Rumah Sakit Primier Jatinegara
Langkah-langkah lebar berjalan dengan cepat membawa seorang pasien dengan luka cukup parah akibat kecelakaan yang baru saja terjadi,beberapa orang menerobos cepat sambil membawa pasien yang terbaring tak berdaya di atas berangka rumah sakit.
“Terimakasih Pak, Anda hanya bisa mengantar pasien sampai disini”ucap Salasatu dari mereka kepada seorang Pria yang kemungkinan masih memiliki ikatan darah atau kerabat pada pasien kemudian menutup Pintu ruangan itu.
Andreas Ramata, pemuda itu mengangguk ia terus memundurkan langkahnya sampai punggung miliknya membentur dinding rumah sakit. detak jantungnya tidak beraturan Andre terus menghirup udara dengan cepat seakan ada sesak di dadanya yang tidak membuatnya bernafas dengan lancar.
Andreas Ramata adalah sahabat dari seseorang yang sedang melawan maut didalam ruangan itu. Alvian Aksa Akrama Basyar atau yang sering di panggil dengan nama Aksa dia seorang pengusaha terbaik di 3 tahun ini Nama nya melambung tinggi saat ia memenangkan beberapa tender perusahaan-perusahaan yang ternama. Aksa yang Pintar dan sedikit arogan membuat dirinya dimusuhi beberapa pemilik perusahaan yang kalah dari nya. Sedangkan Andreas ia juga memiliki perusahan yang terkenal Andreas dan Aksa keduanya pengusaha yang cukup ditakuti oleh beberapa pesaingnya.
Andreas mendengus kesal mengingat dirinya langsung membawa mobil dengan kecepatan tinggi saat menerima laporan dari orang kepercayaan nya yang mengtakan bahwa temannya itu mengalami kecelakaan yang cukup parah, tanpa memikirkan keselamatan dirinya Andreas menerobos jalanan dengan cepat menuju rumah sakit dan disaat itu juga ambulance yang membawa temannya baru saja sampai. Andreas bisa melihat keadaan Aksa yang sangat mengenaskan pemuda itu langsung mengikuti beberapa orang yang sedang mendorong berangka rumah sakit itu dengan cepat dan disini lah ia sekarang duduk sambil menatap pintu UGD yang tertutup.
“Bagaimana keadaan nya Reas?” Tanya seorang pria paruh baya tepat dihadapan Andreas
Andreas mendongak kemudian ia mengalihkan pandanganya kearah lain “ tidak tau paman, mereka masih memeriksanya “ katanya membuat pria paruh baya itu mengalihkan pandangnya pada pemuda itu kearah pintu yang masih tertutup.
Pria paruh bayah itu adalah Ayah dari Aksa ia menghela nafas lelah “siapa?” tanyanya
Andreas tertunduk kedua tangannya bertautan “ Orang-orang ku sedang mencari siapa dalangnya Paman kemungkinan Nik juga sedang melakukan hal yang sama” tutur nya Rahangnya bergemelutuk menahan rasa geram dalam dada nya dia sangat yakin kecelakaan yang dialami Aksa bukan sekedar kecelakaan biasa pasti ada sabutase seseorang untuk melenyapkan sahabatnya itu.
Abima Radian Basyar ayah kandung seorang Alvian Aksa Basyar pria parubaya itu memejamkan kedua matanya menahan diri untuk melakukan hal sama seperti dulu Membunuh dalang dibalik kecelakaan putranya jika ia melakukannya maka ia akan mengingkari janji kepada istri tercintanya Rahayu Via Wijaya.
“Bagaimana dengan keadaan Bibi, Paman?” Tanya andreas
Bima menghela nafas “Bibi mu baik-baik saja Nak” ucap nya “ jangan sampa kejadian ini terdengar oleh Bibi mu Reas “ Bima manatap Andreas dengan permohonan, ia tidak akan bisa membayangkan bagaimana kondisi istrinya itu jika tahu bahwa anak mereka dalam kondisi kritis .
Andreas mengangguk mengerti saat ia ingin mengatakan sesuatu seorang dokter keluar dari ruangan.
“Dengan keluarga pasien?” Tanya seorang dokter muda pada kedua orang itu
“Iya dok saya ayahnya,” jawab Bima membuat Dokter muda itu mengalihkan pandangannya pada Bima
“Semua baik-baik saja pak, anak bapak sudah melewati masa kritisnya dia akan segera sadar” ucap dokter menenangkan.
Andreas dan Bima menghela nafas lega
“ Terimakasih, Dok “ ucap Bima, Dokter menganggukan kepala kemudian berlalu meninggalkan keduanya.
Bip Bip
Andreas mengambil hendfonnya didalam saku “Aku akan akan mengangkat telfon dulu Paman” Bima mengangguk kemudaian Andreas berjalan meninggalkan pria parubaya itu.
**
Di Pagi Hari….
Mira sedang berkutat di dapur pagi ini ia akan memasak kemudian beriap-siap untuk bekerja, ini adalah hari pertama bagi nya untuk mula bekerja. Dengan lihai gadis itu mengongseng sayuran kemudian memindahkan masakannya kedalam sebuah mangkuk.
“Apa hari ini kau ada acara Lis?” suara itu membuatnya terpekik hampir saja ia melepaskan wajan yang sedang ia pegang. Lis adalah panggilan dari kedua orang tuanya.
Dengan kesal Maria meletakan Wajan itu “ Ayah membuat ku hampir saja jantungan “ katanya kemudian berjalan menuju ayahnya dan mengajak nya untuk kearah meja makan sambil memeluk lengann Ayahnya Mira berjalan beriringan
Sedangkan Ayah nya terkekeh melihat putri kesayangnya merengut kesal padanya nyaseraya menciut puncuk kepala putrinya itu.
“maaf kan ayah sayang” katanya sambil mengusap kepalanya lembut
“dimaafkan Ayah” Ucap Mira sambil mencium pipi ayahnya.
Mira meletakan piring di depan Ayahnya kemudian mengambil beberapa centong nasi untuk Ayahnya “Ayah harus makan, aku akan pergi mandi jadi aku ingin setelah selesa makannannya sudah habis “ tutur Mira lalu menuangkan air putih dalam gelas
Ayahnya Tersenyum mendengarnya “lihat Ra,anak kita sudah tumbuh dewasa dia sangat cantk persis seperti diri mu” batinya sambil melihat putrinya.
Anton Pawirama Fairuz adalah ayah dari Mira Khalisa Fairuz ia adalah seorang Pengusaha menengah memiliki beberpa cabang tokoh sembako yang ia sangat syukuri dengan itu Anton masih dapat membiayayi hidup dirinya dan putrinya, Istri tercintanya sudah lama meninggal saat itu putrinya masih berumur 5 tahun Ralisa Ananda Putri istri nya itu meninggal karna memiliki penyakit kanker Darah saat itu istrinya bersikeras untuk tidak ingin mengikuti Kemotrami yang ia fikir bahwa itu hanya membuang-buang uang saja penyakit itu menggerogoti istrinya sampai dimana istrnya bertahan hanya tiga tahun.
“Baiklah “ jawab Ayah Mira kemudian memakan makanannya.
Mira berjalan meninggalkan dapur sedangkan ayahnya segera memakan masakannya.
“Baiklah, Mira kita segera mandi setelah itu kita kau harus ke restoran untuk bekerja” lalu memasuki kamar mandi untuk memberisihkan dirinya.
Setelah menghabiskan sekitar 15 menit untuk mandi Mira sudah rapih dengan pakaian rapih kemudian menyiapkan beberapa keperluan ia butuhkan untuk bekerja.
“Sudah siap” ucapnya setelah selesai memolesakan Lipbam pada bibirnya”kau memang sangat cantik Ra” lanjutnya saat melihat penampilan dirinya didepan kaca dengan memoleskan beberapa make up sedikit. Dengan memakai celan bahaan dan baju kemeja berwarna coklat dengan Rambut di kuncir kuda ia terlihat manis saat beberapa helai rambut yang menjuntai sedikit didepan.pandangannya beralih pad asenbuah foto diatas nakas mira berjalan menuju ranjang kemudan memandang sebuah foto yang didalamnya terdapat tiga orang foto itu diambil saat dirinya masih berumur 3 tahun Mira yang di gendong oleh ibu nya dan ayah nya pesis di posisi kiri ibunya mereka tertawa bahagia didalam foto itu.
“Ibu doakan putri mu ini agar menjadi sukses suatu hari nanti” Mira memandang foto Ibu nya diatas nakas “Lisa rindu ibu” kemudian mencium sayang foto ibunya matanya sudah berkaca-kaca saat mengingat ibunya. Sudah 15 tahun ibunya meninggalkan dirinya namun dengan video-video yang ditinggalkan ibunya setiap ualang tahunnya cukup untuk mengobati rindu yang ia rasakan.
Mira berjalan meninggalkan kamarnya menuju dapur untuk melihat apakah ayah tercintanya itu menghabiskan sarapan yang ia buat. Gadis itu tersenyum saat melihat meja makan sudah rapih itu tandanya ayahnya sudah menghabiskan makanannya , Mira berjalan menuju ruang tamu disana ia melihat ayahnya sedang menonton Televisi.
“Ayah Lisa pergi dulu” pamit Mira
“Kau akan pergi sepagi ini?” Tanya ayah Mira heran saat melihat putrinya itu sudah rapih
“iya ayah , aku akan bekerja ditempat teman ku hari ini” jawab mira yakin
“Kau yakin Lis? Bekerja di jam sekarang?” Ayah mira menunjukan jam enam pagi “kau sangat rajin sekali” lanjutnya saat melihat putrinya menyengir
“Ini kan hari pertama ku. Jadi, aku harus mengambil hati bos ku ayah . bagaimana nanti kalau dia tidak menyukai ku?” jawab nya dengan cengiran.
“ya sudah kau keluar saja lalu kau bekerja pada ayah” jawab tenang, Mira mendengus sebal “Ayah ini, aku kan sudah mengatakannya pada ayah kalu aku ingin belajar mandiri tidak ingin bergantung dengan ayah”
“Benarkah? Lalu bagaimana dengan uang paket internet mu yang semalam kau baru memintanya pada ayah hmm?” Tanya nya
“itu kan berbebda ayah, hari ini aku baru memulainya bukan kemarin jadi yang semalam itu tidak masuk dalam hitungan” ucap mira kesal
“ya ya terserah apa kata mu kau selalu menang”
Mira tertawa saat melihat ekspresi ayah nya yang menahan kesal
“Ayah aku ingin…” sebelum menyelesakan ucpannya siaranberita di televise membuatnya terkejud.
“Pengusaha muda Alvian Aksa Akrama Basyar mengalami kecelakaan tunggal di jalan***” Mira tertegunsaat mendengar berita itu dengan mata membuat penuh mira menganga saat melihat jalan dan mobi sama yang hampr saja menabrak nya kemarin.
“Pengusaha muda Alvian Aksa Akrama Basyar mengalami kecelakaan tunggal di jalan***” Mira tertegun sesaat mendengar berita itu dengan mata membulat penuh. Mira menganga saat melihat jalan dan mobi sama yang hampr saja menabrak nya kemarin.“Jadi yang menabrak ku, dia” Mira mengernyit saat ada yang salah dengan kata-katanya” ah bukan begitu bodoh, dia yang hampir menabbrak mu” gumamnya“Kau mengenal nya ?” tanya Anton saat melihat putrinya itu tertegun mendengar berita yang bar saja ia dengar.“Tidak ayah “ jawbnya gugup“Benarkah?” tanya Anton pada Mira saat masih melihat keterkejutan dari putrinya itu”Kau terlihat seperti orang yang terkejut saat mendengar nya” katanya memastikan.“Tidak, ayah. Aku hanya terkejut melihat nya “ Mira menenjuk pada foto Alvian di Televisi “Pria setampan itu mengalami kecelakaan. Ya tuhan, bagaimana denga
“Kau pikir aku ingin bunnuh diri?” lanjutnya dengan sebal kemudian melihat tanganya lalu menghempaskan tanganya yang dipegang pemuda itu “ Dasar bodoh” ucapnya kemudian berjalan menyebrang meninggalkan pemuda itu yang sedang menatap nya dengan terkejut.“Apa dia tidak takut pada ku?” tanyanya pada dirinya sendiri pemuda itu terkejud dengan sikap gadis yang baru saja mengatakan dirinya bodoh.TingPemuda itu membuka handfone miliknya kemudian mengangkat panggilan masuk“Apa kau lupa andreas sebentar lagi ada rapat di kantor, mu” teriak sesorang di telephon“Kau sudah berani membentak ku, Rian ?" jawabnya dingin“Maaf kan saya, pak. Kau membuat ku jengkel. Sejak tadi saya sudah……“ sebelum menyelesaikan ucapnnya Andreas memotongnya “ Saya akan sampai 5 menit l
Aksa dan Andreas memasuki Lift saat pintu terbuka saat Andreas akann menakann tombol tiba-tiba seorang Gadis dengan cepat mengganjal pintu dengan ka kirinya agar pintu lif tersebut tidak tertutup.“Untung saja “ ucap lantang Gadis itu yang tak lan adalah Mira “ Maaf “ ucap nya lagi saat menyadari ada orang didalam lif tersebut dengan cepat ia memasuki lif . saat ia akan menekan tombol ada orang lain yang lebih dulu menakan tombol itu.“Gadis Gila “ ucap sala satu dari mereka membuat gadis itu membalikan badan menghadap orang tersebut, Mira terkejud saat siapa orang yang dengan seenaknya mengatakan dirinya gila “Kau” tunjuknya didepan wajah pemuda itu “ Muka Datar “ ucapnya dengan nada terkejudAndreas menggeram kesal saat telunjuk gadis itu tepat berada dihidungnya dengan kasar ia menepis tangan gadis dihadapanya “Apa yang kau katakan?” katanya
“Lalu apa yang kau lakukan pada nya ?” tanya lily pada Mira saat mendengar cerita gadis dihadapnnya.Mira menyeringai saat masih sangat jelas apa yang ia lakukan pada pemuda itu, melihat seringai Mira membuat Lily bergidik ngeri, kemudian setelah itu lily mebelalakan matanya saat ia mengerti dari seringai yang dituunjukan pada gadis itu“Jangan bilang, kau..” ucpa lily berhenti saat gadis dihadpannya itu tersenyum manis padanya“Jadi benar ?” ucap lily dengan kedua bola matanya yang membulat sepenuhnya dengan tangan menutup mulutnya terkejud.Lily tidak percaya ini, Mira. Gadis itu melakukan kebiasaan yang sangat mengerikan sejak dulu,Mira mengangguk seraya tersenyum “Kau sangat berani Ra “ ucap lily salut pasalnya sejak dulu gadis dihapannya ini tidak berubah sama sekali.Ia pernah menyaksikan bagaimana gadis dihadapannya ini menendang bagian sensitive laki-laki dengan sangat keras membuat la
“Dan ini...” Lily menunjuk barang-barang dihapannya dengan dagu “ sebenarnya sejak satu bulan lalu Rama mengirimkannya, tapi aku belum sempat berbicara banyak dengan mu “DegJantung Mira berdegup kencang***Senyum manis tidak pernah lepas dari bibir Mira saat mengingat apa yang dikatakan oleh Lily padanya,Tentang laki-laki yang dulu sangat ia suka kini ternyata datang mencari dirinya dan barang-barang yang diberikan laki-laki itu padanya Mira tentu tidak ingin menerimanya walaupun sebagian dalam hatinya menginginkannya tapi ingat seorang gadis yang baik tidak baik menerima seseuatu dari seseorang yang bukan keluarganya jadi ia memutuskan akan mengembalikan barang-barang itu pada pemiliknya, tentu saat ia tahu dimana alamat sang pengirim, jadi barang-barang itu ia titipkan pada lily,“apa kau masih waras ?” Mira tersentak saa
“Kau “ pekik gadis itu membuat Aksa menatap heran padanya“Pak Aksa “ ucap Alex membuat Aksa mengalihkan pandanganya pada laki-laki itu, sedangkan gadis dihadapnnyan menatap tak percaya pada alex.Beberapa saat kemudian Aksa tercengang saat melihat gadis yang baru saja ditolongnya tibs-tiba berlari begitu cepat meninggalkan dirinya dan Alex begitu saja.“tapi, wajahnya sangat familiar, apa aku pernah bertemu denganya “ gumamnya saat melihat Gadis yang sedang berlari itu tiba-tiba berhenti saat melihat sebuah taksi “bukan kah dia gadis gila yang bertengkar dengan Reas ?” ucapnya saat baru saja mengingat siapa gadis itu tapi ada apa dengan jantungnya mengapa berdegup dengan cepat saat melihat gadis itu, lalu kenapa wajahnya sangat familiarMendengar itu Alex mengalihkan pandanganya pada Aksa “Bapak mengenal Mira ?” tanya Alex
“Ketika Cinta datang dengan tiba-tiba dan ketika detak jantung berdegub dengan cepat untuk pertama kalinya, membuat ku seperti hal nya orang bodoh, atau saat aku tersenyum sendiri ketika mengingat bagaimana dirinya tersenyum pada ku, menjadikan ku seperti kehilangan kewarasan ku “ Lily tersenyum manis saat membaca sepucuk surat.“kau tau Ra, kata-katanya sangat manis “ ucap lily dengan tulus setelah gadis itu membaca buku harian MiraMira merengust kesal saat lily dengan memaksa mengambil buku didalam tasa nya kemudian membacanya “kau sangat menyebalkan ucapnya kemudian manirik buku miliknya ituLily tersenyum melihat raut wajah Mira yang memrah karna ia goda “ pipi mu memerah Ra” ucapnya sekiti terkejud membuat Mira memegang kedua pipinya“oh asataga kau sangat lucu “ ucapnya sambil tertawa“apa itu Re
Flashback 10 Thun lalu“Apa kau tidak tahu malu ?” ucap seorang anak laki-laki kepada anak perempuan yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca“kau selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi” sarkasnya kemudian mendorong anak perempuan itu “pergi lah dan jangan pernah mengikuti ku lagi “ ucapnya kejam kemudian berjalan meninggalkan gadis kecil itu yang sedang menangis***Sekarang...“Ara” ucapnya saat sekilas ingatan melitas dalam pikirannya, hanya satu orang yang selalu memanggilnya Rama dan itu Ara gadis kecil yang dulu sering mengkuti dirinya. Dan lihat gadis itu sekrang sudah tumbuh gadis cantik“Ra, kau dari mana…” ucapan Lily berhenti saat mmelihat siapa dihadapannya sekrang“pak, Aksa “ ucap lily sepontan, Mira tersentak kemudian menoleh pada Lily yang berdiri disampingnya &l