Share

86. Kejahatan Belum Lenyap

Ki Rembong dan Jerangkong Koneng kembali bersikap menyembah. Kepala mereka menunduk rendah hampir menyentuh tanah.

"Benar kalian ingin menjadi pengikutku?" Suara serak menggema dan menyeramkan serasa menusuk gendang telinga mereka.

"Benar, Gusti Pikulun!" jawab mereka berbarengan.

"Kalau begitu persiapkan satu mayat pemuda yang belum berumur dua puluh tahun untuk aku jadikan sebagai wadah rohku. Karena kutukan ini selamanya tidak akan musnah!"

Dua dedengkot saling pandang. Mereka menegakkan badan, tapi tetap duduk.

"Biar aku yang mencarinya!" kata Ki Rembong seraya berdiri. Menjura lalu menyuruh beberapa muridnya mencari orang sesuai petunjuk suara tadi.

"Dan kau..." Suara ini ditujukan pada Jerangkong Koneng karena Ki Rembong sudah tidak ada di situ.

"Hamba, Gusti!" sahut Jerangkong Koneng.

"Mundur enam langkah ke belakang, lalu injak batu kotak yang ada di sana sampai amblas ke tanah!"

Jerangkong Kone
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status