Share

102. Menyusup

Jelas mereka menganggap remeh gadis ini. Meski hatinya panas mendengar penghinaan ini, Pandansari berusaha tenang menahan emosinya.

"Pendekar golongan putih terkenal dengan ketenangannya dalam situasi seperti ini," batin si gadis.

Pandansari tetap tegakkan kepala meski dirinya kini dikurung lima orang. Dari tampangnya yang tidak kenal, jelas mereka bukan murid ayahnya. Mereka pasti dari perguruan lain.

"Gadis bongsor, mau kemana berjalan sendirian?"

"Aku mau menemui ayahku!" jawab Pandansari lantang.

"Hah, siapa ayahmu? Desa ini sudah ditinggalkan penduduknya, mungkin ayahmu juga sudah minggat, hahaha!"

"Iya, lebih baik kau ikut kami dijamin menyenangkan, hahaha!"

Suara gelak tawa riuh terdengar sampai belasan tombak jauhnya. Membuat anggota lain yang sedang berada di rumah-rumah penduduk yang kini kosong berhamburan keluar.

Desa ini benar-benar sudah dikuasai Pasukan Kala Geni. Rumah-rumah warga yang ditinggalk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status