Share

105. Citrawati

Author: Nandar Hidayat
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Si kumis tebal ini lumayan alot juga walau tingkatan yang terbaca sepadan dengan Citrawati.

Citrawati terbantu dengan gerakan cepat, lentur dan pedang yang dua saat mengatasi jurus lawan yang cepat dan mantap walau cuma satu pedang.

Satu pedang si kumis tebal ini berputar cepat seperti berubah menjadi banyak mengancam Citrawati dari segala sisi.

Tring! Trang!

Beruntung istri Wirasoma ini mampu membaca gerak jurus lawan. Walau posisinya masih bertahan, dia tidak terlambat untuk menghindar atau menangkis.

Benturan senjata yang keras tidak membuatnya berkurang tenaga atau lambat gerakan. Karena suplai tenaga dalam dan hawa sakti diatur dengan baik.

Namun, ujung pedang si kumis bagai mata elang yang memburu mangsanya. Lama-lama Citrawati repot juga walau pakai dua pedang.

Akhirnya pendekar wanita muda ini menggunakan jurus yang baru dia kuasai. 'Pedang Membelah Ombak'. Terlebih dahulu dia himpun tenaga khusus untuk jurus ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   106. Pandu Jaya

    Walaupun sudah mempersiapkan diri, nyatanya tiga orang ini tidak lebih cepat gerakannya dari Citrawati. Gerakan mereka sia-sia saja.Dua orang tergores lebih dalam lagi, satu orang terpenggal.Di saat bersamaan ternyata tiga lawan lainnya menyerang dengan cara membokong dari belakang. Mereka langsung meluruk menusukkan pedang ke punggung Citrawati.Namun, naluri pendekar wanita bersenjata sepasang pedang pendek ini sangat peka langsung bersalto ke atas menghindari serangan bokongan. Tubuhnya melenting bagai dilontarkan ketapel.Tiga pembokong ini kebablasan, gerakannya tak bisa ditahan. Sehingga dua orang menusuk dua temannya sendiri di depan.Sedangkan yang satu lagi tersuruk jatuh telungkup. Pedangnya menusuk tanah. Belum sempat bangun, dia merasakan punggungnya panas.Ternyata pedang Citrawati telah menembusnya hingga merobek jantung. Tak ayal lagi nyawanya tak bisa dipertahankan.Tinggal dua orang lagi, mereka nekad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   107. Malam Mencekam di Desa

    Namun, apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Mata jeli Pandu Jaya melihat gerakan lawan. Dalam keadaan melesat ketika cakra pertama hampir menembus dadanya, dia memutar badan seperti mengguling.Tidak sembarang memutar. Selain waktu yang tepat, badannya juga dilapisi hawa sakti pelindung. Cakra itu lewat hampir menempel ke badan di sebelah atas ketika Pandu Jaya mengguling di udara ke bawah.Pandu Jaya lolos dari cakra pertama. Pada saat memutar badan itu dia fokus ke cakra kedua. Tangan kanannya seperti hendak menangkap senjata itu.Ternyata dari telapak tangannya melesat angin padat yang beradu dengan cakra kedua.Blakk! Tarr!Terjadi ledakan kecil di udara yang membuat cakra kedua terpental. Kejap berikutnya Pandu Jaya memutar badan seperti baling-baling mendekati lawannya.Brett! Brett!Si pemilik cakra yang masih terkejut atas kejadian cakra pertama, ditambah juga dengan yang menimpa cakra kedua, tidak sempat mengh

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   108. Pertarungan di Alam Lain

    Dua sosok sama-sama tersurut ke belakang, hanya saja Ki Rembong lebih jauh. Hidungnya mendengkus geram, hatinya dongkol bukan main. Sementara Ki Awan Seta tersenyum tipis."Sialan, dia selalu berada di atasku!" maki Ki Rembong dalam hati.Ki Rembong tambahkan tenaga lagi. Masih dengan jurus yang sama, tapi naik tingkat. Gerakan banteng mengamuknya semakin tangguh dan cepat.Namun, Ki Awan Seta mengimbangi dengan gerakan burung terbang. Santai, lentur dan cepat sehingga bisa menghemat tenaga. Serta yang paling penting adalah ketenangan.Karena jurus Ki Rembong terlihat berat dan kaku walaupun cepat, akibatnya Ki Rembong mulai kekurangan tenaga.Tinjunya tidak sekuat tadi, lebih sering memukul tempat kosong. Ki Awan Seta bagaikan bayangan yang tidak dapat disentuh. Dirinya pun sudah menerima beberapa serangan telak mendarat di tubuhnya.Akhirnya bertubi-tubi dua kepak tangan Ki Awan Seta menghujani tubuh Ki Rembong. Walaupun cuma s

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   109. Labu Ajaib

    KITA KEMBALI KE CERITA SIANG HARI SEBELUM PENYERANGAN.Ki Madewa menggunakan Ajian Halimunan yang difungsikan untuk Saka Lasmana juga. Sosok mereka jadi menghilang dari pandangan mata kasar.Kemudian mereka berdua menyusup ke rumah tumenggung Kertasara. Mereka memanjat ke atas atap. Mengawasi Pandansari yang menyusup di dalam.Pada saat itu, ketika mereka duduk di atap sambil memperhatikan ke dalam lewat lubang yang mereka buat. Benda kecil di balik ikat pinggang Saka bergetar hebat.Benda kecil yang didapatkan dari lembah Kupu-kupu. Seketika dia ingat ucapan Ki Sempana."Benda ini bergetar!” batin Saka. “Itu pasti petunjuknya. Mungkinkah dia orangnya!" Saka ingat cerita Ki Sempana sebelum berangkat tugas bahwa akan ada makhluk siluman yang akan bangkit dari kutukan seperti petunjuk dalam mimpinya."Ratusan tahun yang lalu, manusia setengah siluman itu adalah musuh besar keturunan leluhurku," tutur Ki Sempana waktu itu.

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   110. Nini Ranggit

    Saka mengarahkan lubang labu ke tubuh Kala Cengkar. Pandansari sampai berpegangan ke sudut tempat tidur agar tidak goyah terhempas angin.Sementara Ki Madewa tetap bergeming di tempatnya.Kemudian semuanya menyaksikan dari dalam tubuh Kala Cengkar secara perlahan keluar sebuah bayangan hitam seolah tertarik.Bayangan itu juga seperti berusaha agar tidak tertarik oleh kekuatan penyedot dari dalam labu. Namun, kekuatan penyedot tidak bisa dilawan.Bayangan hitam tak berdaya. Terdengar suara teriakan meratap-ratap, tapi sangat kecil karena tertimpa gemuruh angin yang berputar-putar di dalam kamar itu.Perlahan bayangan hitam tertarik mendekati labu. Awalnya berbentuk seperti manusia, kemudian berubah menjadi asap. Akhirnya asap itu tersedot ke dalam labu seluruhnya tanpa bersisa.Saka segera menutup kembali labu tersebut, lalu dikunci dengan tenaga dalam. Dimasukan kembali labunya ke balik ikat pinggang."Pendam benda itu d

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   111. Undangan Teman Lama

    Lasmini tidak menjawab pertanyaan neneknya. Dia lalu masuk ke rumah, langsung ke belakang. Ke tempat pemandian yang berupa pancuran. Membersihkan badannya.Beberapa saat kemudian tiga orang sudah berkumpul di ruang tengah ditemani hidangan yang tersaji di tengah-tengah mereka."Apa yang kau pikirkan, Lasmini?" Si nenek mengulang pertanyaan sebelumnya."Pendekar Mabuk," jawab Lasmini singkat.Nini Ranggit saling tatap dengan Ki Rembong. Keanehan terlihat pada wanita cantik keturunan campuran itu.Sorot mata Lasmini tampak teduh menerawang. Bibirnya sedikit mencuat naik. Pikirannya melayang entah ke mana.Mengapa Lasmini menyebut nama tokoh yang menjadi musuh Ki Rembong?"Apa yang terjadi pada dirimu, Lasmini?" tanya Nini Ranggit lagi ingin menegaskan."Dia begitu gagah, aku sangat tertarik padanya. Sepertinya aku jatuh hati!" Ucapan Lasmini meluncur begitu saja seolah tanpa dipikir lagi.Jelas saja si ne

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   112. Si Rambut Setan

    Gandaseta adalah sahabat lama yang mengundang Ku Ranggaguna ke tempat ini, tapi sekarang tokoh itu telah menjadi mayat. Lalu apa hubungannya dengan orang serba hitam ini?"Sebenarnya aku yang mengundang kalian!" ucap orang serba hitam berambut panjang sampai ke pinggang ini."Siapa kau?" tanya Ki Ranggaguna."Kau pasti ingat dengan Jalakrasa. Kalian berdua telah membunuhnya, dia adalah kakakku. Sekarang aku hendak membalas kematiannya. Temanmu sudah mampus, kini giliran kau menyusulnya!"Ki Ranggaguna tentu saja ingat nama yang disebut tadi. Jalakrasa adalah tokoh golongan hitam yang sempat mengacau dunia persilatan beberapa waktu lalu di daerah wilayah tenggara Indraprahasta.Bersama Gandaseta akhirnya tokoh sesat tersebut bisa dimusnahkan dari muka bumi. Rupanya sosok serba hitam ini merupakan adiknya yang hendak menuntut balas.Tidak ada rasa gentar sedikit pun di wajah Ki Ranggaguna terhadap orang serba hitam ini. Dia tetap b

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   113. Mendaki ke Puncak

    Tiga gulungan rambut laksana ular besar memanjang, memburu ke tiga arah. Pohon yang dipijak Ki Ranggaguna, tubuh si kakek itu sendiri dan yang terakhir ujungnya menukik dari atas mengarah ubun-ubun.Gerakannya lebih cepat dari sebelumnya seolah tidak memberi kesempatan sedikit pun Ki Ranggaguna untuk bergerak.Saka yang menyaksikan sampai menahan napas. Belum tahu apa yang akan menimpa Ki Ranggaguna. Apakah kakek itu akan selamat dari ancaman si Rambut Setan?Krekk!Pohon yang jadi tempat berdiri Ki Ranggaguna remuk bagai ranting kering ketika rambut raksasa melilitnya. Sementara sosok si kakek sudah menghilang.Braaat!Si Rambut Setan mengeluarkan pekikan keras. Dia kaget bukan main. Rupanya Ki Ranggaguna berhasil memutuskan rambut yang memburu ke badan si kakek tersebut.Saka juga tampak terkejut sekaligus kagum. Ternyata kakek itu memiliki ilmu luar biasa yang mungkin jarang sekali digunakan.Dengan ilmu ters

Latest chapter

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   180. Pelaku Sesungguhnya

    "Sampai kapan aku mengawasi seperti ini," gerutu Nari Ratih sambil memakan buah jambu. Kalau ditinggalkan takut yang dikhawatirkan terjadi. Bukankah dia sedang berjaga mencegah jatuhnya korban pembunuhan lagi. Namun, kalau dipikir lagi sejenak hatinya jadi ragu. Sebabnya prajurit kerajaan yang ditugaskan menangani kasus ini sudah mengendus ke Seta Aji. Kalau sudah begitu bisa saja Seta Aji tidak melanjutkan aksinya. Bagaimana kalau prajurit kerajaan mendatangi rumah dan menangkap Seta Aji? Sia-sia saja dia berjaga di situ. Apa yang dipikirkan Nari Ratih memang benar. Lima prajurit kerajaan yang dipimpin seorang Bekel mendatangi rumah Seta Aji. Tentu saja pihak berwenang dari kerajaan juga menyelidiki tiga pembunuhan yang terjadi. Dari tanda silang yang tergores di paha korban menunjuk satu tersangka, Seta Aji. Sampai di depan rumah Seta Aji, enam prajurit ini hanya mendapati Amba Citra yang sed

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   179. Menemui Teman

    Giliran Nari Ratih yang kerutkan kening sambil menarik wajahnya. Lalu dia menghempas napas lega. Maklum saja Amba Citra menyangka demikian, karena dia belum tahu kalau dia sudah mempunyai suami seorang pendekar tangguh.Amba Citra menatap sahabatnya menunggu jawaban. Si gadis ini perawakannya tak jauh beda dengan Nari Ratih. Tinggi semampai, cantik, hanya wajahnya bulat dengan mata agak belo. Berbeda dengan Nari Ratih yang memiliki wajah lonjong dan mata tipis.Nari Ratih tidak segera memberitahukan tentang statusnya yang sudah bersuami. Ada yang lebih penting yang harus didahulukan, yaitu mencari pembunuh sahabatnya."Aku hanya ingin memperoleh keterangan yang banyak tentang dia darimu,""Baik, tapi apa kau yakin aku memiliki pengetahuan banyak tentang Seta Aji?""Tentu saja, karena kau tetangganya!""Baiklah, silakan bertanya!" Amba Citra mengangkat telapak tangannya menghadap ke atas.Nari Ratih menarik napas panjang.

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   178. Pembunuhan Lagi

    Seketika langsung berjingkat badannya. Dadanya mendadak berdebar kencang. Bagaimana bisa ada orang masuk? Padahal dia sudah mengunci pintu sejak masuk tadi."Kau!"Semakin terkejut gadis ini begitu mengenali orang misterius ini."Bagaimana kau bisa masuk?"Lelaki berpakaian serba hitam ini tersenyum sinis dengan sorot mata tajam mengandung hawa sadis. Seperti elang hendak mencengkram mangsanya."Aku sudah menunggu kamu dari tadi." Suaranya besar tapi pelan dan seolah sengaja diserak-serakkan."Gila, kamu! Masuk tanpa ijin. Mau apa kamu? Mencuri?"Si lelaki mengekeh pelan. "Ya, aku mau mencuri nyawamu,""Bangsat, kamu! Antara aku dan kamu sudah tidak ada hubungan lagi, sudah tidak ada masalah lagi. Mau apa lagi kamu?"Sudah aku bilang, aku mau nyawamu. aku masih sakit hati dicampakkan sama kamu. Aku dendam, dan Kamu harus terima akibatnya,""Sinting, kamu! Pergi! Atau aku panggil kakangku buat m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   177. Mencari Keterangan

    Berita terbunuhnya Rara Intan yang mayatnya dikirim dalam sebuah peti sampai juga ke keluar Ki Barna. Nari Ratih dan Saka pun otomatis mendengar berita ini.Peristiwa ini terjadi siang hari setelah beberapa lama penguburan Arum Honje."Tandanya sama seperti pembunuhan Arum Honje," kata Ki Barna menjelaskan. Rara Intan Putri ketiga juragan Gumara orang terkaya di desa Jati Waringin. Mayat Rara Intan ditemukan di dalam sebuah peti yang dikirim oleh seseorang yang misterius."Dalam satu hari ini sudah dua kali Saka dan Nari Ratih menghadiri pemakaman. Pagi tadi penguburan Arum Honje sahabatnya Nari Ratih. Sekarang Rara Intan.Walaupun bukan orang yang dikenal keduanya, tapi cara pembunuhan yang dilakukan sama seperti yang menimpa Arum Honje.Awalnya Ki Barna yang mendengar kegegeran itu. Geger karena tidak menyangka, pagi hari Rara Intan pergi ke pasar sendirian. Tetapi pulang dikirim dalam peti mati.Yang membuat penasaran yaitu ad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   176. Peti Misterius

    "Dia calon istri Raden Sujiwa, putra seorang menteri dari Manukrawa, tidak ada alasan calon suaminya yang membunuh,""Dari petunjuk yang sengaja ditinggalkan, jelas maksud pembunuhan ini adalah balas dendam. Tapi dendam apa?""Kalau soal harta kekayaan, tidak mungkin. Keluarga Ki Barna tidak memiliki harta yang berlimpah. Misalnya, adiknya Randu ingin menguasai harta warisan sendiri, itu tidak mungkin!" tegas Nari Ratih."Sepertinya masalah cinta. Saka meneguk tuaknya. "Coba kau ingat-ingat barangkali sebelum Raden Sujiwa, mungkin ada lelaki lain yang pernah jadi kekasihnya. Atau ada wanita mencintai Raden Sujiwa, dia tidak ingin ada wanita lain yang memilikinya,"Nari Ratih menopang dagunya. Pikirannya berputar-putar memanggil ingatannya."Aku tidak tahu tentang Raden Sujiwa, tapi aku tahu Arum Honje pernah memiliki kekasih sebelum dilamar Raden Sujiwa."Menduga-duga boleh saja, tapi harus disertai bukti kuat yang mengarah kepad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   175. Tragedi di Pagi Hari

    Orang yang dipanggil Tuanku ini melepaskan pukulan. Ternyata dia memiliki tenaga dalam lumayan, tapi masih berada di bawah Resi Danuranda. Tentu saja hanya dalam beberapa gebrak, Tuanku telah ambruk kehilangan tenaganya.Di sebelah sana Nari Ratih juga telah menyelesaikan tugasnya. Semua penjaga rumah telah terkapar dengan luka parah yang membuat mereka tak mampu menyerang lagi. Mereka masih dibiarkan hidup.Beberapa saat kemudian berdatangan orang-orang. Saka Sinting langsung mengarahkan mereka masuk ke dalam rumah."Cari dan ambillah yang menjadi milikmu saja!"Setelah semuanya selesai. Si Tuanku, Resi Danuranda dan semua anak buahnya diikat dan dikumpulkan di bangunan  tanpa dinding.Saka Sinting berpesan kepada orang-orang bekas pengikut Resi Danuranda yang hendak pulang, agar ada yang melaporkan ke pihak kerajaan.Empat hari kemudian, rombongan prajurit Galuh yang datang dipimpin seorang senapati. Mereka juga datang bersama

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   174. Ajian Serap Sukma

    Saka Sinting bergerak mendekati resi Danuranda. Bagi sang resi ini kesempatan untuk meleburkan tubuh Saka Sinting dengan apinya yang panasnya mampu mencairkan baja sebesar kerbau dalam waktu singkat."Konyol, cari mati kau!" seru sang Resi tersenyum merasa menang. Lalu dengan cepat dia songsong Saka Sinting. Dua telapak tangan berhasil meraih bahu pemuda itu.Seketika api membungkus seluruh tubuh Saka Sinting. Bahkan dari mulut sang resi juga menyembur lidah api khusus membakar bagian kepala.Namun, Saka Sinting tetap tenang. Dia tidak merasakan kepanasan sama sekali. Kobaran api itu tidak membuatnya terbakar.Tubuhnya dalam keadaan baik-baik saja. Malah seolah sengaja dirinya dibakar. Saka Sinting berdiri sambil bersedekap. Kedua matanya menatap tajam wajah resi Danuranda.Beberapa lama keadaan tetap seperti itu meskipun resi Danuranda telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Jika dilihat dari jauh maka kobaran api itu seperti api ungg

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   173. Resi Gadungan

    Bola mata resi Danuranda bergerak-gerak seperti sedang mencari sesuatu. Wajahnya menunjukan kecemasan. Kini dia tengak-tengok ke segala arah. Sepertinya dia merasakan kehadiran seseorang."Aneh, sepertinya ada jurig menyusup. Tapi untuk apa?" Resi Danuranda mendesah lalu melangkah keluar. Ternyata dia cukup peka juga. Tapi hanya sekadar peka tidak mampu mendeteksi lebih jauh.Saka Sinting tersenyum memandangi punggung sang resi. "Aku memang jurig, tapi cuma sementara, resi gadungan!"Jelaslah sekarang tujuan semua ini. Kalau dulu ada Boma Sangara yang hendak membangun kerajaan baru. Kini, entah siapa orang yang dipanggil Tuanku itu, dia merencanakan menguasai kota raja Pakuan.Saka Sinting kembali ke raga kasarnya. Sampai di sana pemuda ini terkejut karena resi Danuranda berdiri mematung di bawah pohon di mana raga kasarnya berada. Wajahnya tampak mendongak ke atas."Rupanya penyusupnya ada di sini!" seru resi Danuranda. Tangan kanannya m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   172. Menyelidiki Hutan

    Dengan canggung Bayunata menjelaskan tujuan mereka. Pemuda yang jelas tahu cara kerja Resi Danuranda wajar curiga kepada tiga orang yang kini sudah turun dari kereta kuda.Si pemuda mendekati mereka. "Dari mana kalian tahu tentang Eyang Resi?" selidiknya.Sesuai rencana yang sudah diatur sebelumnya, Sundari menjawab. "Saudara saya sudah lebih dulu ikut Eyang Resi, saya dan keponakan saya ini juga ingin mengikuti jejak saudara saya,""Siapa saudara yang kau maksud?""Namanya Nyai Mandita,""Apa kalian tahu syaratnya?"Kemudian Saka Sinting menunjukkan peti besar yang terikat di kolong kereta kuda. Dengan sedikit membukanya, terlihatlah tumpukan perhiasan dan batangan emas.Peti berisi harta perhiasan ini berasal dari Nini Ratminah atas ide dan permintaan Saka setelah tahu persyaratan yang disebutkan Ki Bayunata. Bagi bangsa guriang, itu hal yang sangat mudah mendatangkan harta sebanyak itu.Pemuda itu terperangah

DMCA.com Protection Status