Share

kekhawatiran Azam.

POV Jihan

"Ya Allah, kenapa rasanya sesakit ini? Sampai sekarang aku memang masih belum merasa memiliki mas Azam, karena bagiku hatinya masih terpaut pada ci Agnes dan aku memahami mereka yang telah menjalin cinta selama lima tahun, tapi mengapa aku tak kuasa melihat keromantisan mereka, ya Allah?" Batinku berteriak, dan tak terasa cairan bening keluar dari retinaku.

Ci Agnes tampak menghampiriku, buru-buru aku mengusap air mataku. Dia tersenyum ramah sama seperti saat dia ke rumahku tempo hari.

Dia menyapaku kemudian mengatakan kalau dia sudah muallaf, aku ikut bahagia sekaligus sedih, karena seperti yang sudah pernah dia katakan kalau dia akan menikah dengan mas Azam setelah menjadi muallaf dan lagi-lagi hatiku menjerit, ingin menangis saat ini juga, tapi aku tak kuasa, karena aku tak mau ci Agnes tahu aku lemah.

"Sepupumu itu laki-laki yang baik, aku ingin sekali menikah dengannya. Kamu setuju, kan?" Ucapnya lagi.

"Aku setuju saja, cici sama mas Azam kan memang sudah lama pacaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status