperluas jalan raya dan tidak di kenakan biaya ganti sama sekali. Janji demi janji dari pemerintah hanya janji buaya. yang katanya akan di bayar tapi tidak kunjung di bayar hingga sang nenek menghadap sang pencipta.
Hari semakin menampakkan sinar matahari, Leila berjalan melewati salah satu tempat sampah dekat sekolahnya. Di saat itulah. Leila mendengar kabar yang menyayat hatinya. Jack Mickaela akan melanjutkan sekolah ke Eropa. Dengan sisa tabungan yang di kumpulkan, Leila berlari cepat kembali ke dalam gubuknya dengan memecahkan celengan berisi uang logam dan berlari kencang ke salah satu toko yang menjual dompet coklat cauple yang berlogo daun mample. Beruntungnya dompet tersebut sedang discon besar-besaran, karena pemilik toko mau tutup dan pindah ke kota lain.
Sesampai di gubuk, Dengan hati gembira. Leila membungkus dompet tersebut dengan hati-hati. Bahkan ia membeli kertas kado mahal untuk membungkusnya. Al yang melihat sang Kakak yang riang gembira, hanya bisa ikut tersenyum sambil mengoda Leila. Yang merupakan sepupu yang tua setahun darinya.
“Mau kasih siapa nih?” goda Alfanso yang merupakan anak yatim yang di asuh oleh nenek Leila. Tepatnya, orang tua Alfanso bercerai dan menikah lagi. sehingga tidak ada satupun dari kedua pihak yang mau mengasuhnya. Sang ibu menikah dengan pria lain dan hidup penuh kemewahan dan sang ayah menikah dengan anak orang kaya. Semua sama-sama hidup dalam kemewahan sampai merupakan keberadaan Alfanso yang di asuh oleh sang nenek.
“Rahasia.”
“Cih.. rahasia segala,” balas Al dengan mengerucutkan bibirnya.
Mata Leila melihat ke arah Al yang menampakkan kemarahan.
“Untuk Jack Mikaela,” balas Leila dengan senyuman penuh kebahagian.
“Kau mencintainya?” tanya Al tetiba.
“Hmmm iya, tapi hanya sebatas ini saja. Aku tidak berani berharap tinggi,” balas Leila yang menurunkan tatapan matanya.
Al tidak pandai menghibur, ia hanya bisa duduk diam dan membantu Leila yang tidak pantai melipat kertas kado. Hasil lipatan kado Al lebih rapi daripada Leila yang sudah menghancurkan satu lembar kertas kado mahal yang bernilai RP 10.000.
***
Keesokkan harinya, Leila berlari tergesah-gesah di susul oleh Al yang ikut dari belakang menuju salah satu sekolah elit.
“Kamu tunggu di sini, aku akan memberikan hadiah ini untuknya!” perintah Leila kepada Al yang mendengus kesal.
Mata Al melihat sekitarnya yang merupakan pemandangan untuk orang elit dan iya tidak yakin Leila dapat menyerahkan hadiah itu kepada orang yang bernama Jack Mikaela. Ternyata dugaan Al menjadi kenyataan, Leila keluar dengan mata sembab.
“Kenapa?” tanya Al tetiba.
“Tidak apa-apa,” ujar Leila dengan kepala menunduknya.
“Bohong, ayo cerita. Nanti aku balas sama mereka,” seru Al dengan nada penuh amarah.
“Aku menyatakan perasaanku dan…” mata Leila berkaca-kaca.
“Pasti di tolak,” balas Al yang tepat mengenai sasaran jantung Leila.
Leila masih diam dengan isak tangisnya. Ia tidak bisa mengatakan kalau ternyata kado hadiahnya di rebut oleh seorang wanita dan menyerahkan kepada Jack Mikaela dengan mengatakan hadiah khusus dari diri sendiri tanpa mengatakan siapa pemilik hadiah tersebut.
“Ayo pulang, aku traktir dirimu makan hari ini.”
Al hanya bisa melakukan apa yang bisa ia lakukan untuk menghibur Leila. Agar terlepas dari rasa sedih Leila yang mencintai orang yang telalu susah di gapai.
Cinta, Al tidak percaya dengan cinta. Setelah kesialan bertubi-tubi menimpah hidupnya selama ini.
“Aku hanya ingin melindungi kalian berdua,” batin Al yang sudah meranjak menjadi pria remaja.
“Apapun yang terjadi, aku akan melindungimu selamanya. Hanya kalian keluargaku,” lanjut batin Al yang bersumpah dalam hati. Saat ia berencana pergi merantau pergi dari Indonesia.
***
10 tahun kemudian, Leila berjalan tergesah-gesah memasuki area toilet wanita. Ia merasakan area bawahnya lembab dan di pastikan sudah waktunya.
Di dalam toilet, Leila menghela nafas panjang. Ia beruntung, karena hari ini tidak ada kegiatan sampai larut malam. Sehingga Leila memutuskan untuk segera pulang ke apertemen yang ia kontrak selama tiga tahun lalu.
Kini Leila menjadi pemadu wisata yang bekerja di kantor perusahan Jepang yang bertugas membawa para turis dari lansia Indonesia mengunjungi berapa negara Jepang yang merupakan indaman untuk para lansia yang ingin menghabiskan waktu liburan tanpa di ganggu pihak keluarga.
“Lebih baik aku pulang secepatnya. sebelum bocor semakin banyak,” gumam Leila frustrasi yang berjalan cepat ke arah pakiran dan mengemudikan mobilnya keluar dari gedung pakiran dengan kecepatan sedang menuju jalan raya yang selalu padat dengan segala aktivitasnya.
Kini Leila menjadi pemandu wisata jepang, setelah nasib sial bertubi-tubi telah di lewatinya hingga ia menjadi wanita dewasa. Keahlian dalam berbahasa jepang, mengantarkan Leila bekerja sebagai salah satu pemandu wisata untuk orang tua yang tidak perlu membaca dan menulis. Karena para orang tua hanya mencari tempat yang mereka mau datangi dan istirahat dalam waktu lama. Kebanyakkan yang di urus oleh Leila adalah para orang tua yang menderita penyakit yang mendekati ajal atau orang tua yang ingin menyendiri. Sehingga mereka menginginkan tempat untuk tenang untuk menghabiskan masa hidupnya tanpa gangguan. Mobil silver membelah jalanan ibu kota, di mana kemewahan dan miskin nampak jelas. Mobil berhenti, saat lampu merah, Leila sempat memikirkan bagaimana nasib Al yang merantau ke Australia sebagai imigran gelap. Jika soal Rebecca adik kandungnya, Leila hanya bisa menitikan air mata. TING Suara klakson keras, membuyarkan lamunan Leila. Ia menjalankan mobilnya men
Diamnya Leila membuat Jack mengerutkan dahi, dirinya cukup kesal. Kini semakin kesal dengan ulah wanita yang memegang dompet pentingnya.“Haloooo….” Sahut Jack dari ponsel, setelah hening sekian lama.“Emmm… isi dompet saya dan kartu pentingnya masih utuh kan?” tanya Leila to point, karena ia sudah cemas setengah mati.Jack tertawa renyah, baru kali ini ia semakin darah tinggi dengan wanita yang memperpanjang isi pembicaraan yang menurutnya tidak bermutu sama sekali.“Tentu saja masih utuh dan aku tidak mengambilnya satu sen pun?” dusta Jack, karena ia sudah memasukkan uang yang ia pakai kemarin ke dalam dompet Leila.“Hmmm, baiklah.”“Justru saya takut, anda mencuri salah satu kartu kredit gold milik saya berserta isi di dalam dompet. Walau hanya selembar,” ucap Jack dengan tuduhannya yang membuat darah Leila mendidih tinggi.“Sembarangan, aku baru
“Oke, saya akan ke sana. Sekarang sudah di lantai satu,” jelas Leila yang berjalan menuju ke arah anak tangga setela mematikan sambungan ponselnya.Leila berjalan menaiki anak tangga satu persatu dan kulitnya meremang merasakan aura kafe yang berbeda dengan kafe kelas biasa. Dalam hati, Leila berharap tagihan kartu kreditnya tidak membengkak bulan depan yang di pastikan ia akan kesulitan unuk membayar cicilan kredit mobil dan biaya sewa apertemen maupun urusan biaya hidup."jika perlu, tidak oder makanan dan menahan lapar. daripada mati bayar kredit," batin Leila yang membulatkan tekatnya.Sesampai di ruangan atas, Mata Leila menjelajah dan menemukan meja nomor 20. Sayangnya, ia tidak melihat wajah pria itu. yang ia di lihat oleh mata Leila adalah punggung pria itu. punggung yang begitu lebar dan kokoh, yang seperti merupakan pria yang tidak asing di mata Leila.Dengan langkah kaki pelan dan nafas stabil. Leila berusaha bersikap professional.
Lelia terus bersenandung lagu Sakura anata ni daette yokatta sampai selesai dan lampu hijau teiba menjadi merah. Leila memberhentikan mobilnya sambil menunggu menjadi warna lampu menjadi hijau, tetiba nada dering lagu Sakura anata ni daette yokatta berbunyi. Kedua orang di dalam mobil mencari ponsel masing-masing.Jack melihat ponselnya berlayar hitam dan matanya melirik ke arah Leila yang sedang menjawab panggilan seseorang dengan sebutan Mommy.“Apakah orang itu ibunya?” batin Jack yang tetiba ingin tahu. Karena dari cara pembicaraan Leila dengan orang di balik ponsel sangat dekat dan selain itu, ia melihat Leila menghela nafas panjang berapa kali. Entah apa yang di bicarakan orang di balik ponsel tersebut.“Baik Mom, ini sudah otw. Aku lagi terjebak di lampu merah dan satu putaran lagi sudah sampai di lokasi Mom berada,” jelas Leila yang langsung menjalankan mobilnya sambil mengemudi dengan menjepitkan ponselnya di bahu sambil berbicar
“Kau benar, hubby. Aku tidak seharusnya menaggis,” balas Maria lirih dan berpindah ke dalam pelukan suami tercintanya yang menemani dirinya sampai sekarang ini. Suami yang selalu ada untuknya di saat senang dan sedih. bahkan sampai terpuruk sekalipun. Kyo mengusap-usap punggung istrinya dengan gerakkan naik turun untuk menenangkan sang istri tercinta. yang masih terisak-isak dengan tangisan kecil. “Jangan di masukkan ke hati, Lei. Maria memang seperti ini, jika terlalu bahagia. sikapnya sunggu cenggeng,” alasan Kyo untuk menipu Leila yang menatapi Maria dengan tatapan banyak pertanyaan. “Oya, sepertinya kamu belum makan. Ayo oder makanan yang kamu suka, kita kan akan menjadi keluarga dan tidak perlu sungkan lagi. apalagi merasa tidak enak,” ucap Kyo dengan memasang wajah dengan senyuman ramah. Leila melirik daftar makan dan Jack hanya diam tanpa bersuara selain sibuk main ponselnya. Tepatnya melihat foto Cindy yang ia dapatkan dari intragram berapa ta
Miura tidak percaya, ia langsung mencoba mencicipi spageti milik Leila hasilnya ia hampir mati kepedasan dan segera mengoder air minum. pas melihat daftar harganya ia hampir muntah darah dan kini Miura percaya, kenapa Leila makan sambil menagis dan tidak protes piring kotor yang lupa di ambil sih pelayan. Karena beda status social. daripada membuang uang banyak, Miura Diamentri memilih minum air punya Leila.“Sial, kenapa kau tidak bilang sih. Makanan di sini mahal,” gerutu Miura kesal, setelah rasa pedas di mulutnya sudah hilang.“Kau sendiri yang tanya aku di mana, jadi aku kasih tahu di mana.”“Bodoh, kenapa kau bisa nyasal di sini. Udah gitu harga apaan ini, masa satu gelas botol air minum biasa bisa 50rb. Rampok bank ini,” celoteh Miura Diametri dengan menunju harga yang tertera di buku menu.Mata Leila menatapi Miura Diamentri yang berceloteh.“Aku kira makanan di sini murah meriah, karena nuasanya ke
Miura Diametri mengerutkan dahinya sembari mencerna kata-kata Leila yang amigu dan sungguh membinggungkan untuk di cerna oleh otak Miura Diametri yang kini berisi pas-pasan.“Maksudmu gimana sih, aku tak paham nih.”Leila tersenyum lembut dan langsung memeluk Miura Diametri.“Kamu kenal dengan bos kita kan?” tanya Leila tetiba.“Ya, semua pekerja kenal dengan Bu Maria dan suaminya. Mereka merupakan pasangan romantis. Lalu kenapa dengan Bu Maria?’ tanya Miura yang benar-benar tak paham bagian yang ini.“Bu Maria ingin aku menikah dengan putranya dan putranya itu adalah Jack Mikaela.”“OH MY GOD, SERIUSLY?” pekik Miura Diametri sampai histeris dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. karena kaget dengan perkataan mengejutkan dari Leila Valentina“Iya, aku seharusnya senang kan. Tapi cintaku ini bertepuk sebelah tangan. Apakah rumah tangga yang aku jalani akan bai
Leila hanya bisa tersenyum menangkapi perkataan Miura Diamentri yang masih terkagum-kagum kepada rumah Maria yang merupakan bos mereka berdua.Tanpa mereka sadari Jack Mikaela berdecak kesal, setelah melihat kedua bodohan wanita kampungan yang tidak pernah melihat rumah mewah.“Dasar kampungan, pasti mengincar uang Mommy. Maka jadi wanita sok polos dan temannya juga sama saja,” umpat Jack dengan nada kesalnya dan berjalan pergi melewati jalan lain. Ia tidak sudi berjalan satu arah dengan wanita yang akan menjadi istrinya yang akan membuat wanita itu semakin keras kepala dan sekaligus merupakan wanita yang sangat ia benci. karena dengan hebatnya mengambil hati sang ibu dengan segala trik busuknya.Jack sangat yakin, wanita jahat itu hanya menginginkan kekayaan kedua orangtuanya dengan sengaja menerima tawaran pernikahan yang di ajuhkan oleh ibunya.“Tak akan ku biarkan,” batin Jack yang masih dengan amarah.***L