Bara Sena menatap Xiao Wang yang berada didepannya. "Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama aku menantikan hari ini. Aku bisa membunuhmu dengan leluasa tanpa takut Raja Xue ikut campur," ucap Xiao Wang.Bara tersenyum sinis."Kau berkata seolah-olah kau bisa melakukannya. Aku penasaran, sekeras apa kau mencoba membunuhku..." sahut Bara membuat Xiao Wang geram."Akan kurobek mulut busukmu itu!" umpat Xiao Wang lalu dia langsung membuka serangan.Para penonton dibuat tegang melihat pertarungan dua Pendekar tersebut. Hal itu dikarenakan keduanya sama-sama hebat di babak pertama dan kedua meski Bara terlihat lebih unggul.Wuuttt!Tangan Xiao Wang bergerak menyambar kearah wajah Bara Sena. Dengan tenang Bara merunduk sehingga tinju itu lewat di atas kepalanya. Saat merunduk pemuda itu langsung mengerahka pukulannya kearah perut lawan."Kena kau!"Tinju Bara melesat. Namun dari dalam perut Xiao Wang keluar satu tangan hitam yang langsung menangkap tinju sang pemuda.Tap!Bara pun dibuat te
Raja Xue terkejut setengah mati setelah mendengar nama Bima Sena adalah Pendekar Iblis Yang menjadi ayah angkat dari Kaisar Qing Long. Selama beberapa saat Raja Xue terbengong sebelum akhirnya dia tersadar saat terjadi ledakan di tengah arena.Bum!Semua orang merasa lega karena arena telah dilindungi dengan perisai kekuatan hingga berlapis-lapis oleh para tetua termasuk para gadis dari istana Awan Es."Apa yang baru saja terjadi?" tanya beberapa orang.Di dalam perisai, Xiao Wang nampak mengernyit menahan sakit. Tangan kanannya yang sebelumnya baru saja sembuh telah hancur setelah saling baku hantam dengan Bara Sena."Dia menjadi sangat kuat...! Apakah ini memang kekuatan aslinya...? Bahkan orang yang berada di Ranah Alam Mendalam akan kesulitan melawan dia...Sial..." batin Xiao Wang.Bara Sena menyeringai. Separuh tubuhnya adalah tubuh Iblis Es dengan tanduk biru menyala. Mata kanannya pun menyala dan mengedarkan aura dingin membekukan udara. Di dalam arena itu telah berubah menjadi
Bara Sena bergerak cepat kearah jiwa Xiao Wang yang sudah tak bisa berkutik. Dengan satu serangan, Bara membuat sepuluh gerakan sekaligus. Jiwa Xiao Wang pun terpotong-potong menjadi beberapa potongan.Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung mengikat potongan-potongan jiwa milik Xiao Wang."Serap,"Jiwa itu langsung diserap oleh rantai ungu dengan cepat. Pertarungan Bara dan Xiao Wang pun selesai dengan Bara yang menjadi pemenangnya.Pemuda itu berdiri setelah jiwanya masuk kedalam tubuh kasarnya. Dia menoleh kearah Xiao Cun yang berada di luar arena."Dia sudah mati," kata Bara Sena.Para tetua yang menciptakan perisai segera membuka perisai tersebut. Xiao Cun pun kembali ke dalam arena dan mengumumkan siapa yang menjadi pemenang di pertarungan tersebut. Gelanggang arena tersebut pun sontak saja menjadi bergemuruh oleh ribuan orang yang menonton jalannya pertarungan. Nama Cakara kembali menggema di gelanggang arena tersebut.Raja Xue tersenyum bangga di atas tribun. Yuang S
Bara Sena yang mendapat hal baru sangat bersemangat menanyakan hal-hal yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Terutama mengenai masa depan dimana Jung Seo pernah tinggal di dunia peradaban baru dunia manusia untuk memburu roh jahat yang pernah kabur dari neraka.Jung Seo pun menceritakan secara singkat kepada Bara perjalanannya di dunia baru tersebut."Disana banyak hal yang sangat berbeda di dunia kita saat ini. Banyak hal yang seharusnya tidak bisa manusia lakukan, mereka wujudkan dengan ini..." kata Jung Seo sambil menunjuk kepalanya."Dengan pikiran? Maksudmu manusia di masa depan hanya menggunakan pikiran untuk mewujudkan semua yang mereka inginkan? Bukankah itu luar biasa sekali!?" seru Bara."Bukan seperti yang kau bayangkan. Mereka menggunakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang belum tentu bisa kita lakukan. Dengan pikiran yang cerdas, mereka mencari cara untuk membuat semuanya menjadi mudah meski dengan keterbatasan kekuatan...Tapi, setahuku...Di dunia masa depan, per
Wanita yang diberi nama Pandora itu bersujud di hadapan Dewa Zeus. Para Dewa yang ada disana bertepuk tangan senang karena Pandora adalah wanita manusia pertama yang tercipta di dunia Dewa."Pandora, kau menikahlah dengan Epimetheus. Jadilah istrinya yang baik..." kata Zeus."Hamba siap melaksanakan titah Mahadewa Zeus Yang Maha Perkasa..." sahut Pandora.Zeus menyeringai. Dia menoleh kearah Hermes. "Antarkan dia pada Epimetheus. Sebenarnya aku ingin memberikan Pandora kepada Prometheus, akan tetapi, seperti yang kalian tahu, dia sangat membenciku. Jadi, aku akan berikan pada adiknya saja," kata Zeus.Hermes berlutut lalu membawa terbang Pandora ke benteng Utara dimana Epimetheus tinggal. Hermes pun menyampaikan apa yang Zeus katakan kepada Epimetheus tentang pernikahan yang bisa membuat manusia berkembangbiak dengan sendirinya tanpa perlu campur tangan dewa. "Jadi, jika aku menikah aku akan memiliki anak dari wanita cantik ini?" tanya Epimetheus."Benar. Kalian akan menjadi lebih b
Prometheus berhenti di dalam bentengnya lalu menaruh kotak yang sudah menjadi batu hitam tersebut. Orang-orang menatap kotak tersebut dan menanyakan perihal tentang kotak itu."Kotak ini, berisi harapan manusia. Karena kebodohan Pandora, semua roh jahat dan penderitaan keluar dari dalam guci ini. Selama harapan itu masih terkunci, manusia akan terus merasakan kesengsaraan di dunia ini..." kata Prometheus."Lalu, bagaimana kita menghadapi roh jahat itu Prometheus?" tanya salah satu orang."Kita harus bertahan sampai mati. Mungkin tujuan Zeus adalah untuk membinasakan kita...Tapi tidak akan aku biarkan itu terjadi. Aku bukan dewa, tapi aku memiliki kemampuan untuk menghancurkan dewa...Lihat saja nanti, apa yang akan dilakukan olehku dan anak keturunanku..." ucap Prometheus.Dia pun mengambil kain kecil yang dia sisipkan di celananya. Dengan perlahan dia pun menaruh kain tersebut di atas batu hitam."Dia adalah anak dari Pandora dan adikku Epimetheus. Dari ratusan bayi yang ada di sana,
Bara Sena melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah Kedai yang bernama Kedai Merah. Entah kenapa nama kedai tersebut memiliki nama Merah. Padahal semua hiasan di kedai itu memiliki warna biru.Dia menoleh ke segala arah untuk mencari Xia Qing Yue. Rupanya gadis itu duduk di kursi bagian ujung sana. Sambil tersenyum kecil pemuda itu pun melangkah mendekat. Xia Qing Yue menoleh saat dia merasakan hawa kehadiran orang yang sudah cukup lama ditunggunya."Maaf aku telat," kata Bara.Qing Yue mengangguk. '"Tidak masalah. Aku juga baru saja datang," kata Qing Yue sambil mempersilahkan Bara untuk duduk di hadapannya. Bara pun duduk dan menatap gelas yang ada di depan Qing Yue. Isinya telah habis separuh."Dia berbohong. Gadis ini cukup bersabar menantiku. Apa yang ingin dia katakan?" batin Bara."Tuan Cakara, langsung saja. Aku ingin bertanya satu hal padamu, kenapa...""Aku lapar," potong Bara membuat gadis itu terdiam seketika. Lalu sejurus kemudian Qing Yue menoleh kearah pelayan yang keb
Bara Sena tertegun mendengar apa yang Yue Fei katakan. Entah dirinya harus bahagia atau khawatir. Karena kehamilan itu jelas tidak diharapkan sama sekali oleh Yue Fei mengingat dia masih berada di bawah perintah Ratu Es Song Yue.Bara memegang kedua bahu Yue Fei dan menenangkannya."Bukankah itu kabar yang baik? Kenapa kau malah menangis?" tanya Bara."Kakak tahu sendiri kan...Bagaimana peraturan di Istana Awan Es...?" tanya Yue Fei."Kau tenang saja. Aku akan mencari cara agar kau merasa aman. Apakah para tetua dan Ratu Es tahu hal ini?" tanya Bara.Yue Fei menggeleng kan kepala."Jika mereka sampai tahu, maka aku akan di usir dan diambil kembali semua kekuatan yang aku miliki," kata Yue Fei dengan suara lirih.Bara Sena mengepalkan tinjunya."Sepertinya aku harus bertindak jika sampai itu terjadi..." ucap Bara."Yue Fei, maukah kau tinggal di dalam Dunia Penyimpanan milikku? Aku akan membuatkan satu tempat yang paling nyaman untukmu di dalam sana," pinta Bara."Sepertinya tidak bisa