“Ketika Cinta datang dengan tiba-tiba dan ketika detak jantung berdegub dengan cepat untuk pertama kalinya, membuat ku seperti hal nya orang bodoh, atau saat aku tersenyum sendiri ketika mengingat bagaimana dirinya tersenyum pada ku, menjadikan ku seperti kehilangan kewarasan ku “ Lily tersenyum manis saat membaca sepucuk surat.
“kau tau Ra, kata-katanya sangat manis “ ucap lily dengan tulus setelah gadis itu membaca buku harian Mira
Mira merengust kesal saat lily dengan memaksa mengambil buku didalam tasa nya kemudian membacanya “kau sangat menyebalkan ucapnya kemudian manirik buku miliknya itu
Lily tersenyum melihat raut wajah Mira yang memrah karna ia goda “ pipi mu memerah Ra” ucapnya sekiti terkejud membuat Mira memegang kedua pipinya
“oh asataga kau sangat lucu “ ucapnya sambil tertawa
“apa itu Reo ?” tanya lily pada Mira saat melihat seorang laki-laki sedang bersama seorang perempuan berjalan menuju gedung
Mira mengalihkan pandangnya melihat arah yang ditunjuk lily “Rahma” gumamnya saat melihat seorang gadis yang berjalan beriiringan dengan laki-laki yang bernama Reo.
“apa gadis itu yang membuat mu menangis dijalan kemarin ?” tanya lily dengan mata membola kemudian mengalihkan pandangnya pada kedua orang yang sudah masuk dalam gedung itu melihat temannya itu dengan mata yang bengkak membuat darah dalam tubuh lily mendidih ia sangat ingin menghajar gadis yang membuat Mira bersedih, Mira sudah ia anggap sebagai saudari perempuannya maka jika ada yang menyakitnya berarti juga sama saja menyakiti dirinya.
“kau tenang Ra, aku akan datang untuk menghajarnya “ ucap Lily beringas kemudian beranjang dari duduknya
“hei kau akan kemana “ tanya Mira kemudian menarik lengan kanan gadis dihadapannya dan merentangkan tangannya untuk menghalangi jalan lily “aku ingin mencakar gadis itu “ ucapnya kesal dan berlalu berjalan melawati Mira
Mira menarik Lily menjauhi gedung itu kemudian duduk kembali di taman “ kau iini seperti singa “ ucapnya sambil menggelengkan kepala
“sudah lah lagi pula aku sudah tidak ingin mengenal mereka, jadi..” ucap Mira sambil mentap Lily serius “ lupakan saja, sebaiknya kita datang ke Aula sekarang, bukankah akan ada seminar disana ?” ucapnya pada Lily
“Astaga, aku melupakannya “ Lily beranjak dari duduk nya dan menarik tangan Mira kemudian menarik gadis itu menuju aula “ apa kau tidak bisa pelan-pelan saja “ ucap Miras kesal saat dirinya ditariik begitu saja.
“kau tau dia ada sini “ ucap Lily
“siapa ?” tanya Mira
“kau akan tahu nanti , jadi ingat jangan pergi kemanpun kau harus selalu bersama ku “ Lily mengajukan jari kelingkingnya pada Mira yang dibalas gadis itu dengan menautkan jar kelingking miliknya juga
“baiklah “ ucap Mira
***
“Apa kau mengikuti ku sejak tadi?” cerca Aksa pada Andreas yang sejak tadi mengikuti dirinya
Andreas tersenyum cangngguk pada Aksa “ tidak apa-apa” ucapnya kemudian duduk didekat Aksa
“Siang pak, “ ucap seroang mahasiswa pada Aksa dan Andreas
“ siang “ ucap Andreas sedangkan Aksa hanya melihat sekilas kemudian kembali bermain pada hanfone miliknya
“ Acaranya akan di mula sekrang, jika bapak berkenan Pak Aksa, apa bisa anda sebagai pemberi sambutan ?” ucap mahasiswa itu hati-hati, Aksa mendongak melihat kepada mahasiswa dihadapannya kemudian melihat pada Andreas
“ aku tidak bisa, jadi aku harap pak Andreas saja yang mengantikan ku “ ucap Aksa membuat Andreas langsung saja melihat pada nya
“apa kau keberatan ?” katanya saat melihat Andreas yang angkan protes padanya
Andreas melihat Aaksa kesal “ Baiklah” ucapnya pasarah
Mahsiswa itu mengangguk mengerti, kemudia ia berlalu pergi meninggalkan Aksa dan andreas
“permisi pak “ ucap Nik
“kau lama sekali “ Aksa mengambil map yang dibawakan Nik untuknya
“maaf, tapi parkirannya cukup jauh “ ucapnya seraya duduk bersebrangan dengan Aksa dan Andreas
“alasa “ ucap Andres, mendengar perkataan andreas Nik mendelik tajam pada laki-llaki itu .
“apa?”tantang Andreas pada Nik
Nik menggeleng kepala kemudian mengalihkan pandnganya kearah lain, tidak akan menang jika harus bertengkar dengan laki-laki itu
“kau ini sedang apa ?” tanya Andreas saat melihat Aksa yang sejak tadi sangat serius focus dengan hanfone miliknya.
“bukan urusan mu “ ucapnya kemudian menyembunyikan handfone milknya dari Andreas
“kau sangat mencurigakan” ucapnya kemudian mengeluarkan hanfone miliknya juga .
“ Astaga “ pekik Andreas saat melihat notifikasi pesan milknya kemudian melihat pada Aksa dengan senyum
“apa ?” tanya Aksa heran
Andreas langsung memeluk aksa” aku sangat bahagian “ ucapnya
Aksa mendngus kesal kemudian melepaskan pelukan laki-laki dihadpannya dengan kasar “ kau membuatku ingin muntah “ ucap Aksa kemudian beranjak darii duduknya
Aksa berjalan menuju ruangan tempat acara “ shit “ ucapnya saat melupakan sesuatu “ apa aku sudah rapih ?” ucap nya pada nik yang sejak tadi mengikuti dirinya
“iya, pak” jawab Nik
Aksa mengangguk kepalanya “ kau duluan saja, aku ada urusan sebentar “ Nik mengangguk kemudian berjalan melewati bosnya itu sedangkan Aksa berjalan berlawan arah dengan Nik .
“kau mau kemana?” tanya Andreas saat melihat Aksa berjalan melewati dirinnya begitu saja
Aksa melihat sekilas Andreas kemudian berlalu meninggalkan laki-laki itu tanpa menjawab pertanyaannya
Andreas mengangguk mengerti saat melihat Aksa pergi berbelok memasuki Toilet .
Flashback 10 Thun lalu“Apa kau tidak tahu malu ?” ucap seorang anak laki-laki kepada anak perempuan yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca“kau selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi” sarkasnya kemudian mendorong anak perempuan itu “pergi lah dan jangan pernah mengikuti ku lagi “ ucapnya kejam kemudian berjalan meninggalkan gadis kecil itu yang sedang menangis***Sekarang...“Ara” ucapnya saat sekilas ingatan melitas dalam pikirannya, hanya satu orang yang selalu memanggilnya Rama dan itu Ara gadis kecil yang dulu sering mengkuti dirinya. Dan lihat gadis itu sekrang sudah tumbuh gadis cantik“Ra, kau dari mana…” ucapan Lily berhenti saat mmelihat siapa dihadapannya sekrang“pak, Aksa “ ucap lily sepontan, Mira tersentak kemudian menoleh pada Lily yang berdiri disampingnya &l
“LILY “ Teriak Mira membuat Lily terkejud kemudian melihat Mira yang berjalan cepat menuju kamar mandi.“ada apa dengan nya “ ucapnya saat mendengarkan umpatan-umpatan Mira padanya.***“pak mampir di restoran itu saja” tunjuk Andreas pada sebuah restoran“apa aku boleh memukulnya?” tanya Nik pada Aksa saat melihat Andreas dengan tersenyum menjengkelkan“silahkan “ ucapnya Aksa tak peduli.Nik tersenyum mentap Andreas yang melihhatnya dengan satu alisnya terangkat “kau akan apa ? “ ucap Andreaas saat melihat seringai Nik padanya***Lily menatap takjub pada Mira yang terlihat sangat cantik “Wow “ katanyaMira tersenyum manis saat melihat penamilannya, dengan rambut terurai dengan baju dres selutut sangat feminim, dan lihat alisnya tidak perlu di bentuk seperti apa yang dilakukan lily tadi padanya dan bibirnya hanya perlu sen
“kau tidak merepokan Lis, kau tau betul dengan perasaan ku pada mu “ ucap Rama dengan senyum lirihMira mengernyit saat mendengarnya “ Perasaan ap…?” ucapanya berhenti saat tiba-tiba seseorang dengan kasar menarik pergelangan tanganya“Apa yang kau lakukan disini “ ucap seorang Laki-laki dengan kasar.Deg“Kak Rama” ucapnya lirihAksa menatap tajam Mira kemudian mengalihkan pandanganya pada Laki-laki dihadapanny, sedangkan Andreas dan Nik mentapa bingung pada Aksa“jangan menyentuhnya” ucap kasal Rama melihat Mira meringiiss menahan sakitAksa tidak memperdulikan ucapannya laki-laki itu dengan cepat menyeret Mira dari sana. Dadanya bergemuruh menahan marah saat melihat gadis nya tertawa dengan laki-laki lain. Gadis yang selama ini ia cari akhirnya takdir mempertemukan keduanya tapi sial
Aksa menarik tangan Mira masuk kedalam apartemennya. Dengan kesal Mira mengikuti langkah laki-laki di depannya."Apa yang mau dilakukannya sebenarnya, dia pikir aku kucing" ungkap nya kesal mencoba melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki yang menarik nya."Jangan kemana-mana, tetap duduk disini dan jangan coba-coba untuk kabur !" Ucap Aksa dengan nada mengancam setelah mengunci pintu Apartemen nya. Mata gadis di hadapannya meliriknya dengan sinis.Laki-laki itu berlalu meninggalkan Mira sendiri di ruang tamu. Mata gadis itu melirik keseluruhan ruangan dengan bosan."Disini sepi sekali" ucapnya bosan.KringDengan cepat Mira mengangkat Handphone nya lalu mengangkat panggilan."Ada apa Li?" Tanya nya "Aku baik-baik saja. Iya aku harap sampai nanti juga akan baik-baik saja" ucapnya ketus."Iya ya aku juga berharap begitu. Dia? Dia sangat menyebalkan. Kau pikir tampan saja cukup? Noo kau akan tau bet
Jakarta, Senin 2019Kini Awan mendung menyelimuti kota Jakarta suasana menjadi sedikit sejuk, tidak seperti hari-hari biasa yang dipenuhi polusi kendaraan. Berlahan rintik hujan turun. Terlihat beberapa orang yang sedang berjalan berlari mencari tempat teduh untuk berlindung,Sedangkan seorang gadis yang berdiri di seberang jalan terus menatap rintik hujan itu. Berlahan ia mengadahkan kepalanya kemudian menatap langit mendung yang menjatuhkan butiran air itu ke bumi. Seulas senyum manis ia kembangkan saat merasakan rintik hujan membasahi wajahnya ah tidak bukan hanya wajahnya tapi kini air itu memasuki sela-sela pakaian yang ia kenakan, membuatnya merasakan kedinginan.Almira Khalisa Fairuz nama gadis itu, ia kembali berjalan menyebrang saat tanda merah dilampu lalu lintas menyala ia tersenyum manis kemudian melambaikan tangan kanan pada teman yang sedang menunggu dirinya dipan restoran. Pertengahan jalan senyum gadi
Rumah Sakit Primier JatinegaraLangkah-langkah lebar berjalan dengan cepat membawa seorang pasien dengan luka cukup parah akibat kecelakaan yang baru saja terjadi,beberapa orang menerobos cepat sambil membawa pasien yang terbaring tak berdaya di atas berangka rumah sakit.“Terimakasih Pak, Anda hanya bisa mengantar pasien sampai disini”ucap Salasatu dari mereka kepada seorang Pria yang kemungkinan masih memiliki ikatan darah atau kerabat pada pasien kemudian menutup Pintu ruangan itu.Andreas Ramata, pemuda itu mengangguk ia terus memundurkan langkahnya sampai punggung miliknya membentur dinding rumah sakit. detak jantungnya tidak beraturan Andre terus menghirup udara dengan cepat seakan ada sesak di dadanya yang tidak membuatnya bernafas dengan lancar.Andreas Ramata adalah sahabat dari seseorang yang sedang melawan maut didalam ruangan itu. Alvian Aksa Akrama Basyar atau yang sering di
“Pengusaha muda Alvian Aksa Akrama Basyar mengalami kecelakaan tunggal di jalan***” Mira tertegun sesaat mendengar berita itu dengan mata membulat penuh. Mira menganga saat melihat jalan dan mobi sama yang hampr saja menabrak nya kemarin.“Jadi yang menabrak ku, dia” Mira mengernyit saat ada yang salah dengan kata-katanya” ah bukan begitu bodoh, dia yang hampir menabbrak mu” gumamnya“Kau mengenal nya ?” tanya Anton saat melihat putrinya itu tertegun mendengar berita yang bar saja ia dengar.“Tidak ayah “ jawbnya gugup“Benarkah?” tanya Anton pada Mira saat masih melihat keterkejutan dari putrinya itu”Kau terlihat seperti orang yang terkejut saat mendengar nya” katanya memastikan.“Tidak, ayah. Aku hanya terkejut melihat nya “ Mira menenjuk pada foto Alvian di Televisi “Pria setampan itu mengalami kecelakaan. Ya tuhan, bagaimana denga
“Kau pikir aku ingin bunnuh diri?” lanjutnya dengan sebal kemudian melihat tanganya lalu menghempaskan tanganya yang dipegang pemuda itu “ Dasar bodoh” ucapnya kemudian berjalan menyebrang meninggalkan pemuda itu yang sedang menatap nya dengan terkejut.“Apa dia tidak takut pada ku?” tanyanya pada dirinya sendiri pemuda itu terkejud dengan sikap gadis yang baru saja mengatakan dirinya bodoh.TingPemuda itu membuka handfone miliknya kemudian mengangkat panggilan masuk“Apa kau lupa andreas sebentar lagi ada rapat di kantor, mu” teriak sesorang di telephon“Kau sudah berani membentak ku, Rian ?" jawabnya dingin“Maaf kan saya, pak. Kau membuat ku jengkel. Sejak tadi saya sudah……“ sebelum menyelesaikan ucapnnya Andreas memotongnya “ Saya akan sampai 5 menit l