Aulya Karina gadis 19 tahun, seorang wanita Sholehah harus dapat merelakan kebahagiaannya, menikah dengan seorang pria dewasa yang tampan juga mapan namun sayang. Dia yang dipilih oleh orang tua Aulya karena kesholehannya ternyata hanyalah fiktif belaka, sepuluh tahun mengarungi bahtera rumah tangga dan telah memiliki seorang putra dan putri tidak membuat Farhan suaminya berubah ia justru semakin berulah. Namun Aulya tak pernah berhenti untuk memperjuangkan cinta dari Farhan, Ia terus berusaha sekuat tenaganya bertahan walaupun harus menahan sakit, Tidak untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kebahagiaan anak-anaknya Ternyata. Aulya salah perjuangannya kini sia-sia.Farhan masih tak bisa menerima kehadiran Aulya, Bahkan Farhan semakin menjadi candu pada wanita pertama dalam hatinya. Nadira,hingga saat ini pun mereka masih menjalani hubungan yang telah di bangun jauh sebelum Farhan menikahi Aulya. mampu kah Aulya bertahan dalam rumah tangganya?
View MoreDi malam pernikahan mereka, Farhan langsung pamit membawa Aulya ke hotel yang masih ia tempati dia juga tidak ingin menginap di rumah abi Ilyas dengan alasan bahwa besok pagi sekali ia akan pulang ke Magelang, dengan berat hati abi Ilyas dan umi Habibah melepaskan kepergian putri sulungnya.Umi Habibah pun ikut membantu Aulya berkemas barang-barang miliknya. Bibir cemberut terbias begitu lekat pada wajah Aulya, tak henti ia berceloteh mengatai suaminya pada umi Habibah"Mas Farhan kebangetan ya um, masa dia enggak mau nginep disini! Padahal semalam saja!" Aulya mendengus kesal pada suami barunya itu."Eh, kamu ini kok ngomong gitu pada suamimu." Umi Habibah berjalan menuju lemari berisi pakaian Aulya."Iya habisnya mas Farhan sih bikin kesel mi, aku kan masih mau kangenan sami umi, Abi sama Nabil." Ucap Aulya yang masih keras dengan rasa kesalnya."Lya...kamu itu sudah menikah nak jadi, kemanapun suami
Farhan terdiam cukup lama memandangi ujung rambut hingga ujung kaki Aulya nyaris membuat dirinya lupa diri, sungguh Aulya begitu sempurna. Sedangkan Aulya hanya tertunduk ia baru kali pertama memperlihatkan wajah pada lelaki selain abi Ilyas, ia pun sangat canggung karena Farhan melihatnya begitu tajam. Membuat Aulya dengan spontan menutup kembali cadar yang di kenakannya. Membuat Farhan tersontak kaget."Farhan, inilah Aulya dan kamu juga sudah melihatnya! Dia seorang hafidzah, sekarang bagaimana pendapat kamu tentangnya?" Tanya Abi Ilyas pada Farhan."Ya bi, Allah maha baik telah menyiapkan aku wanita shalihah di hadapanku ini! Aku ingin segera menghalalkannya!"Sungguh kata-kata Farhan membuat Aulya tersanjung ia tersenyum dan tersipu malu di balik cadarnya, pipinya merona akibat Farhan yang memujinya."Abi... bagaimana besok kita laksanakan akad nikahnya?" Tanya Farhan serius, Membuat semua orang terkeju
Tepat pukul 07.15, Farhan beserta assisten pribadinya bergerak menuju kediaman keluarga Aulya, sengaja dia pergi pagi sekali karena perjalanan ke sana cukup jauh. Hampir memakan waktu, sedangkan Farhan harus segera kembali ke Magelang untuk mengurus perusahaannya. Dalam perjalanannya raut wajah Farhan sama sekali tidak bersemangat ditambah pikirannya saat ini hanya tertuju pada kekasihnya Nadira. Yang saat ini sedang berada di luar negeri.Mata Farhan hanya memandangi foto Nadira yang terpampang dalam aplikasi hijau di ponselnya berharap kekasihnya itu menelpon sekedar untuk memberi kabar."Sayang! Kamu kemana saja?" Lirihnya perlahan.Saat Farhan tengah sibuk mengkhawatirkan Nadira, tiba-tiba ponsel itu berdering dengan nama pak Ilyas yang tertera di layar ponsel itu.[Hallo? Assalamualaikum abi?] Sapanya dengan lemah lembut.[Waalaikumsalam! Farhan kamu sudah sampai di mana?] Balas abi Ilyas
Padang, Sumatra barat.Seusai sarapan bersama tadi, Aulya hanya duduk termenung sendirian di kamarnya. menatap keluar jendela melihat pohon yang daunnya bergoyang ditiup angin semilir, Aulya mengurung diri hampir seharian membuat Nabil heran, dan menimbulkan tanda tanya umi Habibah akan perubahan sikapnya."Nabil... Dimana kakakmu?" Tanya umi Habibah pada Nabil yang jemarinya sedang mengetuk layar ponsel di tangannya."Kak Lya di kamar mi, dari tadi dia enggak keluar!" Jawab Nabil yang masih kesal dengan Aulya."Kenapa dia? Enggak biasanya seperti ini."Umi Habibah pun mendatangi kamar yang pintunya terkunci rapat, mencoba mengajak putrinya berbicara. Ia pun mulai mengetuk pintu kayu itu."Tok! Tok! Tok!""Lya...buka pintunya nak! Umi mau bicara sama kamu!" Sahutnya dan masih berdiri menunggu Aulya membukakan pintu untuknya.Akan tetapi tidak terjadi apa-apa, tidak ada jawaban
"Aulya... abi sudah menta'arufkan kamu dengan seseorang, Farhan namanya! Dia adalah anak sahabat baik abi ketika kuliah di Magelang!" Ungkap seorang lelaki berusia senja yang menatap penuh harap pada putri sulungnya agar mau menikah.Sementara itu, gadis cantik yang kini berhadapan dengannya itu sangat terkejut dan seketika bola matanya membulat mendengar perkataan abi Ilyas yang diam-diam telah menjodohkannya. Aulya menatap kearah umi Habibah ibunya berharap mendapatkan kebenaran sesungguhnya dan ya, umi Habibah mengangguk sambil melihat Aulya. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali menatap abinya yang masih setia duduk menunggu jawaban."Su-sungguh bi? Abi sudah menta'arufkan Lya? Kenapa Abi tidak membahas ini sebelumnya sama Lya bi?" Serunya dengan nada sedikit meninggi. Sebenarnya Aulya tidak ingin meninggikan suara ketika dia sedang berbicara kepada kedua orang tuanya terlebih pada abinya. Akan tetapi ada rasa kecewa dalam hati Aulya ia belum bisa
"Aulya... abi sudah menta'arufkan kamu dengan seseorang, Farhan namanya! Dia adalah anak sahabat baik abi ketika kuliah di Magelang!" Ungkap seorang lelaki berusia senja yang menatap penuh harap pada putri sulungnya agar mau menikah.Sementara itu, gadis cantik yang kini berhadapan dengannya itu sangat terkejut dan seketika bola matanya membulat mendengar perkataan abi Ilyas yang diam-diam telah menjodohkannya. Aulya menatap kearah umi Habibah ibunya berharap mendapatkan kebenaran sesungguhnya dan ya, umi Habibah mengangguk sambil melihat Aulya. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali menatap abinya yang masih setia duduk menunggu jawaban."Su-sungguh bi? Abi sudah menta'arufkan Lya? Kenapa Abi tidak membahas ini sebelumnya sama Lya bi?" Serunya dengan nada sedikit meninggi. Sebenarnya Aulya tidak ingin meninggikan suara ketika dia sedang berbicara kepada kedua orang tuanya terlebih pada abinya. Akan tetapi ada rasa kecewa dalam hati Aulya ia belum bisa ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments