Kedua punggawa itu saling menatap lalu kembali menatap Afrodit yang masih telanjang bulat tanpa pakaian. "Apa maksud mu hah!?" bentak Sebesi.Entah kenapa darahnya sedikit bergejolak melihat keindahan tubuh Dewi Asmara tersebut. Sama halnya dengan Sertung yang sejak tadi hanya diam. Dia memang tidak begitu banyak bicara kepada siapa pun. Tapi saat dia harus bertarung, dia adalah orang pertama yang paling bersemangat dibanding dua Punggawa lainnya.Afrodit tersenyum melihat Sebesi yang mulai terkena ilusi miliknya. Namun, tak semudah yang Dewi itu pikirkan. Karena Sebesi dan Sertung bukanlah makhluk sembarangan. Mereka adalah bawahan Ratu Kidul Sejagat yang tentunya memiliki kekuatan hebat."Katakan saja kepada kami, siapa kau dan pria gendut itu. Kami hanya ingin tahu pasti, apa yang terjadi pada Raja Gajam. Tak lebih dari itu. Dan masalah tubuhmu, lebih baik kau kenakan pakaian. Orang akan mengira kau seorang pelacur murahan yang dibawa kabur oleh pria gendut itu..." kata Sertung me
Jaya mengambil beberapa potong daging ikan lalu membersihkannya. Setelah itu dia pun pergi secara diam-diam menuju ke cegukan batu. Disana, Afrodit masih tergeletak di atas pasir beralaskan daun kering."Aku harus segera membuat makanan untuknya. Dia pasti lapar saat terbangun nanti," batin Jaya.Segera pemuda itu membuat tungku dari beberapa batu yang ada di sana. Lalu dia pun membuat api unggun untuk membakar daging ikan tersebut setelah sebelumnya daging tersebut dia masukkan ke dalam daun pisang yang dia bawa bawa sebelumnya.Setelah beberapa waktu lamanya akhirnya ikan pepes itu telah matang. Jaya pun mengorek bara api sehingga buntalan daun pisang yang sudah gosong itu terlihat. Dengan menggunakan kayu kecil pemuda itu pun mengangkat ikan pepes tersebut ke atas batu lalu membukanya. Di saat yang sama, kedua mata Afrodit pun terbuka. Terik matahari menyilaukan matanya."Uh, dimana aku..? Hm...Bau apa ini?" batin wanita itu lalu bangkit dan duduk. Dia mengawasi ke sekitarnya. Tat
Xia Qing Yue langsung menciptakan sebuah perisai pelindung yang mengitari tubuhnya. Dia sama sekali tak pernah menduga lawan akan memanfaatkan ruang tertutup Medan es untuk memenuhi ruang tersebut menjadi ruangan yang penuh dengan racun."Aku telah meremehkan lawan...Ini diluar dugaan..." batin gadis itu.Racun hijau tebal itu mulai memenuhi ruang dimensi milik Qing Yue membuat gadis itu mulai khawatir. Hal itu dikarenakan perisai es miliknya meleleh oleh racun milik Xun Hao. "Racun panas bisa melelehkan baja, apalagi perisai es milikmu ini hahaha! Kau bodoh sekali Xia Qing Yue!?" ucap Xun Hao sambil menyeringai. Dia mengambil beberapa butir pil penawar racun yang sudah disiapkan lalu menelannya."Sayang sekali, tubuhku belum sepenuhnya kebal terhadap racun ini..." batin Xun Hao menyadari kelemahannya sendiri.Bara Sena yang sedari awal mengammati dengan serius mendengar suara hati Xun Hao. Dia pun menyeringai kecil."Kelemahan ya...Sepertinya siapa yang akan jadi pemenangnya sudah j
Tao Shi menjerit setinggi langit saat rantai ungu milik Bara Sena menarik salah kakinya kedalam tanah hingga patah. Bara tersenyum kecil melihat hal tersebut."Kau sendiri yang meminta bukan? Aku baru melepas salah salah satu kakimu. Bagaimana? Kau seperti menjerit keenakan hahaha! Kalau begitu, yang satunya juga," ucap Bara lalu kembali menggerakkan jarinya.Krak!Aaaarrrgggg!!!!Tao Shi kembali menjerit kesakitan. Kaki kirinya ikut patah setelah ditarik oleh rantai ungu milik Bara Sena. Semua penonton merasa ngeri melihat kekejaman yang Bara Sena lakukan. Termasuk Yue Fei yang menjadi ragu setelah melihat Rantai Ungu tersebut."Setahuku dia tidak memiliki kemampuan itu...Lalu, siapa orang ini? Dia menggunakan rantai ungu yang memiliki aura Ratu Chu Yi..." batin Yue Fei.Chang Mei menatap Bara sambil menggeleng-gelengkan kepala."Kenapa ketua?" tanya Wuwei."Tidak. Hanya saja, dia mulai menunjukkan sifat yang kejam..." ucap wanita cantik itu.Sebenarnya Chang Mei sudah sedikit tahu m
Bara Sena menatap Xiao Wang yang berada didepannya. "Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama aku menantikan hari ini. Aku bisa membunuhmu dengan leluasa tanpa takut Raja Xue ikut campur," ucap Xiao Wang.Bara tersenyum sinis."Kau berkata seolah-olah kau bisa melakukannya. Aku penasaran, sekeras apa kau mencoba membunuhku..." sahut Bara membuat Xiao Wang geram."Akan kurobek mulut busukmu itu!" umpat Xiao Wang lalu dia langsung membuka serangan.Para penonton dibuat tegang melihat pertarungan dua Pendekar tersebut. Hal itu dikarenakan keduanya sama-sama hebat di babak pertama dan kedua meski Bara terlihat lebih unggul.Wuuttt!Tangan Xiao Wang bergerak menyambar kearah wajah Bara Sena. Dengan tenang Bara merunduk sehingga tinju itu lewat di atas kepalanya. Saat merunduk pemuda itu langsung mengerahka pukulannya kearah perut lawan."Kena kau!"Tinju Bara melesat. Namun dari dalam perut Xiao Wang keluar satu tangan hitam yang langsung menangkap tinju sang pemuda.Tap!Bara pun dibuat te
Raja Xue terkejut setengah mati setelah mendengar nama Bima Sena adalah Pendekar Iblis Yang menjadi ayah angkat dari Kaisar Qing Long. Selama beberapa saat Raja Xue terbengong sebelum akhirnya dia tersadar saat terjadi ledakan di tengah arena.Bum!Semua orang merasa lega karena arena telah dilindungi dengan perisai kekuatan hingga berlapis-lapis oleh para tetua termasuk para gadis dari istana Awan Es."Apa yang baru saja terjadi?" tanya beberapa orang.Di dalam perisai, Xiao Wang nampak mengernyit menahan sakit. Tangan kanannya yang sebelumnya baru saja sembuh telah hancur setelah saling baku hantam dengan Bara Sena."Dia menjadi sangat kuat...! Apakah ini memang kekuatan aslinya...? Bahkan orang yang berada di Ranah Alam Mendalam akan kesulitan melawan dia...Sial..." batin Xiao Wang.Bara Sena menyeringai. Separuh tubuhnya adalah tubuh Iblis Es dengan tanduk biru menyala. Mata kanannya pun menyala dan mengedarkan aura dingin membekukan udara. Di dalam arena itu telah berubah menjadi
Bara Sena bergerak cepat kearah jiwa Xiao Wang yang sudah tak bisa berkutik. Dengan satu serangan, Bara membuat sepuluh gerakan sekaligus. Jiwa Xiao Wang pun terpotong-potong menjadi beberapa potongan.Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung mengikat potongan-potongan jiwa milik Xiao Wang."Serap,"Jiwa itu langsung diserap oleh rantai ungu dengan cepat. Pertarungan Bara dan Xiao Wang pun selesai dengan Bara yang menjadi pemenangnya.Pemuda itu berdiri setelah jiwanya masuk kedalam tubuh kasarnya. Dia menoleh kearah Xiao Cun yang berada di luar arena."Dia sudah mati," kata Bara Sena.Para tetua yang menciptakan perisai segera membuka perisai tersebut. Xiao Cun pun kembali ke dalam arena dan mengumumkan siapa yang menjadi pemenang di pertarungan tersebut. Gelanggang arena tersebut pun sontak saja menjadi bergemuruh oleh ribuan orang yang menonton jalannya pertarungan. Nama Cakara kembali menggema di gelanggang arena tersebut.Raja Xue tersenyum bangga di atas tribun. Yuang S
Bara Sena yang mendapat hal baru sangat bersemangat menanyakan hal-hal yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Terutama mengenai masa depan dimana Jung Seo pernah tinggal di dunia peradaban baru dunia manusia untuk memburu roh jahat yang pernah kabur dari neraka.Jung Seo pun menceritakan secara singkat kepada Bara perjalanannya di dunia baru tersebut."Disana banyak hal yang sangat berbeda di dunia kita saat ini. Banyak hal yang seharusnya tidak bisa manusia lakukan, mereka wujudkan dengan ini..." kata Jung Seo sambil menunjuk kepalanya."Dengan pikiran? Maksudmu manusia di masa depan hanya menggunakan pikiran untuk mewujudkan semua yang mereka inginkan? Bukankah itu luar biasa sekali!?" seru Bara."Bukan seperti yang kau bayangkan. Mereka menggunakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang belum tentu bisa kita lakukan. Dengan pikiran yang cerdas, mereka mencari cara untuk membuat semuanya menjadi mudah meski dengan keterbatasan kekuatan...Tapi, setahuku...Di dunia masa depan, per