Terima kasih telah mengikuti cerita ini. Yuk dukung terus dengan memberikan ulasan bintang lima dan GEMS sebanyak-banyaknya.
Maya segera menyetujui permintaan pria itu. Dia segera menutup pintu dan merapikan baju Fandy yang terbuka, airmatanya tumpah saat melihat noda lipstik di dada suaminya.Setelah menjepret dan merekam dia segera membersihkan noda itu. Hatinya perih hingga membersihkan dengan sedikit kasar, dalam tidurnya Fandy merintih kesakitan."Saat tak sadar saja kau merasakan sakit Mas, lalu apa yang aku rasakan ini, apa tak ada artinya sama sekali bagimu?"Maya duduk di samping suaminya yang masih belum sadar. Tak lama terdengar suara ketukan pintu, dia segera membukanya lebar-lebar, ibu dan mertuanya menangis memeluknya."Tolong Bu, jangan bawa masalah ini keluar. Kami akan melakukan apa saja yang kalian minta."Maya menatap papa mertuanya. Dia tau pasti pria itu sudah mengancam, hingga Manager hotel ketakutan seperti itu."Pergilah, biar kami bicarakan masalah ini hingga suamiku sadar. Untuk sekarang aku tak akan membawa masalah ini keluar."Dengan gontai pria itu keluar meninggalkan Maya dengan
Aku minta maaf Mas Fandy. Hari itu aku khilaf, karena tak mau kau berhenti jadi pengacaraku, hanya kau yang aku percaya untuk memenangkan kasus perceraianku dengan pria tak tau diri itu." Dewi Astati adalah klien yang membayar Fandy untuk menjadi pengacaranya. Namun perasaan suka mulai timbul, setiap kali dia mendengar pria itu meminta ijin atau memberitahu istrinya di mana dia berada.Sudah berkali-kali dia menunjukkan rasa sukanya, tapi Fandy seolah tak perduli. Bahkan dia sudah mengoda tetap saja tak berhasil."Maafkan saya Bu, demi keutuhan pernikahan saya terpaksa mundur. Apalagi setelah perbuatan anda yang sangat keterlaluan, untung istri saya mau menyelesaikan masalah ini secara damai. Kalau tidak anda tau akibatnya, dengan mudah suami ibu akan memenangkan perkara di pengadilan."Wanita itu menarik napas panjang. Ingin rasanya dia menyerang dan menikmati malam bersama Fandy, sayang pria itu terlindungi oleh sang istri yang menyelamatkannya malam itu."Carilah pengacara lain, sa
"Sayang, coba lihat ini?" Asma menunjukkan ponselnya pada sang suami. Pria itu terkejut melihat Vidio yang sudah viral di media sosial."Wanita itu menyerang selingkuhan suaminya. Luar biasa bisa sebrutal itu."Fandy tersenyum, namun senyumnya memudar saat melihat istrinya begitu fokus memperhatikan vidio itu. Tangannya terlihat membesarkan gambar, seolah ingin memastikan sesuatu."Mas, apa suami wanita ini mas Diki? Bukankah wanita yang dia serang istri ...Darma?"Fandy terkejut baru dia sadar, dengan apa yang di katakan istrinya. Memang dia belum ketemu saudara laki-laki mantan suami Istrinya, tapi dia tak menyangka semua jadi serumit ini."Kau benar sayang, suaminya bernama Diki dan selingkuhannya bernama ...Laila."Maya terduduk dia tak menyangka mantan suaminya bisa semalang itu. Kedua istrinya begitu mempermalukan keluarganya."Kenapa? Kasihan sama mantan ya. Ada niat balikan?"Bruk ....Maya melempar bantal kearah suaminya. Dia kesal karena sempat-sempatnya sang suami cemburu p
"Sayang cepat, aku tunggu di mobil!"Maya berteriak sembari mengambil sepatu di rak. Saat membuka pintu, dia terkejut melihat seorang pria di depan pagar."Mau apa mantanmu kemari? Ini tak boleh di biarkan. Pasti ada udang di balik batu."Maya terkejut saat mendengar suara Fandy di belakangnya. Belum normal detak jantung, suaminya sudah mendatangi Darma."Mau apa kau kemari? Aku rasa tak ada urusan lagi antara kau dan istriku?""Maya aku mau bicara denganmu sebentar, tolong ikutlah denganku."Tanpa memperdulikan Fandy, Darma langsung mengajak Maya pergi. Tentu saja membuat suami-istri itu heran."Kau bodoh atau gila? Suamiku sebesar ini. Bisa-bisanya kau mengabaikannya, kau ingat kan betapa hormatnya aku padanya, mana mungkin aku pergi dengan pria lain."Maya menyatukan tangannya dengan tangan Fandy. Sembari mengelus perut yang mulai membuncit. Darma melihat apa yang dilakukan Maya dan itu begitu menyakitkan baginya.Berlian itu sudah dia buang, kini dia mengambil kotoran dan menyimpan
"ah ....lebih keras Mas, yah ...begitu kau memang hebat. Aku mencintaimu."Darma kembali keluar dari rumah, saat mendengar rintihan istri pertamanya. Dia tau pasti Laila sedang berbagi peluh dengan Diki.Meski sudah berada di luar rumah, tapi rintihan itu masih terdengar walau samar. Airmatanya menetes karena penyesalan yang teramat dalam, kalau dulu dia bisa dengan mudah menceraikan Maya, kali ini dia tak bisa main-main. Laila dengan kuasa uangnya, sedangkan Karin dengan ancaman atas perbuatan, yang membuat istri keduanya keguguran.Karena melamun, dia tak menyadari kalau Diki sudah selesai menyetubuhi adik iparnya. Pria itu menatap datar adik kandungnya, lalu mengambil dompet dan mengeluarkan uang berwarna merah beberapa lembar."Ambil ini untuk membelikan kekasihku makanan, sisanya gunakan untuk menjemput ibu dan juga istrimu. Aku rasa masih ada lebihnya, untuk membeli vitamin penambah tenaga untuk Laila. Tadi dia begitu bersemangat melayaniku."Tanpa punya perasaan Diki bicara seol
"Satu Minggu ya bos? Ini lima ratus juta sebagai bayarannya. Kau bisa datang setelah waktunya berakhir."Darma tersenyum, saat menerima uang cash dalam koper. Lalu beralih menatap tubuh Laila yang terbaring tak sadarkan diri, dalam keadaan telanjang bulat."Kau akan merintih setiap waktu, jalang. Tak hanya satu pria yang akan memasuki tubuhmu, tapi banyak hingga kau tak akan berhenti merintih."Darma tertawa lalu pergi begitu saja, meninggalkan Laila bersama pria-pria gila seks. Baginya uang adalah segalanya, jika bisa sabar saat mendengar dan melihat Diki memasuki tubuh istrinya. Kenapa tidak sekalian menjual wanita itu."Darma dimana Laila berada? Dia tak memberiku kabar sama sekali."Darma tersenyum melihat wajah Diki yang terlihat gelisah. Tentu saja, karena sudah tiga hari dia membawa pergi Laila. Dan berhasil menjual wanita itu, untuk menjadi budak selama seminggu ke depan."Cari lonte di luar sana Mas, kalau tak punya uang pakai ini."Pluk ....Darma melempar wajah Diki, dengan
"Apa kabar Mas? Lama tak ada kabar, masih ingat jalan pulang rupanya."Brak ....Diki mengebrak meja setelah mendengar ucapan istrinya. Setelah sibuk mencari Laila, begitu pulang dia di kejutkan dengan surat pangilan sidang perceraian.Parahnya lagi, dia melihat istri sahnya sedang berada di bawah tubuh adik kandungnya. Entah sejak kapan Darma punya hubungan dengan Istrinya.Flashback on."Jadi kau suami wanita jalang itu? Berarti kau adik kandung mas Diki?"Wanita itu menatap ke arah Darma. Senyumnya terlihat sinis, memandang dari atas sampai bawah tubuh adik iparnya.Meski risih tapi demi balas dendam, membuat Darma menguatkan dirinya untuk menghadapi kakak iparnya. Wanita yang konon menghidupi Diki."Apa yang kau pandang dari Diki? Hingga kau diam saja, meski dia tidur dengan wanita lain di luar sana."Pertanyaan Darma tidak mendapat jawaban, hanya tawa panjang istri Diki yang terdengar. Darma masih menunggu wanita itu melampiaskan rasa gelinya."Apa kau pikir aku terlalu bodoh hing
POV : Laila"Minumlah, kau pasti sangat haus sampai berkeringat begitu."Malam itu aku benar-benar sangat kehausan. Entah menapa udara terasa sangat panas, hingga membuat gerah.Untunglah di rumah sudah ada babu gratisan itu. Siapa lagi kalau bukan istri kedua Darma, kedatangannya tepat waktu jadi bisa aku suruh-suruh."Bagus, setelah ini buatkan aku nais goreng atau mie rebus. Sana kerjakan!"Aku menghardik Karin, aku semakin senang karena wanita itu terlihat patuh. Kalau begini kan enak hidup Berpoligami."Uah ...."Aku menguap karena mengantuk entah karena apa? Tak biasanya aku mengantuk ketika cuaca gerah begini."Bagus, tidurlah Mbak. Setelah ini mari bersenang-senang."Sialan ternyata ini ulah Karin, entah apa yang dia campur dalam minuman itu, hingga aku mengantuk sekali."Awas kau Karin, tunggu saja pembalasanku. Kau tak takut juga melawanku, setelah kehilangan rahim, aku pastikan kau akan kehilangan wajah cantikmu itu."Geram ku dalam hati, karena mulut tak lagi mampu berkata.