SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Apa yang kau lakukan Fandy!?"Fandy melepaskan bibirnya dari bibir Maya, lalu mengusap bibir istrinya, tanpa menatap sang nenek yang terlihat murka. "Memang apa yang aku lakukan? Apa salah mencium istriku sendiri? Bahkan menyetubuhinya tak ada yang melarang. Jadi berhenti membuatku muak dengan menyodorkan wanita tak tau malu ini, wanita yang terus mengejar meski tau pria ini sudah beristri."Fandy tak perduli meski neneknya terlihat memegang dada. Dengan sinis dia meminta Hera mengantar wanita tua itu pulang."Aku sudah pernah tertipu tapi tidak lagi. Jadi bawa dia pulang, jika terjadi sesuatu maka kau yang akan aku salahkan."Fandy kembali menarik tangan Maya. Wanita itu memegangi perutnya yang terasa keram, karena tarik kan Fandy begitu keras."Lepaskan aku Mas, lepaskan aku!"Maya berteriak sembari menghempaskan tangan Fandy. Dia harus menghindar dari pria itu, jika tidak semua kebohongannya akan terungkap."Jan
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tidak usah pergi ke pengadilan agama, tarik gugatan cerai itu. Kalau kau berkeras kau akan menyesal."Maya terlihat menarik napas panjang, sejak semalam Fandy terus memintanya untuk mencabut gugatannya. Pria itu tak mau tau sama sekali alasan sang istri."Itu bukan sebuah masalah Yank. Kau hanya perlu percaya padaku, hanya itu tak ada yang lain. Apa begitu sulit mempercayai suamimu sendiri," ujar Fandy."Bukan karena aku tak percaya Mas, tapi karena terlalu percaya makanya aku mengambil keputusan ini. Kita bisa memiliki hidup yang jauh lebih baik dari ini.""Lebih baik dari segi mana? Kita terpisah begitu juga dengan anak kita. Jangan egois pikirkan Shanum juga, perasaannya akan terluka karena kita tak serumah."Fandy semakin kehabisan kesabaran, melihat Maya yang begitu keras mengiginkan perceraian. Sedangkan dia terus memohon agar istrinya bertahan."Jauh lebih baik mas. Aku tak akan lagi mencurigaimu, Bukankan it
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Nenek begitu ingin menikahkan mas Fandy dengan Hera kan? Baiklah semoga nenek puas. Aku akan melepaskan mas Fandy, terserah cerai hidup ataupun cerai mati."Maya melangkah tertatih. Kakinya terasa lemas hingga membuatnya nyaris jatuh, bapak dan ibunya segera berlari untuk membantu Maya, untuk sesaat mereka melirik orangtua Fandy. Namun mereka tak ada yang memperdulikan menantunya. "Kita pulang saja, disini kita tak dibutuhkan lagi. Bapak dan ibu akan mendampingimu Nak, cerai atau tidak kami tak akan meninggalkanmu."Ketiga orang itu melangkah pergi. Mereka berpapasan dengan Hera yang tak menatap pada mereka, saat melirik gadis itu memeluk mama Fandy dengan erat. Mertua Maya menangis di pelukan Hera."Sudah jangan melihat kebelakang lagi, kita maju terus kedepan. Besarkan anakmu meski tanpa ayahnya, ada bapak dan ibu bersamamu."Maya dan orangtuanya pergi tanpa menoleh kebelakang lagi. Meski gelisah tapi Maya mencob
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Maya berjalan menuju ke arah papa dan mama Fandy. Dia menyalami kedua orang yang masih menjadi mertuanya."Apa kabar Ma, Pa? Sudah sebulan kalian tak melihat cucu kalian. Ternyata sedang sibuk dengan acara penting rupanya, selamat ya semoga cepat mendapat cucu penganti, permisi."Maya meninggalkan kedua mertuanya, mereka terlihat gugup tapi dia sudah tak perduli lagi."Maya berhenti, kau tak bisa berbuat seperti ini padaku. Berhenti Maya!"Maya terus berjalan tanpa memperdulikan Fandy. Dia meletakkan belanjaannya dan meminta maaf pada kasir, terburu-buru dia meninggalkan toko lalu berjalan cepat menuju lift.Saat berada di lift dia melihat Fandy berusaha mengejarnya. Pria itu menagis dan memohon, hingga terjatuh karena Hera menarik kursi rodanya, Maya ingin menekan lift agar tak tertutup. Namun matanya menatap kedua orangtua Fandy datang menolong, jarinya tak jadi menekan tombol hingga lift itu tertutup dan segera me
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Fandy membuka pintu lalu meminta Maya turun. Setelah mengunci mobil dia mengangkat tubuh istrinya, pria itu memasang wajah datar, tanpa perduli saat Maya melingkarkan tangan di lehernya."Maya, apa yang terjadi?"Anita terlihat panik saat melihat Fandy mengangkat tubuh Maya. Wanita itu melihat lutut sahabatnya yang terluka, dia segera meminta perawat membawa Maya ke ruangan untuk di periksa."Kau dokter kandungan, jangan mengurusi istriku. Saat ini aku ingin kau jujur, apa benar Maya keguguran waktu itu?"Anita terlihat bingung lalu menatap Maya dan Fandy bergantian. Fandy menarik napas panjang, berusaha menahan emosinya. Maya mengengam tangan suaminya, namun pria itu menepis dengan kasar."Jika kau ingin aku bisa menggugurkannya. Jadi tak perlu marah-marah pada dokter Anita.""Maya! Diam."Maya dan Anita bergidik ngeri, saat melihat Fandy meninju dinding rumah sakit. Maya menarik tangan Anita agar mengikutinya masuk
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Auw ...sakit. apaan sih main tepuk jidat aja?"Maya kesal karena Fandy menepuk jidatnya dengan cukup kuat. Membuatnya sedikit kesakitan."Masih berani membantah, kau bohong padaku. Apa itu bukan main-main namanya, sudah pergi mandi sana, kau bilang sejak siang belum makan berarti belum mandi juga kan? Atau mau aku mandikan juga?""Tidak! Aku bisa mandi sendiri. Jaga si Joni jangan cari-cari lobang, kalau mau cari lobang yang lain kan ada yang baru, udah coba belum?""Jangan menantang ku May."Brak ....Maya segera menutup pintu kamar mandi, saat melihat Fandy ingin mengejarnya. Dia tak ingin berakhir di ranjang, hanya karena mengoda pria itu.Maya segera mandi karena tubuhnya terasa lengket. Berlarian tadi cukup membuatnya berkeringat, dia meringis saat merasakan perih di lututnya, setelah mandi dia baru sadar kalau tak membawa handuk. Dengan terpaksa dia meminta bantuan suaminya. Namun dia tak melihat sosok pria i
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Itu lingerie pesanan mu datang setelah kau pergi ke rumah bapak. Aku mencuci dan menyimpannya untukmu, coba lihat aplikasi toko online mu."Maya mengambil ponselnya dan melihat aplikasi toko online miliknya. Benar ada pesanan yang diterima dan itu sebuah lingerie yang ada di sofa."Mau makan atau tidak? Sudah mulai dingin nih. Kasihan anak kita kalau kau tak makan, lihat terlihat enak nih sop dagingnya."Maya menelan ludah mendengar ucapan Fandy. Apalagi aroma yang sangat menggugah seleranya, mau tak mau dia melangkah menuju ke tempat Fandy mengunakan selimut."Mau aku pakaikan baju ini atau mau pakai sendiri?"Maya merampas pakaian haram itu. Dia menatap wajah sang suami yang terlihat begitu berharap, melihatnya memakai baju itu di depannya. Maya yang sadar segera berlari ke kamar mandi, tak lama dia kembali sembari menutupi baju kurang bahan itu dengan kimononya.Fandy sudah menunggunya dengan piring berisi makana
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tolong Nak, kali ini saja turuti permintaan nenek. Sejak jatuh dari kamar mandi, dia tak lagi bisa bergerak."Maya menatap Kedua mertuanya, lalu beralih pada Fandy yang diam tak bersuara. Perlahan Maya memejamkan mata, kemudian menarik napas panjang."Kalau nenek jatuh dan lumpuh, apa hubungannya dengan Hera Ma? Kenapa mas Fandy harus menikahinya?"Sekali lagi Maya bertanya dengan nada getir. Dia tak tau lagi kenapa pernikahannya selalu berurusan dengan pelakor."Hera telah banyak membantu kami. Waktu Fandy lumpuh dia yang membantu suamimu, sekarang nenek yang kena stroke lagi-lagi dengan ikhlas Hera merawat nenek juga."Maya tertawa getir saat mendengar kata ikhlas, kalau benar wanita itu ikhlas tak akan ada permintaan untuk menikahinya."Maya minta maaf kalau menjadi orang yang egois. Maya hanya tak ingin berbagi suami, kecuali mas Fandy memutuskan untuk berpoligami, maka tak ada alasan untuk menolaknya."Maya mel