Share

Bab 93

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-24 12:55:07

Saat jam pulang kampus, Raka sengaja menunggu di depan gerbang Universitas tempat Arabella belajar. Ia ingin memberanikan diri menyapa, sebab selama ini Raka hanya memperhatikan dari kejauhan saja.

Ara keluar dengan mengendarai mobil mewah bewarna yellow. Raka mencoba menghentikannya menggunakan isyarat tangan yang melambai.

"Minggirlah! Aku pernah melihatmu beberapa kali menatap serius ke arah kampus ini. Apa kau ingin pindah? Jika, benar pergilah urus dan jangan menggangguku," ujar Ara lantang.

Raka tersenyum kaku. Sikap Ara yang jutek malah membuatnya semakin gemas.

"Hem, maaf. Aku butuh tumpangan, karena Ayahku belum datang menjemput. Apa boleh aku ikut denganmu?"

Terdengar konyol bagi Ara, sebab dirinya tidak megenal sosok Raka. Lalu dengan mudahnya Raka meminta bantuan padanya.

"Memangnya aku sopir taksi? Dasar cowok aneh," cibir Ara, detik berikutnya ia menacap gas dan melaju meninggalkan Raka yang masih terpaku.

Tak lama, mobil Arsya pula yang hendak keluar. Ia melihat seorang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 94

    Lama dua gadis cantik itu berbincang, hingga akhirnya Arsya mengungkap tentang sosok yang membuatnya jatuh cinta."Namanya, Raka!" lirih Arsya malu-malu.Ara menyipitkan matanya seraya berpikir, 'Siapa Raka?'"Kau pasti mengenalnya, bukan? Mahasiswa seberang kampus kita yang populer itu," ujar Arsya pula."Aku tak tahu siapa dia. Hem, tapi aku jadi penasaran. Seberapa hebatnya dia sampai membuatmu seperti orang gila begini," sahut Ara.Arsya tertawa lepas. Ia benar-benar mabuk kepayang dengan pesona Raka.__Malam harinya semua berkumpul di meja makan rumah utama. Khana dan Ara selalu diundang untuk turut bergabung, karena waktu makan Husein tak mau ada anggota keluarganya yang kurang. Kecuali Flo, sebab istri ketiganya itu masih tak ada di hatinya."Apa tanggapan teman-temanmu di kampus tadi, Arsya?" tanya Husein dengan suara yang lembut."Mereka semuanya kagum padamu, Papa. Arsya sangat baangga," ujar Arsya antusias."Syukurlah. Hem, Ara kenapa diam saja, sayang?""Gapapa. Ara juga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 95

    Suasana di kamar itu mendadak hening. Areta mengerti dengan maksud ucapan sang suami.Andai memang hanya ada Ara, maka bukan perkara sulit mengakuinya. Areta juga menyayangi gadis manis yang baik hatinya itu."Takdir terkadang memang seperti menguji kita, sayang. Entah kesabaran mana yang akan membuahkan hasil yang manis nantinya," papar Husein.Areta dan Husein saling menguatkan. Penyesalan tidaklah ada gunanya lagi bagi mereka. Berserah serta berpasrah mungkin kata itu saja yang mampu diterapkan dalam hati masing-masing..Sementara di sisi lain, Raka bercerita kepada sang Ayah tentang sosok gadis cantik yang kini tengah dipuja-pujanya. gadis yang berlesung pipi di sebelah kirinya."Benarkah secantik itu?" tanya sang Ayah antusias mendengarkan curhatan Raka.Ayahnya itu adalah Dokter Hans. Seorang lelaki tampan yang menduda saat Putranya lahir kedunia. Iastrinya Rahma meninggal ketika melahirkan Raka.Rahma dan dirinya dijodhkan, Dokter Hans tak bisa menolak, sebab mengharapkan Khan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 96

    "Arsya, nanti jam istirahat aku traktir makan siang di depan sana, ya! Kamu bisa nggak?" Raka sengaja menanyakan hal itu di hadapan Ara, sebab ia ingin gadis pujaannya turut serta.Mata Arsya berbinar-binar mendengar ajakan yang tak mungkin bisa ditolaknya itu. Namun, ia memutar otak agar terlihat sedikit jual mahal."Bisa sih kalau memang nanti ada waktu luang. Bagaimana kalau kau tinggalkan nomormu? Nanti aku hubungi kalau jadi.""Boleh. Ini, catat!"Keduanya saling bertukar nomor telepon. Ara bagai obat nyamuk berada di antara keduanya. Padahal tujuan Raka mendekati dan berteman baik dengan Arsya adalah untuk bisa dekat pula dengan Ara."Oya, temanmu ini ajak sekalian. Aku lebih suka makan beramai-ramai," ujar Raka.Ara mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, kemudian ia berlalu.__Di dalam kelas, Bagas mencoba menghampiri Ara dan Arsya yang duduk bersebelahan."Hay, dua wanita paling manis di kampus! Kayaknya ada yang beda pada Putri raja satu ini. Wajahmu tampak lebih ceria da

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 97

    Saat semuanya sudah berada di kursi masing-masing, suasana pun mendadak syahdu. Tanpa sengaja Ara duduk di sebelah Raka.Sedangkan Arsya duduk bersama Bagas."Arsya ... sebenarnya aku sudah lama menantikan momen begini. Aku ....""Jangan berisik, Bagas! Aku lagi fokus ini," sanggah Arsya memotong kalimat Bagas dengan cepat.Bagas hanya bisa menelan ludahnya getir. Arsya tak memberinya kesempatan untuk mengungkap perasaan."Arabella, kapan-kapan maukah bertamu ke rumahku?" tanya Raka yang juga memberanikan diri untuk mengajak Ara bicara."Hem, boleh. Aku tahu, pasti kau ingin aku pergi ke rumahmu bersama Arsya, bukan? Jangan khawatir! Aku bisa menjadi jalan bagi kalian berdua," desis Ara tanpa menoleh. Ia juga tengah fokus menonton."Jalan apa maksudmu?""Ah, sudahlah! Kau tak perlu malu-malu. Sekarang bisa tidak kalau kau jangan mengangguku menonton. Kita ke sini bukan untuk berdiskusi, bukan?"Raka bergeming seraya mengukir senyum kaku. Sikap jutek Ara membuatnya semakin penasaran..

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 98

    Flo dan Riva pergi dengan perasaan hancur. diperlakukan demikian telah membuat mental Riva terganggu. Sebagai seorang Anak yang tak tahu apa-apa tentang identitas sebenarnya, tentu Riva menganggap Husein adalah pelindungnya. Namun, sikap sang cinta pertama sudah memporak-porandakan hatinya."Sayang, kenapa dari tadi kau hanya diam saja?" tanya Flo yang menatap Putrinya penuh iba."Gapapa, Mi. Aku hanya menyesali karena telah lahir sebagai Putri, Papa.""Kau tak boleh bicara seperti itu, sayang! Justru kau sangat beruntung, bukan, bisa jadi Anak Tuan Husein yang disegani dunia.""Hah! Buat apa, Mi? Bahkan, orang-orang saja tak mengetahui siapa Mami dan aku, bukan?"Flo bergeming. Perkataan Riva telah menyadarkannya, kalau selama ini keberadaan mereka sama sekali tak diakui."Sudahlah! Sekarang kita istirahat dulu! Papa hanya sedang emosi. Mami yakin, besok pasti Papa menjemput kita kembali," ujar flo menenangkan. Padahal hatinya sendiri pun sedang gusar.__Sementara suasana di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 99

    Saat dering ponsel Husein berbunyi. pelukan dengan sang Putri pun dilepasnya seketika."Ya, hallo! Baik, saya akan segara menuju ke kantor. Atur pertemuan satu jam lagi!" ujarnya seraya memberikan perintah.Detik berikutnya sambungan telepon ditutup."Riva, Papa harus ke kantor sekarang. jadi, kau baik-baik di sini! Apartemen ini untukmu dan milikmu. Kau juga bebas ingin ke rumah utama kapan saja kau mau. Percayalah, Papa hanya ingin yang terbaik untukmu, sayang.""Terima kasih, Pa. Maaf, karena selama ini aku selalu berburuk sangka dan menyusahkan Papa," desisnya penuh air mata penyesalan."Seorang Ayah akan punya seribu maaf bagi Anak-anaknya. Jangan lakukan kesalahan yang sama lagi, sayang! Papa berjanji, suatu hari nanti Papa akan memenuhi semua hakmu. Ini hanya masalah waktu.""Baik, Pa. Aku sayang, Papa.""Papa juga sayang dirimu, Riva."Husein berpamitan setelah berhasil meluluhkan hati Riva. Sedangkan Flo benar-benar tak dianggapnya ada. Sepatah kata pun Husein tak menyapa ata

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 100

    Ara berlari keluar meninggalkan Raka yang masih mematung, sebab menerima jawaban yang tak sedap darinya.Sedangkan Arsya juga terheran-heran melihat langkah Ara yang buru-buru masuk ke dalam mobil."Bagas, aku mohon lupakan perasaanmu! Dan satu lagi, jangan ceritakan pada Ara!" ujar Arsya memperingati. Detik berikutnya ia juga bergegas berlalu menyusul Ara ke dalam mobil.Ara dan Arsya akhirnya pulang dengan menyembunyikan kejadian yang sebenarnya. Keduanya saling menjaga perasaan satu sama lain. Padahal Ara sudah tahu, kalau Bagas menyukai Arsya.Seperginya Kakak beradik itu, Raka pun keluar menghampiri Bagas."Bagaimana, Bro? Apa cintamu sudah bersemi?" tanya Raka seraya mengukir senyum perih."Arsya menolakku," desis Bagas dengan lemah.Raka hanya menanggapi dengan berdehem pelan. Nasibnya juga sama. Menyedihkan."Dirimu dengan Ara bagaimana?" Bagas pula yang melontarka pertanyaan."Aku pun sama sepertimu. Ditolak cintanya dari wanita yang sangat dipuja-puja.""Hah! Kenapa dua gadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 101

    Dari sejak pulang kuliah, hingga malam hari, Arsya belum keluar kamar sama sekali. Husein dan Areta tentu saja menjadi cemas serta bertanya-tanya."Arabella, bisakah kau panggilkan Arsya, sayang? Papa dari tadi belum melihatnya. Makan malam akan segera berlangsung. Kenapa dia tak hadir?" Husein memberi perintah dengan lembut."Tadi sore katanya Arsya kurang enak badan, Pa. Tapi, jangan khawatir! Ara akan segera ke kamarnya," papar gadis cantik serupa Khana tersebut. Ia bergegas berlalu menuju kamar Arsya."Husein, bagaimana dengan pertemuanmu bersama Riva? Ibu belum mendengar berita tentang itu. Kau jadi ke sana kan?" tanya Ros menyelidik.Belum sempat Husein memberikan jawaban. Ara dan Arsya keburu kembali ke meja makan."Papa, maaf. Arsya sedikit lelah dan nggak nafsu makan," lirih Arsya dengan tatapan mata yang memang tampak seperti sangat lelah."Kalau begitu kenapa kau keluar, sayang? Arsya beristirahat saja di kamar! Nanti biar pelayan yang mengantarkan makanan. Papa juga akan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24

Bab terbaru

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 120

    Ros ingin berdiri dan menyelamatkan diri dari sana. Namun, kedua kakinya terasa lemah. Ia hanya mencoba menarik napas agar sedikit tenang."Ibu, saya sungguh tak menyangka kalau Ibu sama sekali tak bisa berubah. Ibu rela menjebak Anak Ibu sendiri demi ambisi yang tak ada hasilnya itu!" papar Husein dengan sorot mata siap menerkam."Husein ... itu semua belum tentu benar, Nak! Nona Khana pasti sudah merekayasanya. Kalau tidak, dari mana dia bisa menemukan rekaman yang dua puluh tahun lalu? Itu omong kosong, bukan?"Husein beralih menatap ke arah Khana."Aku mendapatkannya di hotel tempat kejadian itu, Tuan. Aku memang curiga, dan aku menyelidikinya. Kalau Tuan tak percya, silakan cek keaslian video rekaman ini!"Husein ingin semuanya jelas tanpa menduga-duga lagi. Ia mengundang seseorng yang ahli mengamati semua konten.Kurang lebih tiga puluh menit berlalu, Flo dan Riva akhirnya tiba di rumah utama. Bersamaan dengan orang suruhan Husein."Ada apa kami dipanggil malam-malam begini?" ta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 119

    Husein mengambil bantal dan berbaring di sofa yang ada di kamar tersebut."Kenapa Tuan tidur di situ?" tanya Flo dengan suara gemetar. Ia gugup bercampur terlalu senang."Lalu saya harus tidur di ranjang denganmu?" Wajah Husein sangar menatap ke arahnya.Flo menunduk dan menjawab, "Saya pikir Tuan memang mau tidur di kamar ini satu ranjang dengan saya.""Jangan mimpi! Saya pun sebenarnya tak sudi berada di sini. Semua saya lakukan hanya semata-semata untuk Riva," hardik Husein.Flo tak berani lagi membuka suara. Ia naik ke atas ranjang seraya memperhatikan secara diam-diam sosok lelaki yang menutup mata di atas sofa. Ia tersenyum miris, tapi hatin ya tetap saja merasakan senang karena setidaknya ia bisa berada dalam satu ruangan yang sama sepanjang malam ini.'Mungkin sekarang Tuan memang tak mau satu ranjang dengan saya, tapi suatu hari nanti saya yakin Tuan akan luluh juga. Riva akan tetap jadi senjata bagi saya melemahkanmu, Tuan," batin Flo.__Pagi sekali Husein telah menghilang

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 118

    Malam harinya, semua kembali berkumpul di meja makan. Khana dan Ara tak pernah melewatkan makan malam bersama di rumah utama. Keduanya selalu memenuhi perintah Husein.Namun, malam ini Areta dan Arsya yang tak terlihat batang hidungnya. Sedangkan Riva bersama Flo turut hadir berkunjung, karena besok adalah wekeend."Ke mana Areta?" tanya Husein menatap ke arah Khana."Mungkin di kamar Arsya," sahut Khana dengan santai."Panggil dan ajak makan bersama!" titah Husein pula."Biar Ara saja yang memanggil Mama dan Arsya," sambung Ara yang dengan sugap berdiri.Ia melangkah perlahan dan mencoba memeberanikan diri menemui Arsya. Ia tahu, pasti Arsya juga sakit hatinya padanya.Sampai di depan kamar, Ara mengetuk pintu yang tak terkunci itu. Kemudian ia menerobos masuk."Mama, Arsya ... Papa sedang menunggu kalian untuk makan malam," ujar Ara mengukir senyum kaku."Kau makan saja dengan yang lain, Ara! Arsya tidak mau keluar kamarnya. Mama akan mengimbanginya makan di sini nanti," papar Areta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 117

    Areta dan Husein saling melempar pandangan mendengar penuturan dari Khana."Nona Khana ... apa maksudmu?" tanya Husein menyelidik.Ros seketika langsung pucat dan ketar-ketir."Husein, jangan dengarkan omong kosong dari istrimu yang tak setia ini. Dia mencoba memfitnah Flo! Padahal dirinya dulu pernah berkhianat."Suasana memanas. Arsya yang tengah terluka hatinya, ia memberontak dan berteriak akan kekacauan yang seolah tak menghiraukan keadaannya."Semua sama saja! Tidak ada yang mengerti perasaanku saat ini!" teriaknya, kemudian ia berlari ke dalam kamar.Areta menyusulnya. Untuk sesaat Areta tak mau memikirkan masalah lain. Arsya jauh lebih penting baginya."Nona Khana ... tolong kau jelaskan apa maksud ucapanmu barusan?" tanya Husein mengulang kalimatnya.Khana melemparkan pandangan tajam ke arah Ros dan seketika ia menyeringai sinis. "Ibu yang paling mengerti. Maka, tanyakanlah padanya!""Ibu sama sekali tak tahu apa yang dibicarakan istrimu ini, Husein. Ibu rasa dia sudah gila!'

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 116

    Malam semakin larut, tamu undangan yang hadir pun sudah pulang. Hanya tersisa Raka dan Bagas di sana."Kau ke sini membawa mobil sendiri atau diantar jemput?" tanya Raka pada Ara."Aku membawa mobil sendiri. Kenapa?""Kalau begitu, aku ikut di mobilmu, boleh?""Tidak!" Ara menolak dengan cepat. Sebab ia melihat wajah Arsya sudah berubah menjadi tegang."Pelit sekali," cibir Raka.Ara tak merespon apa-apa lagi. Ia hanya berharap Raka dan Bagas segera pergi dari rumah utama."Ya sudah, sekarang ayo pulang!" ajak Bagas pula."Kau duluan saja," sahut Ara."Aku tak akan tenang pulang duluan, sementara ada seorang wanita yang menyetir sendirian tengah malam begini."Raka melotot mendengar bentuk perhatian Bagas yang tecurah untuk Ara, wanita impiannya."Ara, ayo pulang. Aku akan mengikutimu di belakang," sambung Raka yang tak mau kalah."Tapi, bukankah kau pulang bersama Ayahmu? Lihatlah, Ayahmu sudah menunggu di dalam mobil. Sebaiknya kau segera ke sana! Urusan Ara, kau tak perlu khawatir!

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 115

    Seharian hari ini suasana hati Riva tak baik-baik saja. Ia terngiang-ngiang akan ucapan Husein yang mengatakan kalau pernikahan dirinya dengan Flo hanyalah sebuah kecelakaan."Kenapa? Kenapa aku harus mendengar pernyataan yang menyakitkan itu? Jika, memang pernikahan Mami dan Papa cuma karena keterpaksaan, berarti aku juga adalah Anak yang tak diinginkan," gumamnya seorang diri di dalam ruangan kerja.Tak lama, Husein pun sampai di sana. Riva menatap datar ke arah sang ayah yang menyapa. "Selamat pagi, sayang! Kenapa kau pergi dari rumah tanpa pamit dengan Papa?""Hem, maaf Tuan Husein! Sebaiknya kita bersikap profesional di sini. Takut ada yang mendengar, lalu identitasku terbongkar. Nanti akan membuat Tuan malu," desis Riva seraya menyeringai miris.Husein terkejut mendapati sikap Riva pagi ini. Tak biasanya Riva berbicara seserius itu ketika sedang berdua."Tidak akan ada siapa-siapa yang mendengar di sini, Nak. Ruangan ini dibangun kedap suara," ujar Husein pula.Riva membuang muk

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 114

    "katakan kalau tebakan Bundamu salah, Ara! Katakan kau masih menginginkan Bagas seorang,' gumam Arsya dalam hatinya.Ia cemas, takut Ara memikirkan pernyataan cinta dari Raka."Ara hanya sedang ingin fokus pada karir Ara, Bunda. Saat ini, Ara tak mau memikirkan hal lain, apa lagi cinta. Ara masih muda. Biarlah Ara menyelesaikan impian Ara terlebih dahulu,'' paparnya."Itu sangat keren, sayang." Husein memujinya dengan bangga.Namun, Arsya semakin gelisah. 'Kenapa sikap Ara seolah benar-benar sudah tak mengharapkan Bagas? Apa perasaan bisa dihapuskan semudah itu?'.Malam harinya, Riva dan Flo tak juga beranjak dari rumah utama."Sayang, ini sudah larut. Kau mau pulang jam berapa? Papa mengkhawatirkanmu menyetir sendiri malam-malam begini," ujar Husein."Papa, sebenarnya aku ingin meminta izin untuk menginap di sini malam ini. Besok pagi-pagi sekali aku akan berangkat agar tak telat. Boleh, Papa?""Tentu saja boleh. Kau tak perlu mempertanyakan itu, sayang.""Terima kasih, Papa. Selama

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 113

    Akhirnya Raka memutuskan bergabung di perusahaan Husein. Hari ini ia membawa semua kelengkapan berkas lamaran untuk memenuhi syarat diterima di sana."Raka, kamu akan menjadi asisten pribadiku di sini. Bagaimana? Apa posisi itu cukup?" tanya Arsya seraya mengukir senyum senang."Apa tidak berlebihan mengangkat aku di posisi itu dengan waktu seawal ini, Arsya?""Aku rasa tidak. Kau kan pintar dan berprestasi. Perusahaan butuh semangat juang anak muda. Jadi, kau hanya perlu melakukan tugasmu sebaik mungkin setelah ini," papar Arsya pula.Raka mengangguk setuju. "Terima kasih, Nona muda."Arsya tertawa lepas mendengar panggilan itu dari Raka. Namun, ia juga tak membantahnya, sebab dirinya harus profesional kerja.__Di sisi lain, Ara juga tengah bersemangat menjalani tugas-tugasnya sebagai penulis sekaligus penerbit. Bagas yang setiap hari berada satu kantor dengan Ara, pun akhirnya menyadari kalau benih cintanya semakin tumbuh bersemi.Namun, sebaliknya. Ara sudah tak merasakan apa-apa

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 112

    Luna merasa sial, semenjak Riva turut bergabung di sana. Kini, diirnya harus menerima kehilangan pekerjaan yang sudah sangat membantu biaya kehidupannya selama ini.'Aku bersumpah akan membalas Riva nanti,' batinnya seraya meninggalkan perusahaan tersebut.Sementara di sisi lain, Arsya juga sedang memprsiapkan meeting penting yang pertama kali dipimpin olehnya. Seluruh harga penjualan saham dan sebagainya telah dijelaskan Jingga.Saat ini, semua bergantung pada keputusan Arsya."Pertama-tama, aku ucapkan terima kasih atas kerjasama kalian di perusahaan ini. Sungguh, tanpa bantuan kalian, maka aku tak akan mampu mengontrolnya sendiri. Rapat kali ini untuk menentukan harga penjualan produk yang akan diluncurkan minggu depan. Aku dan Bu Jingga sudah mendiskusikannya. Aku sudah mengambil keputusan," ujar Arsya dengan ekspresi yang tenang."Maaf, Nona Muda ... tapi, list harga yang tertera ini jauh lebih tinggi dari harga yang kita pasarkan bulan lalu. Apa tidak salah?" protes admin pemasa

DMCA.com Protection Status