Share

LUKA TERPENDAM
LUKA TERPENDAM
Author: Rania 1998

Part 1

Jakarta, Senin 2019

Kini Awan mendung menyelimuti kota Jakarta suasana menjadi sedikit sejuk, tidak seperti hari-hari biasa yang dipenuhi polusi kendaraan. Berlahan rintik hujan turun. Terlihat beberapa orang yang sedang berjalan berlari mencari tempat teduh untuk berlindung, 

Sedangkan seorang gadis yang berdiri di seberang jalan terus menatap rintik hujan itu. Berlahan ia mengadahkan kepalanya kemudian menatap langit mendung yang menjatuhkan butiran air itu ke bumi. Seulas senyum manis ia kembangkan saat merasakan rintik hujan membasahi wajahnya ah tidak bukan hanya wajahnya tapi kini air itu memasuki sela-sela pakaian yang ia kenakan, membuatnya merasakan kedinginan.  

Almira Khalisa Fairuz nama gadis itu, ia kembali berjalan menyebrang saat tanda merah dilampu lalu lintas menyala ia tersenyum manis kemudian melambaikan tangan kanan pada teman yang sedang menunggu dirinya dipan restoran. Pertengahan jalan senyum gadis itu  lenyap saat ia melihat tanda bahaya yang dilakukan temannya itu seketika jantung Mira berdegub kencang sayup-sayup suara terdengar, langkah kakinya ingin berlari cepat namun sial semakin degup jantung itu berdetak lebih cepat, kakinya pun seakan berat untuk melangkah. 

Tuhan semoga semua baik-baik saja batinnya.

"Mira awas" teriak seorang gadis saat melihat dari kejauhan sebuah mobil melaju begitu cepat kearah Mira yang sedang berjalan menyebrang,namun sayang gadis yang ia panggil sepertinya tak mendengar teriakannya. Gadis berwajah Manis itu mengernyit bingung tak mengerti.

"Tuhan lindungi teman ku" batinnya

Brak

Waktu seperti berhenti saat terdengar suara dentuman, detak jantung gadis itu tidak beraturan saat melihat kejadian yang barusa terjadi. beberapa orang yang tadi sedang berlindung kini berlari menggerumuni sebuah mobil Sport seharga Rp.2,85 Milyar itu hampir saja menabrak seorang gadis namun sayang mobil itu malah menabrak pembatas jalan sehingga membuat mobil itu hancur.orang-orang langsung menyelamatkan sang pengemudi dan memanggil ambulance.

"Mira" teriak gadis kemudian berlari menuju temannya yang terduduk dengan tangan menutupi kedua telinganya

"Kau baik-baik saja?" tanya nya sambil mengecek tubuh gadis dihadapannya "Ra" tanyanya lagi saat tidak mendengar jawaban dari temannya.

"Oh astaga Ra, lutut mu berdarah" pekiknya keras saat ia ingin membantu gadis itu berdiri kemudian melihat lutut gadis itu berdarah dengan cukup deras.

"Aku baik-baik saja,Liy" ucap Mira baru tersadar kemudian meringis kesakitan saat ia ingin melangkahkan kakinya mengikuti Lily Ratu Nisa teman lama yang baru saja ia temui beberapa bulan ini. Meraka berdua bertemu kembali saat gadis itu baru pindah ke perguruan tinggi tempat Mira menuntut ilmu.

Kedua gadis itu berjalan memasuki restoran kemudian duduk di dalam ruangan khusus. Lliy adalah anak pemilik restoran jadi wajar saja jika gadis itu begitu mudah memasuki ruangan khusus ini.

"Tunggu sebentar Ra, aku akan mengambilkan kotak obat untuk mu" Lliy berjalan meninggalkan Mira masih menatap kosong kedua kakinya

Mira menghela nafas lelah ia bersyukur karena masih diberikan kesempatan hidup, sejak tadi ia masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi padanya jika saja sang pengemudi tidak membanting setir ke arah lain mungkin saja ia akan bernasip sama dengan mobil itu hancur, lalu bagaimana dengan pengemudinya ? bagaimana dengan keadaannya, Mira bergidik ngeri saat sekelibas bayangan mobil itu hampir saja menabrak dirinya.

"Augh kau menekannya terlalu keras Liy" ringis Mira saat temannya itu tiba-tiba menekan lukanya "lagi pula sejak kapan kau ada disini?" tanya nya heran saat tiba-tiba gadis dihadapannya membersihkan lukanya.

Lily mendengus kesal " saat kau sedang melamunkan hal yang tidak-tidak" ucap nya, Mira melotot dengan kedua bola mata yang hamir saja keluar "hal yang tidak-tidak apa maksud mu ?" katanya sebal. Apa barusan yang dikatakan temannya seperti mengarahkan kepada hal yang tidak benar, lagi pula sejak kapan seorang Mira memikirkan hal yang tidak benar dengus gadis itu,

Sedangkan Lily mengangkat satu alisnya saat melihat gadis dihadpannya memandang dirinyanya curiga Lily mendengus kesal saat ia memahami apa yang ada di dalam pikiran gadis dihadapannya, 

Mira meringis saat Lily mengobati luka pada kaki satu nya " maksud ku, kau pasti membayangkan bagaimana nasib mu tadi kan? Jangan berpikir yang tidak-tidak" ucap lily sambil membereskan kotak obat "kau tau Ra? jantung ku terasa akan melompat saat aku melihat mobil itu semakin mendekati mu" Mira tersenyum saat mendengar perkataan temannya itu sejak dulu ternyata temannya itu tidak pernah berubah selalu mencemaskan dirinya.

"Kau saja meraskan hal itu liy bagaimana dengan ku? aku seperti sedang mengikuti Ujian Nasional  kau tau kan antara aku akan lolos atau tidak" Mira manahan tawa saat melihat lily memutar kedua bola mata.

"Kau ini masih tetap sama seperti dulu. perumpamaan yang kau katakan barusan tidak begitu mengerikan dengan yang ku lihat tadi." Cibir lily saat Mira terkikik "selesai" gadis itu menepuk kedua tanganya pelan kemudian melihat temannya yang sedang mengecek kedua kakinya.

"Ku rasa kau cocok untuk menjadi seorang dokter Liy" katanya sambil memainkan kedua alisnya menggoda temannya itu

Lily mengangkat satu alisnya "kau tau sendiri kalau aku sangat tidak menyukai profesi itu. Darah dimana-mana,belum nanti saat harus membelah tubuh seseorang, itu sangat menjijikan " gadis itu bergidik ngeri. Mira sangat mengenal gadis dihadapannya ini lily sangat membeci atau bahkan trauma dia hanya takut saat melihat begitu banyak darah diakan mutah atau bahkan pingsan jika melihatnya maka dari itu lily sangat tidak ingin menjadi seorang dokter walaupun Ayah nya seorang Dokter bahkan memiliki rmah sakit yang cukup terkenal tapi begitu lah kedua orang tua gadis itu tidak memaksa putrinya untuk menjadi seorang dokter juga.

"oh..ayolah itu tidak semengerikan yang kau bayangkan, lagi pula kau akan terbiasa saat nanti kau menjadi seorang Dokter" lily memutar kedua bola matanya malas "apa lagi kau bisa dapat calon suami seorang dokter, aku dengar mereka itu sangat tampan, lihat saja mahasiswa kedokteran di kampus kita seperti seorang model" kata Mira sambil tersenyum manis.

"Terserah " kata lily kesal

Mira tertawa saat melihat lily merengut kesal padanya sudah lama ia tidak menggoda temannya itu, ternyata sangat mengasyikan.

"berhenti lah, apa kau ingin ku pukul luka mu itu?" kata Lily kesal saat Gadis dihadapannya itu tidak bberhenti tertawa. membuat tawa Mira berlahan berhenti

"Dasar pengancam" tutur Mira saat melihat lily yang benar-benar akan memukulnya.

"bagaimana dengan tawaran ku Ra? kau setuju?" tanya Lily

"ah iya aku sampai lupa dengan tujuan ku datang kesini" Mira mengeluarkan sebuah Map dalam tasnya kemudian memberikannya kepada lily, gadis itu mengernyit heran memandang Map itu sebelum ia mengambilnya

"Astaga untuk apa kau memberikan ini pada ku Ra?" tanya lily saat gadis itu membuka Map yang diberikan mira padanya yang isinya persyaratan-persyartan layaknya untuk mendaftar sebuah pekerjaan seperti ijazah pendidikan terakhir temannya itu.

"Mmm kau tau saat seseorang ingin bekerja mereka akan membuat persyaratan yang diminta Bos nya" jawab Mira santai."jadi aku membawanya untuk ku sebagai persyaratan bekerja" lanjutnya

Lily menetap tak percaya pada Mira "hey kau akan bekerja tempat ayah ku jadi" Lily mengembalikan Map itu pada Mira " ku rasa ini tidak dibutuhkan" lanjutnya sambil tersenyum pada Mira

"Benarkah? apa Ayah mu tidak akan mempermasalahkan hal ini " tanyanya heran

"Oh Astaga Ra, kau itu teman ku mana mungkin ayah ku akan mempermasalahkannya.jadi, berhentilah berpikir bodoh mu itu" tegas Lily

"Oke baiklah, terimakasih Lily ku" kata Mira dan tersenyum sambil merentangkan tangan untuk memeluk temannya " oh ayolah Lily kau akan membuat ku seperti orang bodoh?" rajuk Mira saat melihat lily hanya menggelengkan kepalanya " Kau memang bodoh Ra" ketus Lily seraya memeluk temannya itu

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status