Share

Calon Jihan.

Debaran jantungku semakin kencang tak terkendali.

Parahnya, aku seperti tak bisa mengendalikan kedua bola mataku untuk tidak melihat pesonanya.

"Jihan?"

Deg!

Secepat kilat, aku membalikkan badanku dan pura-pura mengambil gelas untuk minum dengan tangan yang sedikit gemetar.

"Kamu masih di situ?" tanya mas Azam santai.

"Iya, a-ku haus. Cuacanya gerah," balasku asal saking gugupnya.

Kemudian, aku mengambil air dan langsung meminumnya.

"Di luar, kan masih hujan, memangnya kamu merasa kegerahan?"

Mati aku!

Aku tak bisa menjawabnya.

Karena itu juga, aku mengambil air lagi dan minum lagi. Aku khawatir ketahuan kalau aku tadi memandangnya.

Tapi ....

Kayaknya, mas Azam tak peduli dengan kegugupanku, karena ia sudah masuk ke kamarnya, dan setelah itu barulah aku berani menoleh dan menghembuskan nafas panjang, sebab sejak tadi seperti sesak nafas.

"Untung nggak ketahuan. Ya Allah, kenapa aku malah jadi seperti ketakutan seperti ini? Apa karena aku belum pernah melihat laki-laki bertel4nj4ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status