Beranda / Fantasi / LEGENDA PENDEKAR MABUK / 81. Pertempuran Siluman

Share

81. Pertempuran Siluman

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selanjutnya tampak air laut di sebelah kiri dan kanan si nenek sejauh masing-masing sepuluh tombak terangkat ke atas membentuk pusaran-pusaran kecil.

Angin di sekitar perahu juga bertiup semakin kencang, tapi anehnya perahu yang ditumpangi tidak goyah sedikit pun seperti terpatok ke dasar laut.

Selama Nini Marsiti tidak memberi isyarat, Nandini dan Saka tidak melakukan tindakan apa pun. Hanya tetap waspada jika sewaktu-waktu ada serangan yang datang.

Belasan pusaran air kecil di sebelah kiri dan kanan si nenek bergerak ke depan bersamaan. Ujung pusaran air setinggi tiga tombak dan berbentuk lancip tampak melengkung ke depan bagaikan ujung pedang yang memburu mangsa.

Benteng siluman di depan sana digempur dan digulung pusaran angin berjumlah belasan itu. Terdengar suara seperti beradunya ratusan senjata logam.

Pusaran air itu menggerus benteng siluman seperti mata bor yang sedang melubangi sesuatu.

“Saka, apakah nenek ini siluman?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   82. Pulau Lalay

    Wanita bertubuh sintal ini menoleh dan menatap wajah Saka yang tenggelam dalam kegelapan, tapi masih bisa dilihat dengan jelas menggunakan mata saktinya."Apa yang kau minta, pasti aku berikan," jawabannya dengan tatapan mesra. Tidak malu-malu wanita ini menunjukkan perasaannya lewat ekspresi muka."Tapi, ini mungkin akan terasa berat bagimu. Apa kau benar-benar bersedia?" Saka memastikan dengan mimik wajah serius."Ya, aku siap melakukan apa saja untukmu!”Saka terkesiap, apakah Nandini terkena ajian Asmarandana lagi?"Baiklah kalau begitu. Kau hanya perlu minum banyak tuak, aku membutuhkanmu air kencingmu!”Kedua mata Nandini terbelalak dengan mulut terbuka. Entah ini lucu atau sekadar bercanda saja. Sungguh permintaan yang aneh."Buat apa?”“Aku mendapatkan petunjuk, air kencing wanita adalah salah satu pantangan bagi orang yang sedang atau sudah menguasai Kitab Raja Denawa.""Oh, begitu!"T

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   83. Sukma Pamungkas

    "Kalau bermimpi, silakan saja. Tapi selama masih ada aku, jangan harap mimpimu akan menjadi nyata!""Bukan mimpi lagi, tapi sudah menjadi nyata. Kalian yang pertama menjadi korban!"Cakrawangsa berdiri. Hanya dengan menatap saja, Saka dan Nandini merasakan ada serangan tak kasat mata seperti dinding menghimpit tubuh mereka.Saka memberi isyarat agar Nandini berdiri di belakangnya. Saka hendak mengeluarkan ilmu paling tinggi dari Kitab Sapta Wujud yaitu Sukma Pamungkas.Itu juga salah satu petunjuk dari mantra Dasa Indra. Ternyata ilmu yang belum pernah dikeluarkan dari kitab Sapta Wujud akan digunakan juga.Kedua tangan Saka melipat di depan dada sambil memeluk bumbung tuak di sebelah kanan. Kedua matanya terpejam. Pikirannya difokuskan. Beberapa saat kemudian tubuh Saka diselimuti cahaya putih tipis.Sementara Cakrawangsa juga melakukan hal yang sama. Hanya kedua matanya tetap terbuka. Wajahnya tampak kaku dan menyeramkan.

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   84. Perang Dua Golongan

    "Bungkus dengan daun itu!" teriak Saka lagi.Nandini melakukan apa yang diperintah Saka. Daun keladi yang lebar dan besar itu dipakai lagi untuk membungkus kepala Cakrawangsa yang putus dari badannya.Geraman sukma Cakrawangsa berubah menjadi jeritan yang menandakan sakit yang teramat sangat. Kemudian dari sukmanya ini timbul api yang membakar diri sendiri.Saka berhenti membaca mantra. Sosoknya kembali menjadi satu dan sudah menyatu kembali dengan raga kasarnya. Segera dia meneguk tuak karena tubuhnya terasa panas dan napas terengah-engah."Ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan!"Kadang-kadang memang begitu. Menghadapi lawan yang paling sakti terbayangkan betapa sulitnya. Ternyata hanya begini saja dan tidak memakan waktu lama.Sukma Cakrawangsa semakin lama semakin habis terbakar hingga tak bersisa dan api pun lenyap. Sedangkan raga kasar tanpa kepala roboh.Nandini menghampiri Saka yang dilihatnya sudah bergerak l

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   85. Kembali Ke Kotaraja

    Dunia persilatan di luar kotaraja ternyata lebih luas. Banyak perguruan yang Saka temui. Salah satunya perguruan Karang Setra yang menjadi tempat syukuran ini.Perguruan tersebut ternyata bisa dibilang paling besar. Ki Madewa sebagai mahaguru disebut sebagai tokoh paling sakti saat ini.Saka sempat membandingkan dengan Ki Sempana dan lainnya yang ada di ibukota. Apakah ilmu-ilmu mereka sepadan dengan Ki Madewa atau masih berada di bawahnya?Dalam acara ini pula akhirnya nama Saka Sinting Pendekar Mabuk semakin dikenal. Apalagi setelah mampu menewaskan Cakrawangsa. Saka bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh senior.***Acara syukuran telah selesai. Saka dan Nandini juga sudah dalam perjalanan. Seperti niatnya dulu, Saka akan membawa ibunya ke kotaraja.Dia juga akan mengenalkan Nandini. Mau dijadikan apa nantinya, Saka belum memikirkannya. Selama ini Nandini telah menemani perjalanan hidupnya.Saka merasa harus memberikan

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   86. Kejahatan Belum Lenyap

    Ki Rembong dan Jerangkong Koneng kembali bersikap menyembah. Kepala mereka menunduk rendah hampir menyentuh tanah."Benar kalian ingin menjadi pengikutku?" Suara serak menggema dan menyeramkan serasa menusuk gendang telinga mereka."Benar, Gusti Pikulun!" jawab mereka berbarengan."Kalau begitu persiapkan satu mayat pemuda yang belum berumur dua puluh tahun untuk aku jadikan sebagai wadah rohku. Karena kutukan ini selamanya tidak akan musnah!"Dua dedengkot saling pandang. Mereka menegakkan badan, tapi tetap duduk."Biar aku yang mencarinya!" kata Ki Rembong seraya berdiri. Menjura lalu menyuruh beberapa muridnya mencari orang sesuai petunjuk suara tadi."Dan kau..." Suara ini ditujukan pada Jerangkong Koneng karena Ki Rembong sudah tidak ada di situ."Hamba, Gusti!" sahut Jerangkong Koneng."Mundur enam langkah ke belakang, lalu injak batu kotak yang ada di sana sampai amblas ke tanah!"Jerangkong Kone

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   87. Perjalanan Baru

    "Itu adalah 'Kalung Kesetiaan', kalau di antara kalian ada yang berkhianat maka kalung itu akan mencekik hingga mati dan tidak ada satu ilmu pun yang bisa melepaskannya kecuali aku!" Kala Cengkar terbahak-bahak.Diam-diam dua pentolan golongan hitam ini merasa ngeri juga. Ini artinya mereka jadi pengikut Kala Cengkar selamanya. Selama siluman ini tidak melepaskan Kalung Kesetiaan.Namun, demi mendapatkan keuntungan dan menguasai dunia persilatan, mereka tidak memikirkan lagi hal buruk tentang kalung tersebut.ooo***oooBeberapa hari di Kotaraja Saka melepas kerinduan bersama Anggita. Namun, tidak lama dia mendapat tugas dari Ki Sempana seperti diceritakan sebelumnya.Apa tugasnya?Kita ikuti petualangan Pendekar Mabuk kali ini yang harus meninggalkan ibukota lagi. Dia meninggalkan ibu bersama calon istrinya di perguruan Girisoca.Saka juga menunda hari pernikahannya dengan Anggita. Dia pasrahkan kepada Ki Sempa

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   88. Menguping

    Rumah ini cenderung sepi. Seharusnya selain dua orang tadi masih ada pembantu lain yang mengurusi hal berbeda. Sempat berpikir apakah dia masuk saja ke dalam?Namun, tiba-tiba saja Saka merasakan ada kehadiran orang lain di sekitar rumah ini. Dia segera memandang berkeliling."Itu dia!"Di luar pagar rumah sebelah kanan yang jaraknya lima tombak dari dinding rumah, terlihat seseorang yang mengendap-endap. Dia menjulurkan wajahnya seperti sedang mengawasi.Saka mendekat. Sosoknya yang tak kasat mata mampu menembus benda apapun. Dia pun kini berada di belakang si pengintai. Ternyata seorang wanita.Dari perawakannya wanita ini belum sampai usia empat puluh. Masih terlihat seperti ibu muda yang baru punya anak dua. Kulitnya masih terlihat kencang dan terawat.Dan wajahnya..."Astaga! Dia mirip Angga. Apakah dia ibu kandungnya? Katanya dia sudah meninggal, ternyata kejanggalan yang aku rasakan benar adanya. Pasti ada rekayas

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   89. Mengantar Pulang

    "Sudah aku singkirkan semua, sekarang kita aman. Pihak kerajaan menyarankan aku segera menikah lagi agar suamiku kelak bisa diangkat jadi Tumenggung lagi, atau aku sendiri yang menjadi Tumenggung!" jelas Lasmini."Tenang saja, aku sudah menyiapkan calon suami untukmu!" sahut Ki Rembong."Oh, ya. Bagaimana orangnya?" Lasmini tampak antusias."Pastikan jangan orang sembarangan!" ujar si nenek."Tentu saja!""Katakan seperti apa orangnya?" cecar Lasmini manja."Yang paling utama adalah, orangnya sangat sakti. Lebih sakti dariku, bahkan bisa dibilang paling sakti...""Siapa namanya?" sela si nenek."Kala Cengkar, kau pasti senang karena dia masih muda, tampan dan gagah!""Oh, benarkah?" pekik Lasmini."Ya, usianya belum dua puluh tahun!""Bukankah lelaki yang sangat sakti itu bernama Saka?" tanya si nenek membuat Saka tersedak namanya disebut-sebut."Sudah seterkenal itukah aku?"

Bab terbaru

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   180. Pelaku Sesungguhnya

    "Sampai kapan aku mengawasi seperti ini," gerutu Nari Ratih sambil memakan buah jambu. Kalau ditinggalkan takut yang dikhawatirkan terjadi. Bukankah dia sedang berjaga mencegah jatuhnya korban pembunuhan lagi. Namun, kalau dipikir lagi sejenak hatinya jadi ragu. Sebabnya prajurit kerajaan yang ditugaskan menangani kasus ini sudah mengendus ke Seta Aji. Kalau sudah begitu bisa saja Seta Aji tidak melanjutkan aksinya. Bagaimana kalau prajurit kerajaan mendatangi rumah dan menangkap Seta Aji? Sia-sia saja dia berjaga di situ. Apa yang dipikirkan Nari Ratih memang benar. Lima prajurit kerajaan yang dipimpin seorang Bekel mendatangi rumah Seta Aji. Tentu saja pihak berwenang dari kerajaan juga menyelidiki tiga pembunuhan yang terjadi. Dari tanda silang yang tergores di paha korban menunjuk satu tersangka, Seta Aji. Sampai di depan rumah Seta Aji, enam prajurit ini hanya mendapati Amba Citra yang sed

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   179. Menemui Teman

    Giliran Nari Ratih yang kerutkan kening sambil menarik wajahnya. Lalu dia menghempas napas lega. Maklum saja Amba Citra menyangka demikian, karena dia belum tahu kalau dia sudah mempunyai suami seorang pendekar tangguh.Amba Citra menatap sahabatnya menunggu jawaban. Si gadis ini perawakannya tak jauh beda dengan Nari Ratih. Tinggi semampai, cantik, hanya wajahnya bulat dengan mata agak belo. Berbeda dengan Nari Ratih yang memiliki wajah lonjong dan mata tipis.Nari Ratih tidak segera memberitahukan tentang statusnya yang sudah bersuami. Ada yang lebih penting yang harus didahulukan, yaitu mencari pembunuh sahabatnya."Aku hanya ingin memperoleh keterangan yang banyak tentang dia darimu,""Baik, tapi apa kau yakin aku memiliki pengetahuan banyak tentang Seta Aji?""Tentu saja, karena kau tetangganya!""Baiklah, silakan bertanya!" Amba Citra mengangkat telapak tangannya menghadap ke atas.Nari Ratih menarik napas panjang.

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   178. Pembunuhan Lagi

    Seketika langsung berjingkat badannya. Dadanya mendadak berdebar kencang. Bagaimana bisa ada orang masuk? Padahal dia sudah mengunci pintu sejak masuk tadi."Kau!"Semakin terkejut gadis ini begitu mengenali orang misterius ini."Bagaimana kau bisa masuk?"Lelaki berpakaian serba hitam ini tersenyum sinis dengan sorot mata tajam mengandung hawa sadis. Seperti elang hendak mencengkram mangsanya."Aku sudah menunggu kamu dari tadi." Suaranya besar tapi pelan dan seolah sengaja diserak-serakkan."Gila, kamu! Masuk tanpa ijin. Mau apa kamu? Mencuri?"Si lelaki mengekeh pelan. "Ya, aku mau mencuri nyawamu,""Bangsat, kamu! Antara aku dan kamu sudah tidak ada hubungan lagi, sudah tidak ada masalah lagi. Mau apa lagi kamu?"Sudah aku bilang, aku mau nyawamu. aku masih sakit hati dicampakkan sama kamu. Aku dendam, dan Kamu harus terima akibatnya,""Sinting, kamu! Pergi! Atau aku panggil kakangku buat m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   177. Mencari Keterangan

    Berita terbunuhnya Rara Intan yang mayatnya dikirim dalam sebuah peti sampai juga ke keluar Ki Barna. Nari Ratih dan Saka pun otomatis mendengar berita ini.Peristiwa ini terjadi siang hari setelah beberapa lama penguburan Arum Honje."Tandanya sama seperti pembunuhan Arum Honje," kata Ki Barna menjelaskan. Rara Intan Putri ketiga juragan Gumara orang terkaya di desa Jati Waringin. Mayat Rara Intan ditemukan di dalam sebuah peti yang dikirim oleh seseorang yang misterius."Dalam satu hari ini sudah dua kali Saka dan Nari Ratih menghadiri pemakaman. Pagi tadi penguburan Arum Honje sahabatnya Nari Ratih. Sekarang Rara Intan.Walaupun bukan orang yang dikenal keduanya, tapi cara pembunuhan yang dilakukan sama seperti yang menimpa Arum Honje.Awalnya Ki Barna yang mendengar kegegeran itu. Geger karena tidak menyangka, pagi hari Rara Intan pergi ke pasar sendirian. Tetapi pulang dikirim dalam peti mati.Yang membuat penasaran yaitu ad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   176. Peti Misterius

    "Dia calon istri Raden Sujiwa, putra seorang menteri dari Manukrawa, tidak ada alasan calon suaminya yang membunuh,""Dari petunjuk yang sengaja ditinggalkan, jelas maksud pembunuhan ini adalah balas dendam. Tapi dendam apa?""Kalau soal harta kekayaan, tidak mungkin. Keluarga Ki Barna tidak memiliki harta yang berlimpah. Misalnya, adiknya Randu ingin menguasai harta warisan sendiri, itu tidak mungkin!" tegas Nari Ratih."Sepertinya masalah cinta. Saka meneguk tuaknya. "Coba kau ingat-ingat barangkali sebelum Raden Sujiwa, mungkin ada lelaki lain yang pernah jadi kekasihnya. Atau ada wanita mencintai Raden Sujiwa, dia tidak ingin ada wanita lain yang memilikinya,"Nari Ratih menopang dagunya. Pikirannya berputar-putar memanggil ingatannya."Aku tidak tahu tentang Raden Sujiwa, tapi aku tahu Arum Honje pernah memiliki kekasih sebelum dilamar Raden Sujiwa."Menduga-duga boleh saja, tapi harus disertai bukti kuat yang mengarah kepad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   175. Tragedi di Pagi Hari

    Orang yang dipanggil Tuanku ini melepaskan pukulan. Ternyata dia memiliki tenaga dalam lumayan, tapi masih berada di bawah Resi Danuranda. Tentu saja hanya dalam beberapa gebrak, Tuanku telah ambruk kehilangan tenaganya.Di sebelah sana Nari Ratih juga telah menyelesaikan tugasnya. Semua penjaga rumah telah terkapar dengan luka parah yang membuat mereka tak mampu menyerang lagi. Mereka masih dibiarkan hidup.Beberapa saat kemudian berdatangan orang-orang. Saka Sinting langsung mengarahkan mereka masuk ke dalam rumah."Cari dan ambillah yang menjadi milikmu saja!"Setelah semuanya selesai. Si Tuanku, Resi Danuranda dan semua anak buahnya diikat dan dikumpulkan di bangunan  tanpa dinding.Saka Sinting berpesan kepada orang-orang bekas pengikut Resi Danuranda yang hendak pulang, agar ada yang melaporkan ke pihak kerajaan.Empat hari kemudian, rombongan prajurit Galuh yang datang dipimpin seorang senapati. Mereka juga datang bersama

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   174. Ajian Serap Sukma

    Saka Sinting bergerak mendekati resi Danuranda. Bagi sang resi ini kesempatan untuk meleburkan tubuh Saka Sinting dengan apinya yang panasnya mampu mencairkan baja sebesar kerbau dalam waktu singkat."Konyol, cari mati kau!" seru sang Resi tersenyum merasa menang. Lalu dengan cepat dia songsong Saka Sinting. Dua telapak tangan berhasil meraih bahu pemuda itu.Seketika api membungkus seluruh tubuh Saka Sinting. Bahkan dari mulut sang resi juga menyembur lidah api khusus membakar bagian kepala.Namun, Saka Sinting tetap tenang. Dia tidak merasakan kepanasan sama sekali. Kobaran api itu tidak membuatnya terbakar.Tubuhnya dalam keadaan baik-baik saja. Malah seolah sengaja dirinya dibakar. Saka Sinting berdiri sambil bersedekap. Kedua matanya menatap tajam wajah resi Danuranda.Beberapa lama keadaan tetap seperti itu meskipun resi Danuranda telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Jika dilihat dari jauh maka kobaran api itu seperti api ungg

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   173. Resi Gadungan

    Bola mata resi Danuranda bergerak-gerak seperti sedang mencari sesuatu. Wajahnya menunjukan kecemasan. Kini dia tengak-tengok ke segala arah. Sepertinya dia merasakan kehadiran seseorang."Aneh, sepertinya ada jurig menyusup. Tapi untuk apa?" Resi Danuranda mendesah lalu melangkah keluar. Ternyata dia cukup peka juga. Tapi hanya sekadar peka tidak mampu mendeteksi lebih jauh.Saka Sinting tersenyum memandangi punggung sang resi. "Aku memang jurig, tapi cuma sementara, resi gadungan!"Jelaslah sekarang tujuan semua ini. Kalau dulu ada Boma Sangara yang hendak membangun kerajaan baru. Kini, entah siapa orang yang dipanggil Tuanku itu, dia merencanakan menguasai kota raja Pakuan.Saka Sinting kembali ke raga kasarnya. Sampai di sana pemuda ini terkejut karena resi Danuranda berdiri mematung di bawah pohon di mana raga kasarnya berada. Wajahnya tampak mendongak ke atas."Rupanya penyusupnya ada di sini!" seru resi Danuranda. Tangan kanannya m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   172. Menyelidiki Hutan

    Dengan canggung Bayunata menjelaskan tujuan mereka. Pemuda yang jelas tahu cara kerja Resi Danuranda wajar curiga kepada tiga orang yang kini sudah turun dari kereta kuda.Si pemuda mendekati mereka. "Dari mana kalian tahu tentang Eyang Resi?" selidiknya.Sesuai rencana yang sudah diatur sebelumnya, Sundari menjawab. "Saudara saya sudah lebih dulu ikut Eyang Resi, saya dan keponakan saya ini juga ingin mengikuti jejak saudara saya,""Siapa saudara yang kau maksud?""Namanya Nyai Mandita,""Apa kalian tahu syaratnya?"Kemudian Saka Sinting menunjukkan peti besar yang terikat di kolong kereta kuda. Dengan sedikit membukanya, terlihatlah tumpukan perhiasan dan batangan emas.Peti berisi harta perhiasan ini berasal dari Nini Ratminah atas ide dan permintaan Saka setelah tahu persyaratan yang disebutkan Ki Bayunata. Bagi bangsa guriang, itu hal yang sangat mudah mendatangkan harta sebanyak itu.Pemuda itu terperangah

DMCA.com Protection Status