Share

83

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2024-09-15 10:06:00

Sudah seminggu kami tinggal di rumah baru, memulai kehidupan dan membuka lembaran cerita yang penuh harapan. Berharap bahwa hari esok lebih baik daripada hari-hari kemarin dan kejadian pahit tidak terulang lagi.

Ibuku mulai berbenah dan memikirkan sekiranya usaha apa yang akan dia lakukan sementara aku juga memikirkan tentang pendidikan dan sekolahku. Kuputuskan untuk pindah sekolah ke sekolah terdekat agar aksesnya lebih cepat dan hemat, sementara Bunda memutuskan untuk melanjutkan usaha laundry dan membuka warung kecil-kecilan. Kami mungkin tidak bisa membuka kedai makanan laut atau coffee shop secepatnya karena itu membutuhkan biaya besar, aku dan Bunda untuk sementara ini harus hidup prihatin dan hemat serta giat menabung agar harapan yang kami cita-citakan terlaksanakan.

Hidup kami berjalan lancar dan damai, dari pagi hingga malam kami beraktivitas dan berusaha untuk saling menceriakan hati masing-masing, tidak ada lagi pembahasan tentang kesedihan atau tentang ayah. Juga memban
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   84

    Saat setelah aku mengatakan kata-kata itu Ayah tiba-tiba meneteskan air mata sambil menutup matanya dengan ujung jari. Dia terdiam tapi nafasnya terdengar naik dan turun. Ada Isakan kecil yang berusaha ia sembunyikan tapi aku mendengarnya."Kenapa?" tanyaku lirih."Ayah hanya sedih saja karena kalian memutuskan untuk pergi dari kota demi menghindari ayah.""Kalau sudah tahu begitu kenapa ayah menyusul!"Pria itu mendongak menatapku dengan tatapan terbelalak. Dia memandang ibuku dengan pertanyaan dan rasa penasaran yang sama tapi Bunda hanya mengangkat bahunya tanda dia tidak mengerti dan tidak mau ikut campur. Kadang aku mengerti kalau Ayahku sedikit terkejut dengan kata-kata dan ucapan diri ini yang cukup pedas. Bahkan kedewasaan dan temperamen serta ucapanku, melebihi orang dewasa. kadang aku menyadari itu dan malu pada diri sendiri Tapi jujur saja aku tidak sengaja, saat bertemu dengan ayah selalu saja emosi dan dendam itu terkuak dari hatiku."Ayah, Ayah tahu begitu besarnya perju

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   85

    Dunia ini ada berbagai jenis laki laki, tapi umumnya dibagi menjadi dua, salah satunya adalah lelaki yang bijaksana dan setia memegang komitmen dan satu lagi yang mudah terpengaruh dan hanya mementingkan dirinya sendiri.Ayahku adalah jenis lelaki kedua yang mudah dipengaruhi dan hanya memikirkan kebahagiaan hidupnya sendiri. Pikirannya hanya berputar tentang kejadian jangka pendek saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya dan dampaknya akan seperti apa pada kehidupan orang-orang sekitarnya. Yang Ayah tahu Ayah harus bahagia, dia tidak memperdulikan tentang apa yang akan terjadi padaku dan ibuku juga dia tidak bisa menjamin dirinya akan benar-benar bahagia dengan istri barunya.Buktinya sekarang .... Ya tersungkur dan bersujud dihadapan kami dalam keadaan masih memegang tongkatnya karena patah kaki, cedera akibat kecelakaan tempo hari."Ayah jauh-jauh datang kemari dengan diantar oleh istri Ayah hanya untuk mengemis kasih sayang dan cinta kami?" tanyaku dengan sinis, aku

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   86

    Kunaiki lagi anak tangga berkelok menuju rumah mungilku dengan Bunda. Kutemui wanita yang masih terduduk sedih sambil menatap cakrawala dan lautan yang membentang luas di bawah kami. Tatapan Bunda yang kosong serta rambut Bunda yang tertiup angin membuat Dia terlihat sangat cantik sekaligus menyedihkan.Aku tahu persis sangat dalam cinta di hati Bunda terhadap ayah. Bahkan mungkin jika aku harus memberinya penghargaan wanita terbucin di dunia maka Bunda adalah pemenangnya. Bunda selalu punya alasan untuk memaafkan mantan suaminya dan memberinya kesempatan. Namun untuk saat sekarang ini, semuanya sudah selesai, Aku sudah melarang Ibuku untuk memberi Ayah kesempatan lagi.Mungkin nanti, mungkin setelah luka-luka di dalam hatiku sembuh, baru aku biarkan kedua orang tuaku untuk bersama lagi. Itupun kalau Ayah punya kesadaran dan mau kembali kepada kami. Di sisi lain jika dendam dan sakit hatiku mulai timbul, aku benar-benar tidak sudi menerima Ayah lagi untuk kesekian kalinya. Cukup suda

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   87

    Informasi yang bisa kutangkap dari nama pakaian dan selimut bayi itu, bahwa ia sedang dirawat di rumah sakit Ibu Anak yang cukup terkenal di kota.Bayi itu nampak lemah dan banyak sekali selang-selang yang menancap di tubuhnya. Nafasnya terlihat cepat dan putus putus. Dari video yang diunggah ayah, beliau meminta doa kepada kerabat dan teman-temannya agar bayinya segera sehat."Anak lelaki yang sudah lama saya tunggu kedatangannya dunia ini sedang sakit, saya mohon doanya teman teman, agar komplikasi yang sedang dialami anak saya segera membaik dan sembuh."Ayah menulis seperti itu pada captionnya yah mengharap sekali sebua keajaiban. Sebenarnya kasihan sekali dengan bayi itu, tapi, sudahlah aku tidak bisa berbuat banyak, biar orang tuanya yang ambil tindakan terbaik untuk anak mereka.*"Bunda mau kemana?" tanyaku pada Bunda yang keesokan paginya terlihat sangat rapi dan wangi."Mau pergi ke rumah sakit untuk kontrol.""Kontrol apa?""Kolesterol dan gula darah, belakangan Bunda se

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   88

    Pukul 11.00 malam aku dan Bunda membersihkan kedai dan menutupnya. Kami kembali ke kamar setelah menutup gerbang dan membuang sampah.Usai mandi dan mengenakan piyama yang nyaman aku berbaring dan mengambil ponselku untuk melihat pesan-pesan wa dan status beberapa sahabatku. Aku juga melihat lihat Facebook dan membaca postingan orang orang secara random, ada yang lucu, ada yang tragis, ada pula yang sedih. Salah satu postingan yang lewat adalah postingan Tante rindi, dia memposting kedukaan Ibu tiriku, suasana di rumah duka yang diliputi kesedihan dan orang-orang yang terus meneteskan air mata. Ibu tiriku terlihat tidak mampu menahan kesedihannya, terus dia terus memeluk bayinya dan saat seorang wanita meminta anaknya dari pelukannya untuk di mandikan, wanita itu terlihat menggeleng dan tidak rela."Jangan rebut anakku, Setelah begitu lama ia mengenakan selang-selang itu. Aku masih ingin merasakan mendekapnya," jawab wanita itu dengan histeris."Riska kendalikan dirimu, bersabarlah s

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   89

    "Bunda apa yang sudah bunda lakukan?""Sudah kubilang aku membalas semua dendam, aku menghilangkan alasan penderitaan dan kesakitanmu. Membalas semua rasa kehilangan dan sakit hatiku akibat kematian putriku. Kiri aku sudah puas dan aku rela menerima hukumanku!"Bunda terlihat tegas saat mengatakan kalimat itu, tidak ada sedikitpun roman ketakutan atau kekhawatiran di dalam dirinya. Memang, aku melihat jauh di di dalam bola matanya dia menyimpan kesedihan tapi dibalik semua itu bunda terlihat puas melakukan niatnya."Bunda, nggak tahu konsekuensi yang akan terjadi di dalam penjara sana, orang-orang akan menghukum dan menyakiti bunda kalau mereka tahu kalau bunda sudah membunuh seseorang! Udah tahu kan di setiap kamar pasti ada kepalanya dan mereka pasti akan menyakiti bunda sampai mereka puas dan menjadikan bunda sebagai hiburan juga sarana bully.""Aku tidak peduli! akan aku jelaskan mengapa aku melakukannya, aku yakin mereka akan mengerti!""Tidak semua orang akan mengerti! Justru m

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   90

    Tak sadar aku telah tertidur di ruang tamu karena kelelahan dan menangis tadi malam lalu terbangun saat cahaya matahari tepat di mataku. Untungnya ini hari Minggu, dan aku telat bangun karena kesiangan."Bunda ...."aku mengedarkan pandangan dan memperhatikan seluruh sudut rumah yang terlihat sepi dan belum dibereskan. Pikiranku kemudian kembali kepada kesadaran bahwa bunda sudah tidak ada lagi di rumah ini. Dia sekarang ditahan di jeruji besi dan hanya aku dia sendirian di sini.Aku ingin menangis tapi aku sudah tak sanggup lagi untuk mengeluarkan air mata. Pikiranku kosong dan hatiku kebas. Ada keputus asaan yang sulit aku pahami dan tidak bisa kujabarkan dengan kata-kata. Segalanya terasa abu-abu baik tentang hari esok dan masa depanku. hatiku hampa tanpa kehadiran bunda setelah kehilangan ayah dan segalanya aku mulai merasakan bahwa hidupku dipenuhi dengan penderitaan dan masalah.Aku teringat dengan ancaman keluarga Tante Riska yang mengatakan bahwa aku tidak bisa bersekolah d

    Last Updated : 2024-09-15
  • MALAIKAT PENCURI AYAH   91

    Kutinggalkan ayahku yang masih menangis dan berharap bahwa aku kembali dan menerima kehadirannya, dia memohon sambil menangkupkan tangan dan menjatuhkan dirinya ke tanah. Dia menangis sambil menaburkan debu ke atas kepalanya dan berkata bahwa ia menyesal telah meninggalkan kami demi tante Priska."Ayah, jangan bersikap seolah ayah kehilangan dunia, kenapa dari dulu tidak pernah menunjukkan penyesalan atau sekedar berpikir jika kemungkinan terburuk terjadi kepada ayah, masihkah ayah membutuhkanku atau tidak?! Sekarang terbukti kan kalau ayah memang menyesal dan akhirnya pulang ke kami, tapi semuanya sudah terlambat, jauh terlambat! hidup kami sudah hancur, Bunda di penjara dan kami kehilangan semuanya. Ayah diceraikan lalu diusir, sesungguhnya itu semua salah ayah, bukan salah kami!""Tolong, tunggu..." Tertatih ayah mencoba mengejarku, sementara aku yang sudah kesal segera ingin menjauh saja dari hadapannya."Sudah percuma, aku mau pergi," ucapku sambil mempercepat langkah menuruni t

    Last Updated : 2024-09-15

Latest chapter

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   100

    Pada akhirnya setelah diskusi panjang lebar dan keluargaku membujukku, maka aku pun setuju untuk pulang ke rumah keluarga dan ahli warisku. Sebetulnya aku tidak terlalu ingin bersama mereka tapi bagi mereka tidak aman diriku untuk tinggal sendiri di tengah teror dan ancaman keluarga Tante Priska.Meski nantinya keluarga Priska tidak akan lagi menemuiku, tapi tetap saja keluargaku khawatir tentang diri ini yang sendirian karena aku adalah anak perempuan. Belum lagi usaha kedai yang mungkin tak akan bisa kukelola dengan maksimal. Kedai itu terancam gulung tikar sebentar lagi.*Aku pindah ke rumah nenekku, tinggal di sebuah kamar di lantai dua bersebelahan dengan kamar oma. Sikap Oma berubah drastis, dia yang tadinya biasa saja, jadi sangat perhatian dan sayang. Mungkin karena besarnya rasa bersalah padaku dan Bunda. Nenek jadi sangat lembut, penuh kasih sayang dan berusaha memenuhi kebutuhanku.Om dan tanteku juga sama, mereka mendukung dan menyayangiku, mereka mencarikan kampus yang

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   99

    Hari itu kutemani ayah pergi ke rumah sakit jiwa di mana Bunda dirawat sekaligus ditahan. Saat pertama kali mendaftar di lorong rumah sakit dan bilang kalau kami ingin bertemu Bunda naifa, aroma khas rumah sakit serta sedikit aroma busuk mulai menguar di penciumanku.Aku juga mendengar teriakan dan suara tawa melengking yang berasal dari para pasien yang mungkin sedang berhalusinasi atau teringat dengan peristiwa traumatis mereka. Aku bisa merasakan betul tekanan dan prihatin dengan nasib pasien yang ada di situ. Aku yakin bukan keinginan mereka untuk ada di sana tapi keadaan dan mental mereka yang membuat mereka tertahan.Kami diantarkan oleh dua orang perawat ke sebuah kamar yang berada di lantai 2 dan jauh di ujung lorong sayap timur. Saat melewati koridor, aku bisa melihat di sebelah kanan dan kiri, ruang pasien yang dilapisi kaca dan jaring jeruji, berisi mereka dengan aneka tingkah laku dan keluhan. Ada yang hanya duduk di ranjang sambil menerawang menatap jendela, ada yang b

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   98

    "Aku tidak akan ikut campur kalau Tante ingin berpisah atau tetap bersama ayah, tapi ada sedikit yang mengganjal hatiku karena tiba-tiba tante ingin mendapat permintaan maaf dari ibuku. Kalian berdua sama-sama salah dan sama-sama kena getahnya, kenapa tidak saling merangkul dan saling memaafkan satu sama lain saja, tanpa harus menuntut satu harus bersujud kepada yang lain?""Maaf, ibumu telah membunuh anakku.""Kehadiranmu juga telah membunuh adikku.""Ia membuatku mendapatkan kesialan bertubi-tubi.""Karena kehadiranmu kami kehilangan ayah dan rumah, keluarga kami hancur hubungan kami dengan nenek kami juga hancur, apa Tante ingin kita mengadu nasib?""Baiklah kau menang!"wanita itu akhirnya menyerah dan hanya mendengkuskan nafas sambil terlihat kesal padaku. Dia dalam keadaan sakit dan sedih sementara dia kesal dan tidak mau menatap wajahku. Dia benahi selimutnya sendiri karena hawa AC yang mulai dingin.Kuhampiri wanita itu, lalu kubantu dia untuk memperbaiki selimut, ku tawarkan j

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   97

    "Dengar anak suamiku! Aku sedang sakit, bersedih dan ditimpa kesulitan bertubi-tubi. Aku tidak mau kehadiranmu mengeruhkan suasana dan membuat diriku makin depresi. jadi dengan penuh hormat, aku memintamu untuk meninggalkanku sendiri saja,"ucapnya sambil mengarahkan tangan ke pintu yang pertama bahwa dia mau tidak mau terpaksa mengusirku."Aduh Tante, kalau aku tidak menjaga lantas siapa yang akan membantumu pergi ke kamar mandi dan mengawasimu, kau bisa pingsan dan saluran infus itu bisa terlepas dari tanganmu dan berdarah. Harus menjagamu Demi rasa baktiku kepada ayahku. Aku tidak akan tahan terus bicara dan menatap wajahmu jadi aku akan mengawasimu dari luar, kataka. Saja kalau kamu butuh sesuatu," ucapku ketika hendak membalikkan badan dan pergi."Kau tidak perlu susah payah, urus saja ibumu yang pembunuh itu," jawabnya dengan sombong, aku tersentak saat wanita itu menyebut ibuku dengan sebutan pembunuh. Emosiku tiba-tiba ingin naik kepala Andai saja aku tidak berusaha mengendali

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   96

    Aku menelpon ayah dalam perjalanan pulang dari persidangan Bunda. Aku ingin tahu Ayah sedang apa. Apakah dia sudah sampai di rumah atau belum. Kalau belum Aku ingin sekalian pergi menjemputnya karena Ayah tidak membawa motor melainkan dia menggunakan ojek online."Halo assalamualaikum ayah...""Ya, walaikum salam."Suasana di sekitar Ayah terdengar sangat ramai dan lalu lalang orang serta keriuhan yang sulit kujelaskan, aku tidak bisa berasumsi kalau dia sedang di kantor karena tidak mungkin suasana di kantor sampai seperti pasar. Ada suara jeritan orang yang menangis dan beberapa yang lain terdengar bicara dan sulit dimengerti Apa yang sedang mereka katakan."Ayah di mana sekarang, apa yang sedang Ayah lakukan?""Ayah sedang di rumah sakit, Tante Priska menelpon ayah dan meminta ayah datang ke sini," jawabnya dengan suara pelan.Tadinya aku ingin menceritakan tentang keadaan Bunda dan putusan apa yang bunda dapatkan tapi mendengar nama tante Priska disebutkan aku jadi kesal dan mengu

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   95

    "Lalu apa pilihan Ayah, apa Ayah akan pulang dengan kami atau kembali ke Tante Priska?"Pertanyaanku itu cukup membuat ayah terhenyak dan diam saja. Dia menggeleng lalu mendesah pelan."Tidak keduanya." Ayah mendesah dan memilih beranjak dari tempat duduknya, ia trtatih pelan dengan tongkatnya menuju ke kamar.Dari belakang siluet tubuh ayah terlihat kurus, sedikit bungkuk, hilang semua wibawa dan ketegapan dirinya sejak musibah yang menimpa. Pun Tante Priska yang kini babak belur dihujam masalah demi masalah. Kasihan, tapi harus bagaimana lagi.Kini, yang harus kufokuskan adalah tentang ibuku yang menjalani hukumannya, entah berapa tahun dia di penjara aku tak tahu. Semoga hakim mempertimbangkan ketidak stabilan mentalnya agar ibuku bisa diampuni dan diberi keringanan. Meski menurut orang lain egois bahwa aku berharap ibuku yang seorang pembunuh berencana tidak dihukum berat karena gangguan jiwa, tapi aku tetap berharap itu terjadi. Semoga ada keajaiban.*Seminggu kemudian.Pagi se

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   94

    Sepanjang malam Ayah Hanya duduk di depan rumah sambil membiarkan tubuhnya ditiupkan angin malam yang datang dari lautan, libur ombak yang membentur pantai seakan seperti perasaan ayah yang saat ini merasa sangat sedih dan bersalah.Dari jendela kamar aku melihat tatapan Ayah yang menerawang, sesekali ia mengusap air matanya, sekali ia menangis sampai bahunya terguncang dan akhirnya ia kembali terdiam dalam lamunan panjang.Apa yang beliau katakan memang benar, kalau ada orang yang paling pantas menanggung kesalahan maka dialah orangnya, dialah penyebab semua masalah dan petaka yang terjadi. Kedua istrinya harus mengalami gangguan kejiwaan dan mental karena terlalu depresi memikirkan kehidupan mereka yang hancur karena ayah. Satu dikecewakan karena cintanya dan satu kecewa karena kehilangan anaknya. Puncak dari semua itu ayahlah penyebab utamanya. Anak tante Priska tidak akan mati kalau bukan disebabkan oleh ibuku yang mengalami gangguan kejiwaan dan tega berbuat hal yang nekat. Tapi

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   93

    Hal yang paling mengejutkan dan tidak pernah kuduga adalah ternyata Ibu tiriku ada di antara mereka, kupikir dia tidak ikut tapi saat ku dengar dia lama-lamat menangis dan terus merintis saat diangkat oleh orang-orang maka pahamlah aku kalau dia sudah ikut.Kulihat wajahnya yang pucat karena syok serta tangannya yang berdarah karena pecahan kaca, aku jadi merasa miris sekaligus kasihan tapi lebih banyak puasnya. Aku ingin tertawa karena pelakor itu selalu mendapatkan kesialan dan kemalangan setiap kali berkendara di jalan raya. Baru saja ia sembuh dari cedera tulang yang berkepanjangan. Kini ia harus tabrakan dan malah lebih mengenaskan lagi."Siapa yang meninggal Pak, keponakanku?" tanyanya lemas, saat ia ditandu oleh empat orang, wanita itu sempat berpapasan denganku. Ia membulatkan mata tepat saat tatapan bola mata kami saling bertautan. Aku yang masih mengenakan helm dan tidak sadar kalau tidak pakai masker segera menghindar dari wanita itu, karena aku tidak mau hal itu menimbulka

  • MALAIKAT PENCURI AYAH   92

    Hari demi hari kulalui dengan penuh perjuangan yang cukup berat. Sisa uang yang ditinggalkan oleh Bunda mati-matianku kuperjuangkan untuk tetap cukup membeli bahan baku dan mengelola kedai. Aku berusaha hidup hemat dan prihatin tidak membeli kecuali sesuatu yang sangat kuperlukan. Pagi aku pergi mengambil kursus komputer dan coding, sementara sore hari aku akan sibuk di kedai untuk melayani para tamu.Sekarang Ayah tinggal bersamaku tapi aku tidak mau terlalu akrab dengannya, dia kerap menyapa dan mengajakku bercanda tapi aku menanggapinya dengan ekspresi datar dan memilih untuk menyibukkan diri dan kembali ke pekerjaanku. Jika sudah begitu, maka ayah akan dia, kemudian pergi mengerjakan apa saja yang rasa mampu ia kerjakan.Aku tetap memasak dan menyediakan makanan untuk ayah, aku tetap mencuci pakaian dan membersihkan kamarnya, tapi aku tidak banyak mengatakan apa-apa. Sesekali aku menjenguk Bunda, Tapi itu tidak terlalu sering karena bunda sendiri melarangku untuk selalu datang. B

DMCA.com Protection Status