Home / Romansa / MATI RASA / Pernikahan Aulya dan Farhan

Share

Pernikahan Aulya dan Farhan

Author: Queen azkiya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Farhan terdiam cukup lama memandangi ujung rambut hingga ujung kaki Aulya nyaris membuat dirinya lupa diri, sungguh Aulya begitu sempurna. Sedangkan Aulya hanya tertunduk ia baru kali pertama memperlihatkan wajah pada lelaki selain abi Ilyas, ia pun sangat canggung karena Farhan melihatnya begitu tajam. Membuat Aulya dengan spontan menutup kembali cadar yang di kenakannya. Membuat Farhan tersontak kaget.

"Farhan, inilah Aulya dan kamu juga sudah melihatnya! Dia seorang hafidzah, sekarang bagaimana pendapat kamu tentangnya?" Tanya Abi Ilyas pada Farhan.

"Ya bi, Allah maha baik telah menyiapkan aku wanita shalihah di hadapanku ini! Aku ingin segera menghalalkannya!" 

Sungguh kata-kata Farhan membuat Aulya tersanjung ia tersenyum dan tersipu malu di balik cadarnya, pipinya merona akibat Farhan yang memujinya.

"Abi... bagaimana besok kita laksanakan akad nikahnya?" Tanya Farhan serius, Membuat semua orang terkejut mendengar perkataan pria itu. 

"Kamu serius Han?" Tanya Abi Ilyas tak percaya.

"Saya serius bi! Saya tidak tahu kapan bisa kesini secepatnya, karena dalam setahun kedepan saya sangat sibuk mengurus perusahaan bi!" 

Abi Ilyas terdiam dia tidak dapat memberikan jawaban, karena itu semua hanya Aulya lah yang bisa menjawabnya. Demikian pula dengan Aulya ia benar-benar bingung di buat calon suaminya. Lagipula mengapa harus terburu-buru batinnya menyeru.

"Lya? Bagaimana nak?" Terdengar lagi pertanyaan yang membuat nya dilema seperti waktu itu.

Seuasan sangat hening tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Aulya, dia hanya terdiam memikirkan jawabannya. Beberapa menit berlalu tetapi Aulya tetap di dak menjawab, membuat abi Ilyas mengulangi pertanyaannya.

"Lya ... bagaimana nak? Kamu setuju jika pernikahan kalian dilaksanakan besok?" 

Keringat dingin mengucur deras di tubuh Aulya, nafasnya berpacu seolah sangat sulit baginya untuk bernafas. Tak punya pilihan Aulya terdiam dan menganggukkan sedikit kepalanya. Sehingga Abi Ilyas bernafas lega terutama Farhan ia tampak menyunggingkan senyuman terselubung.

***

Setibanya di hotel, Farhan menyuruh asisten pribadinya mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahannya besok. Mulai dari baju untuk nya dan juga gamis putih untuk Aulya juga memintanya menyiapkan uang seratus juta serta alat sholat sebagai mahar pernikahan mereka,. Secepat kilat asisten pribadinya menyanggupi permintaan Farhan, berlalu menuju loby hotel meninggalkan Farhan sendiri di kamarnya.

Kemudian Farhan membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, dan berganti pakaiannya dengan kaos polos. Lalu duduk bersandar di tempat tidurnya, meraih ponsel dan kembali mencoba menghubungi Nadira.

[Hallo sayang?] Jawab wanita dari seberang telepon.

[Iya...hallo!] Balas Farhan ketus.

[Kamu kenapa? Marah ya sama aku? Karena beberapa hari ini enggak ngasih kabar ke kamu, maaf ya!] tanya Nadira dengan nada bicaranya yang selalu manja pada Farhan.

[Ya iyalah, kamu masih nanya? Kenapa sampe enggak bisa ngasih kabar? Kemana aja? Sibuk ngapain hah?] Ucap Farhan marah dan terlihat raut wajahnya begitu jengkel.

[Aku minta maaf sayang, aku kemarin lagi sibuk buat persiapan kontrak kerja sama aku! Kamu jangan berfikiran yang aneh-aneh. Aku enggak akan mungkin main serong di belakang kamu, karena aku udah berkomitmen sama kamu! Tolong dong kamu jangan gini! Aku tu sakit tau kamu giniin!]

Terdengar suara lirih disertai Isak tangis dari Nadira wanita yang berprofesi sebagai model karena wajahnya yang cukup manis, dengan perawakan tubuhnya yang seksi dan selalu tampil modis.Telepon masih tersambung namun tidak terdengar suara apapun kecuali tanisan Nadira, membuat Farhan merasa bersalah atas ucapannya yang kasar pada kekasih hatinya itu.

[Sayang! Maafin aku udah bikin kamu nangis, maaf karna aku udah berpikiran yang negatif tentang kamu dan marahin kamu...maaf ya sayang?] Ungkap Farhan dengan lembut dan tulus. Memaki dirinya sendiri karena sudah memperlakukan belahan jiwanya seperti tadi 

[I-iya...aku maafin tapi jangan diulangi!] Balas Nadira dan menutup sambungan telepon mereka.

Farhan terenyuh dan rasa bersalah nya semakin menjadi, segera ia menuliskan pesan singkat melalui aplikasi hijau. Meminta maaf berulang kali dan mengatakan bahwa ia begitu menyayangi Nadira. Akan tetapi pesannya hanya dibaca saja oleh Nadira dak ada balasan dari wanita itu, 

"Nad... maafin aku sayang! Aku begini karena takut kehilanganmu, aku sayang banget sama kamu nad." Gumamnya lirih.

***

Keesokan harinya, Farhan terbangun dan terlonjak kaget karena waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi ia sudah terlambat untuk acara pernikahannya. Bahkan Farhan pun tidak menyadari kalau dia belum mengecek persiapan untuk ijab qobul yang ia serahkan kepada asisten pribadinya. Karena semalaman dia sibuk membujuk Nadira tetapi usahanya hanyalah sia-sia.

"Gawat...aku terlambat" ucapannya dengan mata terbelalak melihat jam di dinding.

"Ting ...tong..."

Farhan segera membuka pintu kamarnya, ternyata asisten pribadinya telah berdiri disana memberikan jubah putih dan gamis warna serupa lengkap dengan Khimar panjang juga cadar yang di hiasi taburan mutiara senada. 

"Pak! Ini pakaian anda serta nona Aulya, untuk uang seratus juta juga sudah saya siapkan beserta alat sholatnya!" Lapor lelaki yang sebaya dengan Farhan.

"Bagus, aku pikir kamu tidak bisa menyiapkan semuanya ternyata ini di luar dugaan ku tak salah aku mengandalkan mu!" Ujar Farhan memberi pujian pada assisten pribadinya.

Kemudian Farhan mengambil pakaian itu dari asistennya kecuali milik Aulya, segera ia mandi dan bersiap-siap, ia merapikan rambutnya yang basah lalu menyemprotkan parfum yang menjadi ciri khasnya dan terakhir mengenakan jubah putih serta sorban putih pula. 

Ia pun berlarian menuju parkiran di sana sudah ada Andra si asisten pribadinya yang telah menunggu Farhan di dalam mobil, melihat Farhan telah masuk kedalam mobil tersebut, dan tanpa mengulur waktu. Andra langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

***

Sekitar tiga jam perjalanan waktu yang ditempuh Farhan, untuk yang ketiga kalinya kini ia telah berada di rumah Aulya. Rumah itu telah di penuhi oleh kerabat dekat Aulya serta tokoh adat  kampung tempat tinggal Aulya. di sana, juga sudah hadir penghulu yang akan menikahkan mereka.

Farhan pun turun dari mobil sedan hitam metaliknya membuat semua orang tertuju pada nya, ia terlihat sangat tampan sempurna di tambah pakaian yang dikenakan membuat orang menilai bahwa dia adalah sosok laki-laki idaman. 

 Andra kemudian juga turun dengan membawakan gamis putih untuk Aulya, lalu ia menyerahkan gamis itu pada abi Ilyas. Agar bsa dipakai segera oleh Aulya. 

"Assalamualaikum!" 

Farhan masuk sembari mengucapkan salam pada semua orang, dan  nantinya akan menjadi saksi atas janji yang ia ikrarkan pada Tuhan juga pada Aulya.

"Waalaikumsalam! Pengantin laki-laki sudah datang, marilah kita mulaikan saja ijab qobulnya!" Seru lelaki tua yang merupakan tokoh adat setempat.

"Setuju! Pak Ilyas bagaimana menurut bapak?" Tanya orang-orang yang menghadiri pernikahan Aulya.

"Ya, lebih cepat lebih baik!" Sambung abi Ilyas begitu mantap.

Farhan hanya diam dan mengangguk mengikuti apa yang telah di setujui semua orang, dia pun duduk di hadapan Abi Ilyas juga penghulu, di samping kiri ada pak Datuk tokoh adat dan di kanan ada paman Aulya. Andra si asisten pribadinya berada di tengah-tengah kerabat dekat Aulya dan para tetangga sekitar. Ikut menyaksikan langsung ijab qobul yang akan di ucapkan Farhan. Terlihat jelas saat ini tangan Farhan telah menjabat tangan abi Ilyas terucaplah,

"Bismillahirrahmanirrahim... saudara Farhan Iskandar bin Alwi Iskandar saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Aulya karina binti Ilyasa dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai seratus juta, tunai!" 

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Aulya Karina binti Ilyasa dengan mas kawin tersebut,tunai!" 

"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu.

"Sah!" 

"Alhamdulillah!"

Serentak semua orang berkata sah, tanda sudah resminya Aulya dan Farhan menjadi sepasang suami istri. Tanpa terbata-bata Farhan melaksanakan ijab qobul dengan mantap membuat Aulya yang mendengar momen sakral itu menumpahkan tangis, umi Habibah juga Nabil ikut menitikan air mata ada rasa kehilangan setelah akad nikah itu.

Ya, mereka harus merelakan Aulya yang kini berstatus istri Farhan dan akan ia bawa kemanapun dia pergi.

Related chapters

  • MATI RASA   Kehidupan Pahit Di mulai

    Di malam pernikahan mereka, Farhan langsung pamit membawa Aulya ke hotel yang masih ia tempati dia juga tidak ingin menginap di rumah abi Ilyas dengan alasan bahwa besok pagi sekali ia akan pulang ke Magelang, dengan berat hati abi Ilyas dan umi Habibah melepaskan kepergian putri sulungnya.Umi Habibah pun ikut membantu Aulya berkemas barang-barang miliknya. Bibir cemberut terbias begitu lekat pada wajah Aulya, tak henti ia berceloteh mengatai suaminya pada umi Habibah"Mas Farhan kebangetan ya um, masa dia enggak mau nginep disini! Padahal semalam saja!" Aulya mendengus kesal pada suami barunya itu."Eh, kamu ini kok ngomong gitu pada suamimu." Umi Habibah berjalan menuju lemari berisi pakaian Aulya."Iya habisnya mas Farhan sih bikin kesel mi, aku kan masih mau kangenan sami umi, Abi sama Nabil." Ucap Aulya yang masih keras dengan rasa kesalnya."Lya...kamu itu sudah menikah nak jadi, kemanapun suami

    Last Updated : 2024-10-29
  • MATI RASA   Suami Pilihan Abi

    "Aulya... abi sudah menta'arufkan kamu dengan seseorang, Farhan namanya! Dia adalah anak sahabat baik abi ketika kuliah di Magelang!" Ungkap seorang lelaki berusia senja yang menatap penuh harap pada putri sulungnya agar mau menikah.Sementara itu, gadis cantik yang kini berhadapan dengannya itu sangat terkejut dan seketika bola matanya membulat mendengar perkataan abi Ilyas yang diam-diam telah menjodohkannya. Aulya menatap kearah umi Habibah ibunya berharap mendapatkan kebenaran sesungguhnya dan ya, umi Habibah mengangguk sambil melihat Aulya. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali menatap abinya yang masih setia duduk menunggu jawaban."Su-sungguh bi? Abi sudah menta'arufkan Lya? Kenapa Abi tidak membahas ini sebelumnya sama Lya bi?" Serunya dengan nada sedikit meninggi. Sebenarnya Aulya tidak ingin meninggikan suara ketika dia sedang berbicara kepada kedua orang tuanya terlebih pada abinya. Akan tetapi ada rasa kecewa dalam hati Aulya ia belum bisa

    Last Updated : 2024-10-29
  • MATI RASA   Kedatangan Farhan

    Padang, Sumatra barat.Seusai sarapan bersama tadi, Aulya hanya duduk termenung sendirian di kamarnya. menatap keluar jendela melihat pohon yang daunnya bergoyang ditiup angin semilir, Aulya mengurung diri hampir seharian membuat Nabil heran, dan menimbulkan tanda tanya umi Habibah akan perubahan sikapnya."Nabil... Dimana kakakmu?" Tanya umi Habibah pada Nabil yang jemarinya sedang mengetuk layar ponsel di tangannya."Kak Lya di kamar mi, dari tadi dia enggak keluar!" Jawab Nabil yang masih kesal dengan Aulya."Kenapa dia? Enggak biasanya seperti ini."Umi Habibah pun mendatangi kamar yang pintunya terkunci rapat, mencoba mengajak putrinya berbicara. Ia pun mulai mengetuk pintu kayu itu."Tok! Tok! Tok!""Lya...buka pintunya nak! Umi mau bicara sama kamu!" Sahutnya dan masih berdiri menunggu Aulya membukakan pintu untuknya.Akan tetapi tidak terjadi apa-apa, tidak ada jawaban

    Last Updated : 2024-10-29
  • MATI RASA   Awal Pertemuan

    Tepat pukul 07.15, Farhan beserta assisten pribadinya bergerak menuju kediaman keluarga Aulya, sengaja dia pergi pagi sekali karena perjalanan ke sana cukup jauh. Hampir memakan waktu, sedangkan Farhan harus segera kembali ke Magelang untuk mengurus perusahaannya. Dalam perjalanannya raut wajah Farhan sama sekali tidak bersemangat ditambah pikirannya saat ini hanya tertuju pada kekasihnya Nadira. Yang saat ini sedang berada di luar negeri.Mata Farhan hanya memandangi foto Nadira yang terpampang dalam aplikasi hijau di ponselnya berharap kekasihnya itu menelpon sekedar untuk memberi kabar."Sayang! Kamu kemana saja?" Lirihnya perlahan.Saat Farhan tengah sibuk mengkhawatirkan Nadira, tiba-tiba ponsel itu berdering dengan nama pak Ilyas yang tertera di layar ponsel itu.[Hallo? Assalamualaikum abi?] Sapanya dengan lemah lembut.[Waalaikumsalam! Farhan kamu sudah sampai di mana?] Balas abi Ilyas

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • MATI RASA   Kehidupan Pahit Di mulai

    Di malam pernikahan mereka, Farhan langsung pamit membawa Aulya ke hotel yang masih ia tempati dia juga tidak ingin menginap di rumah abi Ilyas dengan alasan bahwa besok pagi sekali ia akan pulang ke Magelang, dengan berat hati abi Ilyas dan umi Habibah melepaskan kepergian putri sulungnya.Umi Habibah pun ikut membantu Aulya berkemas barang-barang miliknya. Bibir cemberut terbias begitu lekat pada wajah Aulya, tak henti ia berceloteh mengatai suaminya pada umi Habibah"Mas Farhan kebangetan ya um, masa dia enggak mau nginep disini! Padahal semalam saja!" Aulya mendengus kesal pada suami barunya itu."Eh, kamu ini kok ngomong gitu pada suamimu." Umi Habibah berjalan menuju lemari berisi pakaian Aulya."Iya habisnya mas Farhan sih bikin kesel mi, aku kan masih mau kangenan sami umi, Abi sama Nabil." Ucap Aulya yang masih keras dengan rasa kesalnya."Lya...kamu itu sudah menikah nak jadi, kemanapun suami

  • MATI RASA   Pernikahan Aulya dan Farhan

    Farhan terdiam cukup lama memandangi ujung rambut hingga ujung kaki Aulya nyaris membuat dirinya lupa diri, sungguh Aulya begitu sempurna. Sedangkan Aulya hanya tertunduk ia baru kali pertama memperlihatkan wajah pada lelaki selain abi Ilyas, ia pun sangat canggung karena Farhan melihatnya begitu tajam. Membuat Aulya dengan spontan menutup kembali cadar yang di kenakannya. Membuat Farhan tersontak kaget."Farhan, inilah Aulya dan kamu juga sudah melihatnya! Dia seorang hafidzah, sekarang bagaimana pendapat kamu tentangnya?" Tanya Abi Ilyas pada Farhan."Ya bi, Allah maha baik telah menyiapkan aku wanita shalihah di hadapanku ini! Aku ingin segera menghalalkannya!"Sungguh kata-kata Farhan membuat Aulya tersanjung ia tersenyum dan tersipu malu di balik cadarnya, pipinya merona akibat Farhan yang memujinya."Abi... bagaimana besok kita laksanakan akad nikahnya?" Tanya Farhan serius, Membuat semua orang terkeju

  • MATI RASA   Awal Pertemuan

    Tepat pukul 07.15, Farhan beserta assisten pribadinya bergerak menuju kediaman keluarga Aulya, sengaja dia pergi pagi sekali karena perjalanan ke sana cukup jauh. Hampir memakan waktu, sedangkan Farhan harus segera kembali ke Magelang untuk mengurus perusahaannya. Dalam perjalanannya raut wajah Farhan sama sekali tidak bersemangat ditambah pikirannya saat ini hanya tertuju pada kekasihnya Nadira. Yang saat ini sedang berada di luar negeri.Mata Farhan hanya memandangi foto Nadira yang terpampang dalam aplikasi hijau di ponselnya berharap kekasihnya itu menelpon sekedar untuk memberi kabar."Sayang! Kamu kemana saja?" Lirihnya perlahan.Saat Farhan tengah sibuk mengkhawatirkan Nadira, tiba-tiba ponsel itu berdering dengan nama pak Ilyas yang tertera di layar ponsel itu.[Hallo? Assalamualaikum abi?] Sapanya dengan lemah lembut.[Waalaikumsalam! Farhan kamu sudah sampai di mana?] Balas abi Ilyas

  • MATI RASA   Kedatangan Farhan

    Padang, Sumatra barat.Seusai sarapan bersama tadi, Aulya hanya duduk termenung sendirian di kamarnya. menatap keluar jendela melihat pohon yang daunnya bergoyang ditiup angin semilir, Aulya mengurung diri hampir seharian membuat Nabil heran, dan menimbulkan tanda tanya umi Habibah akan perubahan sikapnya."Nabil... Dimana kakakmu?" Tanya umi Habibah pada Nabil yang jemarinya sedang mengetuk layar ponsel di tangannya."Kak Lya di kamar mi, dari tadi dia enggak keluar!" Jawab Nabil yang masih kesal dengan Aulya."Kenapa dia? Enggak biasanya seperti ini."Umi Habibah pun mendatangi kamar yang pintunya terkunci rapat, mencoba mengajak putrinya berbicara. Ia pun mulai mengetuk pintu kayu itu."Tok! Tok! Tok!""Lya...buka pintunya nak! Umi mau bicara sama kamu!" Sahutnya dan masih berdiri menunggu Aulya membukakan pintu untuknya.Akan tetapi tidak terjadi apa-apa, tidak ada jawaban

  • MATI RASA   Suami Pilihan Abi

    "Aulya... abi sudah menta'arufkan kamu dengan seseorang, Farhan namanya! Dia adalah anak sahabat baik abi ketika kuliah di Magelang!" Ungkap seorang lelaki berusia senja yang menatap penuh harap pada putri sulungnya agar mau menikah.Sementara itu, gadis cantik yang kini berhadapan dengannya itu sangat terkejut dan seketika bola matanya membulat mendengar perkataan abi Ilyas yang diam-diam telah menjodohkannya. Aulya menatap kearah umi Habibah ibunya berharap mendapatkan kebenaran sesungguhnya dan ya, umi Habibah mengangguk sambil melihat Aulya. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali menatap abinya yang masih setia duduk menunggu jawaban."Su-sungguh bi? Abi sudah menta'arufkan Lya? Kenapa Abi tidak membahas ini sebelumnya sama Lya bi?" Serunya dengan nada sedikit meninggi. Sebenarnya Aulya tidak ingin meninggikan suara ketika dia sedang berbicara kepada kedua orang tuanya terlebih pada abinya. Akan tetapi ada rasa kecewa dalam hati Aulya ia belum bisa

DMCA.com Protection Status