Raja Xue dan Jung Seo menoleh kearah pintu kamar dimana Xue Ruo berdiri sambil menatap sang ayah."Kau...Kau yang memintanya sendiri...? Bagaimana bisa harga dirimu begitu rendah putriku...?" tanya Raja Xue dengan wajah kecewa.Xue Ruo berjalan mendekati ayahnya. Lalu dia menghampiri Bara Sena dan memegang bahunya."Jika menundanya, takutnya kekuatan Dewi Biru tidak bisa dibangkitkan mengingat banyak orang yang mengincar diriku. Sekarang, tak ada yang bisa meremehkan keluarga Xue lagi..." kata Xue Ruo dengan mata yang menyala biru.Bara Sena tersenyum."Ayah mertua. Kau begitu khawatir dengan putrimu. Aku maklum dengan hal itu karena kau ayah yang telah membesarkan dan menjaganya. Akan tetapi bahaya bisa datang kapan saja...Xue Ruo harus bisa menjaga dirinya sendiri disaat kau tidak ada di sampingnya. Kenapa dia ingin membangkitkan kekuatan Dewi Biru adalah agar kau tidak perlu lagi mengkhawatirkan dirinya." kata Bara membual."Kakak Bara pintar sekali dalam berbohong...Padahal dia ya
"Siapa kau? Apakah kau menantang Raja lautan ini?" tanya sosok aneh itu."Raja? Kebetulan sekali aku paling tidak suka dengan sebutan Raja. Bagiku itu adalah panggilan yang angkuh!" sahut Dewi Asmara lalu tangan kanannya bergerak kedepan seperti mendorong.Makhluk besar itu tak mengira bahwa dorongan tangan sang wanita itu bakal membuat dirinya terpental hingga ratusan tombak jauhnya.Blar!Tubuh pria aneh dengan kepala cumi-cumi itu terpental. Afrodit langsung terbang menyusul melalui celah perisai miliknya yang telah berhasil dirobek oleh makhluk yang mengaku sebagai raja lautan tersebut."Apa hanya segitu kekuatan Raja Lautan?" cibir Putri dengan tubuh yang diselimuti kekuatan putih kemerahan.Raja Lautan berwujud manusia cumi-cumi itu melayang di udara berkat bantuan tentakel-tentakelnya yang berada di dalam air."Itu belum seberapa. Jangan sombong dulu...!" ucap makhluk itu lalu salah satu tentakelnya bergerak menyerang Putri. Ujung dari tentakel itu sangat tajam bahkan bisa mene
Kedua punggawa itu saling menatap lalu kembali menatap Afrodit yang masih telanjang bulat tanpa pakaian. "Apa maksud mu hah!?" bentak Sebesi.Entah kenapa darahnya sedikit bergejolak melihat keindahan tubuh Dewi Asmara tersebut. Sama halnya dengan Sertung yang sejak tadi hanya diam. Dia memang tidak begitu banyak bicara kepada siapa pun. Tapi saat dia harus bertarung, dia adalah orang pertama yang paling bersemangat dibanding dua Punggawa lainnya.Afrodit tersenyum melihat Sebesi yang mulai terkena ilusi miliknya. Namun, tak semudah yang Dewi itu pikirkan. Karena Sebesi dan Sertung bukanlah makhluk sembarangan. Mereka adalah bawahan Ratu Kidul Sejagat yang tentunya memiliki kekuatan hebat."Katakan saja kepada kami, siapa kau dan pria gendut itu. Kami hanya ingin tahu pasti, apa yang terjadi pada Raja Gajam. Tak lebih dari itu. Dan masalah tubuhmu, lebih baik kau kenakan pakaian. Orang akan mengira kau seorang pelacur murahan yang dibawa kabur oleh pria gendut itu..." kata Sertung me
Jaya mengambil beberapa potong daging ikan lalu membersihkannya. Setelah itu dia pun pergi secara diam-diam menuju ke cegukan batu. Disana, Afrodit masih tergeletak di atas pasir beralaskan daun kering."Aku harus segera membuat makanan untuknya. Dia pasti lapar saat terbangun nanti," batin Jaya.Segera pemuda itu membuat tungku dari beberapa batu yang ada di sana. Lalu dia pun membuat api unggun untuk membakar daging ikan tersebut setelah sebelumnya daging tersebut dia masukkan ke dalam daun pisang yang dia bawa bawa sebelumnya.Setelah beberapa waktu lamanya akhirnya ikan pepes itu telah matang. Jaya pun mengorek bara api sehingga buntalan daun pisang yang sudah gosong itu terlihat. Dengan menggunakan kayu kecil pemuda itu pun mengangkat ikan pepes tersebut ke atas batu lalu membukanya. Di saat yang sama, kedua mata Afrodit pun terbuka. Terik matahari menyilaukan matanya."Uh, dimana aku..? Hm...Bau apa ini?" batin wanita itu lalu bangkit dan duduk. Dia mengawasi ke sekitarnya. Tat
Xia Qing Yue langsung menciptakan sebuah perisai pelindung yang mengitari tubuhnya. Dia sama sekali tak pernah menduga lawan akan memanfaatkan ruang tertutup Medan es untuk memenuhi ruang tersebut menjadi ruangan yang penuh dengan racun."Aku telah meremehkan lawan...Ini diluar dugaan..." batin gadis itu.Racun hijau tebal itu mulai memenuhi ruang dimensi milik Qing Yue membuat gadis itu mulai khawatir. Hal itu dikarenakan perisai es miliknya meleleh oleh racun milik Xun Hao. "Racun panas bisa melelehkan baja, apalagi perisai es milikmu ini hahaha! Kau bodoh sekali Xia Qing Yue!?" ucap Xun Hao sambil menyeringai. Dia mengambil beberapa butir pil penawar racun yang sudah disiapkan lalu menelannya."Sayang sekali, tubuhku belum sepenuhnya kebal terhadap racun ini..." batin Xun Hao menyadari kelemahannya sendiri.Bara Sena yang sedari awal mengammati dengan serius mendengar suara hati Xun Hao. Dia pun menyeringai kecil."Kelemahan ya...Sepertinya siapa yang akan jadi pemenangnya sudah j
Tao Shi menjerit setinggi langit saat rantai ungu milik Bara Sena menarik salah kakinya kedalam tanah hingga patah. Bara tersenyum kecil melihat hal tersebut."Kau sendiri yang meminta bukan? Aku baru melepas salah salah satu kakimu. Bagaimana? Kau seperti menjerit keenakan hahaha! Kalau begitu, yang satunya juga," ucap Bara lalu kembali menggerakkan jarinya.Krak!Aaaarrrgggg!!!!Tao Shi kembali menjerit kesakitan. Kaki kirinya ikut patah setelah ditarik oleh rantai ungu milik Bara Sena. Semua penonton merasa ngeri melihat kekejaman yang Bara Sena lakukan. Termasuk Yue Fei yang menjadi ragu setelah melihat Rantai Ungu tersebut."Setahuku dia tidak memiliki kemampuan itu...Lalu, siapa orang ini? Dia menggunakan rantai ungu yang memiliki aura Ratu Chu Yi..." batin Yue Fei.Chang Mei menatap Bara sambil menggeleng-gelengkan kepala."Kenapa ketua?" tanya Wuwei."Tidak. Hanya saja, dia mulai menunjukkan sifat yang kejam..." ucap wanita cantik itu.Sebenarnya Chang Mei sudah sedikit tahu m
Bara Sena menatap Xiao Wang yang berada didepannya. "Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama aku menantikan hari ini. Aku bisa membunuhmu dengan leluasa tanpa takut Raja Xue ikut campur," ucap Xiao Wang.Bara tersenyum sinis."Kau berkata seolah-olah kau bisa melakukannya. Aku penasaran, sekeras apa kau mencoba membunuhku..." sahut Bara membuat Xiao Wang geram."Akan kurobek mulut busukmu itu!" umpat Xiao Wang lalu dia langsung membuka serangan.Para penonton dibuat tegang melihat pertarungan dua Pendekar tersebut. Hal itu dikarenakan keduanya sama-sama hebat di babak pertama dan kedua meski Bara terlihat lebih unggul.Wuuttt!Tangan Xiao Wang bergerak menyambar kearah wajah Bara Sena. Dengan tenang Bara merunduk sehingga tinju itu lewat di atas kepalanya. Saat merunduk pemuda itu langsung mengerahka pukulannya kearah perut lawan."Kena kau!"Tinju Bara melesat. Namun dari dalam perut Xiao Wang keluar satu tangan hitam yang langsung menangkap tinju sang pemuda.Tap!Bara pun dibuat te
Raja Xue terkejut setengah mati setelah mendengar nama Bima Sena adalah Pendekar Iblis Yang menjadi ayah angkat dari Kaisar Qing Long. Selama beberapa saat Raja Xue terbengong sebelum akhirnya dia tersadar saat terjadi ledakan di tengah arena.Bum!Semua orang merasa lega karena arena telah dilindungi dengan perisai kekuatan hingga berlapis-lapis oleh para tetua termasuk para gadis dari istana Awan Es."Apa yang baru saja terjadi?" tanya beberapa orang.Di dalam perisai, Xiao Wang nampak mengernyit menahan sakit. Tangan kanannya yang sebelumnya baru saja sembuh telah hancur setelah saling baku hantam dengan Bara Sena."Dia menjadi sangat kuat...! Apakah ini memang kekuatan aslinya...? Bahkan orang yang berada di Ranah Alam Mendalam akan kesulitan melawan dia...Sial..." batin Xiao Wang.Bara Sena menyeringai. Separuh tubuhnya adalah tubuh Iblis Es dengan tanduk biru menyala. Mata kanannya pun menyala dan mengedarkan aura dingin membekukan udara. Di dalam arena itu telah berubah menjadi
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk