Share

Bab 94

Lama dua gadis cantik itu berbincang, hingga akhirnya Arsya mengungkap tentang sosok yang membuatnya jatuh cinta.

"Namanya, Raka!" lirih Arsya malu-malu.

Ara menyipitkan matanya seraya berpikir, 'Siapa Raka?'

"Kau pasti mengenalnya, bukan? Mahasiswa seberang kampus kita yang populer itu," ujar Arsya pula.

"Aku tak tahu siapa dia. Hem, tapi aku jadi penasaran. Seberapa hebatnya dia sampai membuatmu seperti orang gila begini," sahut Ara.

Arsya tertawa lepas. Ia benar-benar mabuk kepayang dengan pesona Raka.

_

_

Malam harinya semua berkumpul di meja makan rumah utama. Khana dan Ara selalu diundang untuk turut bergabung, karena waktu makan Husein tak mau ada anggota keluarganya yang kurang. Kecuali Flo, sebab istri ketiganya itu masih tak ada di hatinya.

"Apa tanggapan teman-temanmu di kampus tadi, Arsya?" tanya Husein dengan suara yang lembut.

"Mereka semuanya kagum padamu, Papa. Arsya sangat baangga," ujar Arsya antusias.

"Syukurlah. Hem, Ara kenapa diam saja, sayang?"

"Gapapa. Ara juga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status