“Dan ini...” Lily menunjuk barang-barang dihapannya dengan dagu “ sebenarnya sejak satu bulan lalu Rama mengirimkannya, tapi aku belum sempat berbicara banyak dengan mu “
Deg
Jantung Mira berdegup kencang
***
Senyum manis tidak pernah lepas dari bibir Mira saat mengingat apa yang dikatakan oleh Lily padanya,
Tentang laki-laki yang dulu sangat ia suka kini ternyata datang mencari dirinya dan barang-barang yang diberikan laki-laki itu padanya Mira tentu tidak ingin menerimanya walaupun sebagian dalam hatinya menginginkannya tapi ingat seorang gadis yang baik tidak baik menerima seseuatu dari seseorang yang bukan keluarganya jadi ia memutuskan akan mengembalikan barang-barang itu pada pemiliknya, tentu saat ia tahu dimana alamat sang pengirim, jadi barang-barang itu ia titipkan pada lily,
“apa kau masih waras ?” Mira tersentak saat telapak angan seseorang mengenai keningnya, Alex, laki-klaki itu mengangkat satu alisnya saat tanganya dicubit oleh gadis dihadapannya kemudian matanya mengikuti pergerakan dari gadis itu.
“tentu, kau kira aku pasien rumah sakit jiwa?” Mira mendengus kemudian berlalu melewati laki-laki dihadapnnya kemudian ia membersihkan meja-meja yang kosong, sekrang memang waktu pulang jadi kariawan yang lain lebih dulu pergi tersisah hanya Mira dan Alex.
“kalau begitu bisa kau jelaskan kenapa kau bisa tersenyum-senyum sendiri seperti tadi? “ tanya Alex penasaran, pasalnya gadis dihadapnnya sejak kembali dari luar tingkah gadis itu sangat aneh, menurutnya “kau membuat ku takut Ra” kata alex sambil memeluk dirinya sendiri.
Mendengar perkataan Alex dan melihat apa yang dilakukan laki-laki itu, Mira menatap tak suka pada laki-laki dihadpannya ini, “kau pikir aku kerasukan “ Mira melemparkan lap meja yang ia gunakan untuk memberisihkan meja tadi tepat diwajah alex, “oh Astaga “ pekik laki-laki itu “kau sangat kasar “ katanya kemudian memungut lap yang terjatuh dilantai.
Mira mengabaikan teriakan Alex padnya, gadis itu berjalan menuju ruang ganti, sekrang pekerjaannya telah selesai “jam delapan malam” gumam Mira setelah melihat jam diding didalam ruangan itu,ia akan pulang kemudian akan tidur pikirnya. Alex mendengus kesal saat teriakannya diabaikan oleh Mira. “Sebaiknya aku juga pulang “ gumamnya saat meliat sekeliling restoran itu tampak sepi dan hawa dingin menerpa kulitnya membuat nya meremang, dengan cepat Alex melangkah menuju ruang ganti khusus laki-laki.
“Dimana Alex?” Mira melihat sekelilingnya tidak ada orang hanya dirinya sendiri kemudian melepaskan ikat rambut nya membiarkan rambutnya tergerai panjang agar tidak kedingin dijalan nanti “mungkin pulang” gumamnya lagi seraya mengedikan kedua bahunya. Lagi pula kunci nya ada pada laki-laki itu.
Krek krek
Suara itu membuat Mira membalikan badanya melihat dari mana asal suara “kau belum pulang?” tanya Mira pada seseorang yang baru saja selesai mengunci pintu restoran “ Astaga kau membuat ku terkejud “ pekik Alex saat melihat Mira yang beridiri tak jauh darinya, melihat raut wajah Alex membuat gadis itu hampir saja menyeburkan tawany
“kau terkejud atau kau takut?” ledek Mira pada Alex pasalnya saat melihat nya berdiri dengan rambut tergerai seperti ini membuat laki-laki dihadapnya ini memucat seperti habis melihat hantu saja.
Alex menatap tajam Mira “siapa yang takut, aku hanya terkejud “ katanya sambil berjalan mendahului gadis yang baru saja mengejenya.
Mira mengikuti laki-laki itu “ kau yakin ?” tanyanya memastikan “tapi yang kulihat tidak seperti itu, kau seperti baru saja melihat hantu “ Mira melihat wajah laki-laki itu sambil berjalan gadis itu masih bisa melihat wajah laki-laki itu yang masih sedikit pucat.
Alex berhenti melangkah kemudian membalikan badanya menghadap pada gadis yang sejak tadi tidak berhenti untuk mengejek dirinya “kau..” belem sempat untuk meneruskan perkataannya Ia terkejud saat melihat gadis itu seperti akan terjatuh karna terkejud saat dirinya membalikan badan.
Mira, gadis iu masih memejamkan kedua matanya saat ia pikir dirinya akan terjatuh,tapi belum sempat terjatuh seseorang dengan cepat manarik pergelangan tanganya sehingga badanya membentur dada bidak seseorang .
“apa kau bisa berjalan dengan benar” ucap tegas seseorang menyadarkannya dari terkejutannya
Mira mendongak melihat siapa orang itu yang pasti itu pasti bukan suara Alex pikirnya namun karna terhalang sinar lampu wajah nya tidak begitu terlihat . Mira menarik diri dalam pelukan laki-laki dihadapnya kemudian mundur beberapa langkah.
“Kau “ pekik Mira saat melihat siapa laki-laki yang bar saja menolongnya
Laki-laki dihadapnnya menatap heran saat melihat keterkejutan gadis dihadapnnya begitu juga dengan Alex.
“Pak Aksa” ucap Alex saat mengenali siapa yang baru saja menolong Mira, sedangkan Mira mengalihkan pandanganya pada Alex saat temannya itu mengenal laki-laki dihadapnnya ini, kemudian dengan cepat Mira berlari meninggalkan kedua pria itu.
Alex melihat kelakuan absurd dari temannya tercengang “kenapa dia ?” gumamnya
Sedangkan Aksa menatap heran pada gadis yang baru saja ditolongnya bukannya mengucapkan terimaksih tapi malah dengan cepat kabur seperti baru saja melihat hantu pikirnya, “tapi, wajahnya sangat familiar, apa aku pernah bertemu denganya “ gumamnya saat melihat Mira yang sedang berlari tiba-tiba berhenti saat melihat sebuah taksi “bukan kah dia gadis gila yang dikatakan Reas ?” ucapnya saat baru saja mengingat siapa gadis itu.
Mendengar itu Alex mengalihkan pandanganya pada Aksa “Bapak mengenal Mira ?” tanya Alex
“Tidak, hanya pernah melhhatnya saja “ jawab Aksa “ sepertinya “ lanjutnya tak yakin
Alex mengangguk paham mana mungkin Aksa mengenal Mira yang sama seertinya hanya seorang biasa “ lain kali jika sedang bertengkar dengan pacar mu, bicarakan secara baik-baik jangan bertengkar di jalan seperti ini“ ucap Aksa sambil memukul pelan pundak Alex, membuat laki-laki itu tersentak mendengarnya
“kami tidak….” Belum sempat Alex menjelskannya kesalapahaman yang Aksa katakana tandi tapi Aksa berlalu begitu saja dan memasuki sebuah mobi hitam yang terpakir tidak begitu jauh dari mereka beridri “ berpacaran” lanjutnya pelan
Sebelumnya di Apartemen
Aksa terbangun saat bebrapa jam sudah terbaring di sofa, kemudian melihat jam pada dinding yang tertempel di dinding yang menunjukan jam setengah delapan malam.
Kruk krukk
Aksa melihat perutnya yang berbunyi “Astaga” Gumamnya saat merasakn perutnya meminta untuk di isi, dengan berat ia beranjak tempat duduknya berjalan menuju dapur, Aksa membuka isi kulkas namun nihil tidak ada makanan hanya ada Minuman kaleng saja dan beberpa buah-buahan Aksa mengambil satu buah apel untuk mengganjal perutnya.
Aksa berbalik berjlan menuju kamrnya kemudian mengambil suwiter dan beberapa lembar uang kertas dan hanfone miliknya ia akan mencari makan disekitar Apartemenya.
Bebrapa menit berlalu Aksa berjalan dan mendapatkan beberpa makanannya kemudian matanya menatap sekeliling terlihat bebrpa orang yang sedang berjalan tidak begitu sepi namun matanya menatap dua pasang manusia yang sepertinya sedang bertengkar karna sala satu dari mereka tidak meperdulikan orang disampingnya,
Mata Aksa menyipit saat matanya melihat seseorang yang ia kenal diantara keduanya “Alex “ gumamnya, tanpa sadar Aksa berjalan mengikuti kedua orang itu mungkin dirinya bisa menanyakan sesuatu pada laki-laki itu , belum sempat Aksa memanggil Alex dirinya dengan cepat berjalan menuju kedua orang itu saat melihat gadis dibelakang Alex itu tibba-tiba oleng dan akan terjatuh jika saja ia tidak cepat menarik gadis dihadapannya dan memeluknya.
“apa kau bisa berjalan dengan benar” ucapnya Tegas membuat gadis dalam pelukannya tersentak
“kau “ ucap Alex pada gadis dalam pelukannya namun kemudian mata laki-laki itu menatap dirinya seakan tak percaya jika sekarang dirinya ada dihadapannya.
Sedangkan gadis dalam pelukannya berlahan melepaskan diri darinya kemudian mata gadis itu membola saat melihat Aksa
“Kau “ pekik gadis itu membuat Aksa menatap heran padanya
“Kau “ pekik gadis itu membuat Aksa menatap heran padanya“Pak Aksa “ ucap Alex membuat Aksa mengalihkan pandanganya pada laki-laki itu, sedangkan gadis dihadapnnyan menatap tak percaya pada alex.Beberapa saat kemudian Aksa tercengang saat melihat gadis yang baru saja ditolongnya tibs-tiba berlari begitu cepat meninggalkan dirinya dan Alex begitu saja.“tapi, wajahnya sangat familiar, apa aku pernah bertemu denganya “ gumamnya saat melihat Gadis yang sedang berlari itu tiba-tiba berhenti saat melihat sebuah taksi “bukan kah dia gadis gila yang bertengkar dengan Reas ?” ucapnya saat baru saja mengingat siapa gadis itu tapi ada apa dengan jantungnya mengapa berdegup dengan cepat saat melihat gadis itu, lalu kenapa wajahnya sangat familiarMendengar itu Alex mengalihkan pandanganya pada Aksa “Bapak mengenal Mira ?” tanya Alex
“Ketika Cinta datang dengan tiba-tiba dan ketika detak jantung berdegub dengan cepat untuk pertama kalinya, membuat ku seperti hal nya orang bodoh, atau saat aku tersenyum sendiri ketika mengingat bagaimana dirinya tersenyum pada ku, menjadikan ku seperti kehilangan kewarasan ku “ Lily tersenyum manis saat membaca sepucuk surat.“kau tau Ra, kata-katanya sangat manis “ ucap lily dengan tulus setelah gadis itu membaca buku harian MiraMira merengust kesal saat lily dengan memaksa mengambil buku didalam tasa nya kemudian membacanya “kau sangat menyebalkan ucapnya kemudian manirik buku miliknya ituLily tersenyum melihat raut wajah Mira yang memrah karna ia goda “ pipi mu memerah Ra” ucapnya sekiti terkejud membuat Mira memegang kedua pipinya“oh asataga kau sangat lucu “ ucapnya sambil tertawa“apa itu Re
Flashback 10 Thun lalu“Apa kau tidak tahu malu ?” ucap seorang anak laki-laki kepada anak perempuan yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca“kau selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi” sarkasnya kemudian mendorong anak perempuan itu “pergi lah dan jangan pernah mengikuti ku lagi “ ucapnya kejam kemudian berjalan meninggalkan gadis kecil itu yang sedang menangis***Sekarang...“Ara” ucapnya saat sekilas ingatan melitas dalam pikirannya, hanya satu orang yang selalu memanggilnya Rama dan itu Ara gadis kecil yang dulu sering mengkuti dirinya. Dan lihat gadis itu sekrang sudah tumbuh gadis cantik“Ra, kau dari mana…” ucapan Lily berhenti saat mmelihat siapa dihadapannya sekrang“pak, Aksa “ ucap lily sepontan, Mira tersentak kemudian menoleh pada Lily yang berdiri disampingnya &l
“LILY “ Teriak Mira membuat Lily terkejud kemudian melihat Mira yang berjalan cepat menuju kamar mandi.“ada apa dengan nya “ ucapnya saat mendengarkan umpatan-umpatan Mira padanya.***“pak mampir di restoran itu saja” tunjuk Andreas pada sebuah restoran“apa aku boleh memukulnya?” tanya Nik pada Aksa saat melihat Andreas dengan tersenyum menjengkelkan“silahkan “ ucapnya Aksa tak peduli.Nik tersenyum mentap Andreas yang melihhatnya dengan satu alisnya terangkat “kau akan apa ? “ ucap Andreaas saat melihat seringai Nik padanya***Lily menatap takjub pada Mira yang terlihat sangat cantik “Wow “ katanyaMira tersenyum manis saat melihat penamilannya, dengan rambut terurai dengan baju dres selutut sangat feminim, dan lihat alisnya tidak perlu di bentuk seperti apa yang dilakukan lily tadi padanya dan bibirnya hanya perlu sen
“kau tidak merepokan Lis, kau tau betul dengan perasaan ku pada mu “ ucap Rama dengan senyum lirihMira mengernyit saat mendengarnya “ Perasaan ap…?” ucapanya berhenti saat tiba-tiba seseorang dengan kasar menarik pergelangan tanganya“Apa yang kau lakukan disini “ ucap seorang Laki-laki dengan kasar.Deg“Kak Rama” ucapnya lirihAksa menatap tajam Mira kemudian mengalihkan pandanganya pada Laki-laki dihadapanny, sedangkan Andreas dan Nik mentapa bingung pada Aksa“jangan menyentuhnya” ucap kasal Rama melihat Mira meringiiss menahan sakitAksa tidak memperdulikan ucapannya laki-laki itu dengan cepat menyeret Mira dari sana. Dadanya bergemuruh menahan marah saat melihat gadis nya tertawa dengan laki-laki lain. Gadis yang selama ini ia cari akhirnya takdir mempertemukan keduanya tapi sial
Aksa menarik tangan Mira masuk kedalam apartemennya. Dengan kesal Mira mengikuti langkah laki-laki di depannya."Apa yang mau dilakukannya sebenarnya, dia pikir aku kucing" ungkap nya kesal mencoba melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki yang menarik nya."Jangan kemana-mana, tetap duduk disini dan jangan coba-coba untuk kabur !" Ucap Aksa dengan nada mengancam setelah mengunci pintu Apartemen nya. Mata gadis di hadapannya meliriknya dengan sinis.Laki-laki itu berlalu meninggalkan Mira sendiri di ruang tamu. Mata gadis itu melirik keseluruhan ruangan dengan bosan."Disini sepi sekali" ucapnya bosan.KringDengan cepat Mira mengangkat Handphone nya lalu mengangkat panggilan."Ada apa Li?" Tanya nya "Aku baik-baik saja. Iya aku harap sampai nanti juga akan baik-baik saja" ucapnya ketus."Iya ya aku juga berharap begitu. Dia? Dia sangat menyebalkan. Kau pikir tampan saja cukup? Noo kau akan tau bet
Jakarta, Senin 2019Kini Awan mendung menyelimuti kota Jakarta suasana menjadi sedikit sejuk, tidak seperti hari-hari biasa yang dipenuhi polusi kendaraan. Berlahan rintik hujan turun. Terlihat beberapa orang yang sedang berjalan berlari mencari tempat teduh untuk berlindung,Sedangkan seorang gadis yang berdiri di seberang jalan terus menatap rintik hujan itu. Berlahan ia mengadahkan kepalanya kemudian menatap langit mendung yang menjatuhkan butiran air itu ke bumi. Seulas senyum manis ia kembangkan saat merasakan rintik hujan membasahi wajahnya ah tidak bukan hanya wajahnya tapi kini air itu memasuki sela-sela pakaian yang ia kenakan, membuatnya merasakan kedinginan.Almira Khalisa Fairuz nama gadis itu, ia kembali berjalan menyebrang saat tanda merah dilampu lalu lintas menyala ia tersenyum manis kemudian melambaikan tangan kanan pada teman yang sedang menunggu dirinya dipan restoran. Pertengahan jalan senyum gadi
Rumah Sakit Primier JatinegaraLangkah-langkah lebar berjalan dengan cepat membawa seorang pasien dengan luka cukup parah akibat kecelakaan yang baru saja terjadi,beberapa orang menerobos cepat sambil membawa pasien yang terbaring tak berdaya di atas berangka rumah sakit.“Terimakasih Pak, Anda hanya bisa mengantar pasien sampai disini”ucap Salasatu dari mereka kepada seorang Pria yang kemungkinan masih memiliki ikatan darah atau kerabat pada pasien kemudian menutup Pintu ruangan itu.Andreas Ramata, pemuda itu mengangguk ia terus memundurkan langkahnya sampai punggung miliknya membentur dinding rumah sakit. detak jantungnya tidak beraturan Andre terus menghirup udara dengan cepat seakan ada sesak di dadanya yang tidak membuatnya bernafas dengan lancar.Andreas Ramata adalah sahabat dari seseorang yang sedang melawan maut didalam ruangan itu. Alvian Aksa Akrama Basyar atau yang sering di