Share

Part 4

“Kau pikir aku ingin bunnuh diri?” lanjutnya dengan sebal kemudian melihat tanganya lalu menghempaskan tanganya yang dipegang pemuda itu “ Dasar bodoh” ucapnya kemudian berjalan menyebrang meninggalkan pemuda itu yang sedang menatap nya dengan terkejut.

“Apa dia tidak takut pada ku?” tanyanya pada dirinya sendiri pemuda itu terkejud dengan sikap gadis yang baru saja mengatakan dirinya bodoh.

Ting 

Pemuda itu membuka handfone miliknya kemudian mengangkat panggilan masuk 

“Apa kau lupa andreas sebentar lagi ada rapat di kantor, mu” teriak sesorang di telephon

“Kau sudah berani membentak ku, Rian ?" jawabnya dingin 

“Maaf kan saya, pak. Kau membuat ku jengkel. Sejak tadi saya sudah……“ sebelum menyelesaikan ucapnnya Andreas memotongnya “ Saya akan sampai 5 menit lagi. Jadi, kau tunggu saja. Saya tidak akan lupa masalah pekerjaan” ucapnya tegas kemudian menutup panggilannya. Andreas masih melihat gadis yang berani-berani memarahi dirinya.

“Gadis gila” gummanya saat melihat gadis itu memasuki sebuah restoran

Disisi lain seorang gadis masih menggeruti kesal saat ia memasuki restoran tempat nya bekerja kemudian memasuki ruangan ganti.

“apa kau tidak sarapan tadi pagi, Ra?” tanya seorang gadis 

Mira yang sedang meletakkan tas miliknya di dalam lemari loker kerja terperanjat saat mendengar pertanyaan itu “ kau? Sejak kapan disini?” tanyanya saat melihat lily sedang berdiri didepan pintu.

Lily berjalan menuju mira sambil membawa baju seragam “Sejak kau menggerutu menyalahkan seorang pemuda tampan” ujarnya kemudian menyerahkan baju seragam itu “Dan ini aku kesini mengantarkan baju sergam inni untuk mu “ katanya pada Mira. Gadis itu mengambil baju itu 

“Apa kau mendengar semuanya?” tanya Mira 

“Tidak semua nya hanya sedikit” jawab Lily. Kemudian gadis itu membelalakan matanya saat melihat kedua mata temannya itu sebab “Kau. Apa yang terjadi pada mu?” tanya lily “Apa ini masih termasuk masalah dengan pemuda tampan yang kau bicarakan tadi ?” katanya curiga.

“Nanti akan aku ceritakan tapi sekrang aku sedang bekerja “ kata Mira sambil memakai seragamnya. 

Lily duduk santai di kursi pelastik “kau sedang mangganti pakaian bukan sedang bekerja, Ra” dengus nya

"Oh ayolah itu sama saja, setelah ini aku akan memulai pekerjaan ku liy” ucapnyya seraya memakai baju seragam kerjanya 

“Baiklah. Aku pergi ada acara hari ini “ ucap lily pada Mira kemudian gadis itu pergi meninggalkan Mira.

Mira menghela nafas kesal “Sudah lupakan,Ra. Kau harus semangat” gadis iu meletakan pakainya didalam loker kemudian berjalan meninnggalkan ruangan ganti. Gadis itu memasuki area dapur.

“Kau pekerja baru itu?” tanya seorang pemuda padanya sambil tersenyum “Kenalkan aku Alex “ Mira menerima uluran tangan itu kemudian tersenyum.

“Aku Mira, kau sudah lama bekerja disini?” tanya Mira setelah melepaskan jabatan tangannya. Alex menganggukan kepalanya “Iya, sekitar 2 tahun lalu” Mira mengangguk mengerti “Lumayan lama” katanya

“Apa disini hanya kita berdua?” tanya Mira saat melihat sekielilingnya tidak ada pegawai lain.

“Iya. Tapi, kau tenang saja bukan hanya kita saja yang bekerja disini” kata alex sambil membersihkan meja dapur “Benarkah? tapi yang kulihat hanya ada kita berdua disini” mira mengangkat satu alisnya.

“Apa kau tahu? Restoran ini buka sekitar jam Sembilan pagi dan sekarang masih jam setengah delapan “ tunjuk alex pada jam yang tergantung di dinding “yang lain akann datang saat jam menunjukan jam delapan “ jelasnya 

“ah begitu, lalu diisini kau sebagai apa?” tanya Mira penasaran

“aku? Aku hanya seorang koki ” Alex mengelurkan beberapa bahan makanan untuk menyiapkan memasaknyya kemudian mengalihkan pandanganya pad Mira , gadis itu menganggukan kepala mengerti “lalu, kau sendiri ? sebagai apa? Jangan bilang kau sebagai koki” 

Mira tertawa saat melihat koki itu menatap khawatir “ tenang saja pak koki aku hanya pegawai biasa disini hanya seorang kasir “ katanya menangkan, Alex bernafas lega dia pikir lily benar-benarakan memacatnya karna kesalahan yang dia lakukan beberapa hari lalu, untung saja gadis itu memaafkannya batinnya.

“sepertinya yang lain sudah datang, kalau begitu aku akan menyapa mereka semua” Alex menganggukan kepalanya, Mira berjalan menuju teman-teman kerja lainnya.

***

“Apa kau akan terus menggerutu seperti itu ?” tanya Aksa saat mendengar gumaman temannya 

“tidak” jawab andreas singkat

“kau pikir telinga ku tidak berfungsi?” ucap Aksa, Andreas memutar kedua bola matanya “terserah” jawabnya kesal

Aksa menatap tajam temannya itu “jadi kau tidak tidak ikhlas mengantarkan ku pulang” tanyanya lagi saat ia melihat Andreas mencibir dirinya 

Andraes mengalihkan panndanganya pada Aksa “ bukan tidak ikhlas, kalau seperti ini aku yang akan dimarahi paman” katanya lalu menunjuk wajah Aksa “ wajah muu ini saja msih terlihat pucat tapi kau memaksa ku harus mengeluarkan mu dari rumah sakit” Andreas berdecak kesal ia masih mengingat dengan jelas saat kejadian tadi siang membuatnya mendengus sebal.

Tadi saat ia baru saja menyelesaikan pekerjaan tiba-tiba asisten nya meneriima terlfon dari temannya itu. Aksa memaksanya datang kermah sakit lalu dengan seenaknya Aksa memaksanya untuk segera mengantarnya pulang dan jangan lupa dengan segala ancaman yang diucapkan Aksa padanya . Mungkin jika aksa hanya seorang anak kecil sudah lama ia membentak nya tapi saat mengngat bahwa yang ia urus bukan lah seorang anak kecil andreas terpaksa menyetujui.

“Dasar penakut “ ejek Aksa membuat andreas yang sejak tadi diam kini mendengus kesal padanya 

“kau tidak tahu saja, jika ayah mu itu sangat mengeringakan saat marah “ kata andreas bergidik ngeri “apa kau masih ingat ? saat dulu kau membolos waktu jam pelajaran, ayah mu itu mengamuk dan…” Ucapan Andreas berhenti saat Aksa menimpali dirinya 

“ah waktu kita dikurung didalam gudang itu, sebagai hukumannya ?” ucap Aksa 

“ iya, dan sialnya kau menyeret ku dalam masalah mu itu “ Andreas mendengus kesal bagaimana tidak kesal Aksa yang membolos tapi malah dia yang terkena imbasnya, hal itu membuat aksa tertawa. Aksa masih jelas menginngat saat ia dengan sengaja membuat Andreas sebagai kambing hitam atau membuat temannya itu terkena amukan dari ayahnya 

“jadi, karna itu kau sangat takut pada ayah ku ?” tanya Aksa 

“ menurut mu ?” ucap Andreas dengan jengkel, 

“Apa kau mengantar ku ke Apertemen ?” Aksa mengankat satu alisnya saat melihat jalan yang mereka tuju bukan jalan menuju rumahnya 

“ Iya, kau pikir apa yang akan dilakukan Paman dan Bibi saat kau yang ku antar pulang dengan wajah pucat mu itu ?” ucap Andreas  

“yah, baiklah aku mengerti perasaan mu ? “ Aksa membuka pintu mobil saat mereka telah sampai, begitu pun Andreas  

“ha? Dia mengerti katanya jika mengerti kenapa dia selalu membuat ku dalam masalah “ gumam Andreas 

“ Aku mendengar mu Dre” ucap Aksa dihadapannya membuat Andreas memutar kedua matanya malas.

Aksa dan Andreas memasuki Lift saat pintu terbuka saat Andreas akann menakann tombol tiba-tiba seorang Gadis dengan cepat mengganjal pintu dengan ka kirinya agar pintu lif tersebut tidak tertutup

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status