Share

84

Saat setelah aku mengatakan kata-kata itu Ayah tiba-tiba meneteskan air mata sambil menutup matanya dengan ujung jari. Dia terdiam tapi nafasnya terdengar naik dan turun. Ada Isakan kecil yang berusaha ia sembunyikan tapi aku mendengarnya.

"Kenapa?" tanyaku lirih.

"Ayah hanya sedih saja karena kalian memutuskan untuk pergi dari kota demi menghindari ayah."

"Kalau sudah tahu begitu kenapa ayah menyusul!"

Pria itu mendongak menatapku dengan tatapan terbelalak. Dia memandang ibuku dengan pertanyaan dan rasa penasaran yang sama tapi Bunda hanya mengangkat bahunya tanda dia tidak mengerti dan tidak mau ikut campur. Kadang aku mengerti kalau Ayahku sedikit terkejut dengan kata-kata dan ucapan diri ini yang cukup pedas. Bahkan kedewasaan dan temperamen serta ucapanku, melebihi orang dewasa. kadang aku menyadari itu dan malu pada diri sendiri Tapi jujur saja aku tidak sengaja, saat bertemu dengan ayah selalu saja emosi dan dendam itu terkuak dari hatiku.

"Ayah, Ayah tahu begitu besarnya perju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status