Tao Shi menjerit setinggi langit saat rantai ungu milik Bara Sena menarik salah kakinya kedalam tanah hingga patah. Bara tersenyum kecil melihat hal tersebut."Kau sendiri yang meminta bukan? Aku baru melepas salah salah satu kakimu. Bagaimana? Kau seperti menjerit keenakan hahaha! Kalau begitu, yang satunya juga," ucap Bara lalu kembali menggerakkan jarinya.Krak!Aaaarrrgggg!!!!Tao Shi kembali menjerit kesakitan. Kaki kirinya ikut patah setelah ditarik oleh rantai ungu milik Bara Sena. Semua penonton merasa ngeri melihat kekejaman yang Bara Sena lakukan. Termasuk Yue Fei yang menjadi ragu setelah melihat Rantai Ungu tersebut."Setahuku dia tidak memiliki kemampuan itu...Lalu, siapa orang ini? Dia menggunakan rantai ungu yang memiliki aura Ratu Chu Yi..." batin Yue Fei.Chang Mei menatap Bara sambil menggeleng-gelengkan kepala."Kenapa ketua?" tanya Wuwei."Tidak. Hanya saja, dia mulai menunjukkan sifat yang kejam..." ucap wanita cantik itu.Sebenarnya Chang Mei sudah sedikit tahu m
Bara Sena menatap Xiao Wang yang berada didepannya. "Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama aku menantikan hari ini. Aku bisa membunuhmu dengan leluasa tanpa takut Raja Xue ikut campur," ucap Xiao Wang.Bara tersenyum sinis."Kau berkata seolah-olah kau bisa melakukannya. Aku penasaran, sekeras apa kau mencoba membunuhku..." sahut Bara membuat Xiao Wang geram."Akan kurobek mulut busukmu itu!" umpat Xiao Wang lalu dia langsung membuka serangan.Para penonton dibuat tegang melihat pertarungan dua Pendekar tersebut. Hal itu dikarenakan keduanya sama-sama hebat di babak pertama dan kedua meski Bara terlihat lebih unggul.Wuuttt!Tangan Xiao Wang bergerak menyambar kearah wajah Bara Sena. Dengan tenang Bara merunduk sehingga tinju itu lewat di atas kepalanya. Saat merunduk pemuda itu langsung mengerahka pukulannya kearah perut lawan."Kena kau!"Tinju Bara melesat. Namun dari dalam perut Xiao Wang keluar satu tangan hitam yang langsung menangkap tinju sang pemuda.Tap!Bara pun dibuat te
Raja Xue terkejut setengah mati setelah mendengar nama Bima Sena adalah Pendekar Iblis Yang menjadi ayah angkat dari Kaisar Qing Long. Selama beberapa saat Raja Xue terbengong sebelum akhirnya dia tersadar saat terjadi ledakan di tengah arena.Bum!Semua orang merasa lega karena arena telah dilindungi dengan perisai kekuatan hingga berlapis-lapis oleh para tetua termasuk para gadis dari istana Awan Es."Apa yang baru saja terjadi?" tanya beberapa orang.Di dalam perisai, Xiao Wang nampak mengernyit menahan sakit. Tangan kanannya yang sebelumnya baru saja sembuh telah hancur setelah saling baku hantam dengan Bara Sena."Dia menjadi sangat kuat...! Apakah ini memang kekuatan aslinya...? Bahkan orang yang berada di Ranah Alam Mendalam akan kesulitan melawan dia...Sial..." batin Xiao Wang.Bara Sena menyeringai. Separuh tubuhnya adalah tubuh Iblis Es dengan tanduk biru menyala. Mata kanannya pun menyala dan mengedarkan aura dingin membekukan udara. Di dalam arena itu telah berubah menjadi
Bara Sena bergerak cepat kearah jiwa Xiao Wang yang sudah tak bisa berkutik. Dengan satu serangan, Bara membuat sepuluh gerakan sekaligus. Jiwa Xiao Wang pun terpotong-potong menjadi beberapa potongan.Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung mengikat potongan-potongan jiwa milik Xiao Wang."Serap,"Jiwa itu langsung diserap oleh rantai ungu dengan cepat. Pertarungan Bara dan Xiao Wang pun selesai dengan Bara yang menjadi pemenangnya.Pemuda itu berdiri setelah jiwanya masuk kedalam tubuh kasarnya. Dia menoleh kearah Xiao Cun yang berada di luar arena."Dia sudah mati," kata Bara Sena.Para tetua yang menciptakan perisai segera membuka perisai tersebut. Xiao Cun pun kembali ke dalam arena dan mengumumkan siapa yang menjadi pemenang di pertarungan tersebut. Gelanggang arena tersebut pun sontak saja menjadi bergemuruh oleh ribuan orang yang menonton jalannya pertarungan. Nama Cakara kembali menggema di gelanggang arena tersebut.Raja Xue tersenyum bangga di atas tribun. Yuang S
Bara Sena yang mendapat hal baru sangat bersemangat menanyakan hal-hal yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Terutama mengenai masa depan dimana Jung Seo pernah tinggal di dunia peradaban baru dunia manusia untuk memburu roh jahat yang pernah kabur dari neraka.Jung Seo pun menceritakan secara singkat kepada Bara perjalanannya di dunia baru tersebut."Disana banyak hal yang sangat berbeda di dunia kita saat ini. Banyak hal yang seharusnya tidak bisa manusia lakukan, mereka wujudkan dengan ini..." kata Jung Seo sambil menunjuk kepalanya."Dengan pikiran? Maksudmu manusia di masa depan hanya menggunakan pikiran untuk mewujudkan semua yang mereka inginkan? Bukankah itu luar biasa sekali!?" seru Bara."Bukan seperti yang kau bayangkan. Mereka menggunakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang belum tentu bisa kita lakukan. Dengan pikiran yang cerdas, mereka mencari cara untuk membuat semuanya menjadi mudah meski dengan keterbatasan kekuatan...Tapi, setahuku...Di dunia masa depan, per
Wanita yang diberi nama Pandora itu bersujud di hadapan Dewa Zeus. Para Dewa yang ada disana bertepuk tangan senang karena Pandora adalah wanita manusia pertama yang tercipta di dunia Dewa."Pandora, kau menikahlah dengan Epimetheus. Jadilah istrinya yang baik..." kata Zeus."Hamba siap melaksanakan titah Mahadewa Zeus Yang Maha Perkasa..." sahut Pandora.Zeus menyeringai. Dia menoleh kearah Hermes. "Antarkan dia pada Epimetheus. Sebenarnya aku ingin memberikan Pandora kepada Prometheus, akan tetapi, seperti yang kalian tahu, dia sangat membenciku. Jadi, aku akan berikan pada adiknya saja," kata Zeus.Hermes berlutut lalu membawa terbang Pandora ke benteng Utara dimana Epimetheus tinggal. Hermes pun menyampaikan apa yang Zeus katakan kepada Epimetheus tentang pernikahan yang bisa membuat manusia berkembangbiak dengan sendirinya tanpa perlu campur tangan dewa. "Jadi, jika aku menikah aku akan memiliki anak dari wanita cantik ini?" tanya Epimetheus."Benar. Kalian akan menjadi lebih b
Prometheus berhenti di dalam bentengnya lalu menaruh kotak yang sudah menjadi batu hitam tersebut. Orang-orang menatap kotak tersebut dan menanyakan perihal tentang kotak itu."Kotak ini, berisi harapan manusia. Karena kebodohan Pandora, semua roh jahat dan penderitaan keluar dari dalam guci ini. Selama harapan itu masih terkunci, manusia akan terus merasakan kesengsaraan di dunia ini..." kata Prometheus."Lalu, bagaimana kita menghadapi roh jahat itu Prometheus?" tanya salah satu orang."Kita harus bertahan sampai mati. Mungkin tujuan Zeus adalah untuk membinasakan kita...Tapi tidak akan aku biarkan itu terjadi. Aku bukan dewa, tapi aku memiliki kemampuan untuk menghancurkan dewa...Lihat saja nanti, apa yang akan dilakukan olehku dan anak keturunanku..." ucap Prometheus.Dia pun mengambil kain kecil yang dia sisipkan di celananya. Dengan perlahan dia pun menaruh kain tersebut di atas batu hitam."Dia adalah anak dari Pandora dan adikku Epimetheus. Dari ratusan bayi yang ada di sana,
Bara Sena melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah Kedai yang bernama Kedai Merah. Entah kenapa nama kedai tersebut memiliki nama Merah. Padahal semua hiasan di kedai itu memiliki warna biru.Dia menoleh ke segala arah untuk mencari Xia Qing Yue. Rupanya gadis itu duduk di kursi bagian ujung sana. Sambil tersenyum kecil pemuda itu pun melangkah mendekat. Xia Qing Yue menoleh saat dia merasakan hawa kehadiran orang yang sudah cukup lama ditunggunya."Maaf aku telat," kata Bara.Qing Yue mengangguk. '"Tidak masalah. Aku juga baru saja datang," kata Qing Yue sambil mempersilahkan Bara untuk duduk di hadapannya. Bara pun duduk dan menatap gelas yang ada di depan Qing Yue. Isinya telah habis separuh."Dia berbohong. Gadis ini cukup bersabar menantiku. Apa yang ingin dia katakan?" batin Bara."Tuan Cakara, langsung saja. Aku ingin bertanya satu hal padamu, kenapa...""Aku lapar," potong Bara membuat gadis itu terdiam seketika. Lalu sejurus kemudian Qing Yue menoleh kearah pelayan yang keb
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk