SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Maya berjalan menuju ke arah papa dan mama Fandy. Dia menyalami kedua orang yang masih menjadi mertuanya."Apa kabar Ma, Pa? Sudah sebulan kalian tak melihat cucu kalian. Ternyata sedang sibuk dengan acara penting rupanya, selamat ya semoga cepat mendapat cucu penganti, permisi."Maya meninggalkan kedua mertuanya, mereka terlihat gugup tapi dia sudah tak perduli lagi."Maya berhenti, kau tak bisa berbuat seperti ini padaku. Berhenti Maya!"Maya terus berjalan tanpa memperdulikan Fandy. Dia meletakkan belanjaannya dan meminta maaf pada kasir, terburu-buru dia meninggalkan toko lalu berjalan cepat menuju lift.Saat berada di lift dia melihat Fandy berusaha mengejarnya. Pria itu menagis dan memohon, hingga terjatuh karena Hera menarik kursi rodanya, Maya ingin menekan lift agar tak tertutup. Namun matanya menatap kedua orangtua Fandy datang menolong, jarinya tak jadi menekan tombol hingga lift itu tertutup dan segera me
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Fandy membuka pintu lalu meminta Maya turun. Setelah mengunci mobil dia mengangkat tubuh istrinya, pria itu memasang wajah datar, tanpa perduli saat Maya melingkarkan tangan di lehernya."Maya, apa yang terjadi?"Anita terlihat panik saat melihat Fandy mengangkat tubuh Maya. Wanita itu melihat lutut sahabatnya yang terluka, dia segera meminta perawat membawa Maya ke ruangan untuk di periksa."Kau dokter kandungan, jangan mengurusi istriku. Saat ini aku ingin kau jujur, apa benar Maya keguguran waktu itu?"Anita terlihat bingung lalu menatap Maya dan Fandy bergantian. Fandy menarik napas panjang, berusaha menahan emosinya. Maya mengengam tangan suaminya, namun pria itu menepis dengan kasar."Jika kau ingin aku bisa menggugurkannya. Jadi tak perlu marah-marah pada dokter Anita.""Maya! Diam."Maya dan Anita bergidik ngeri, saat melihat Fandy meninju dinding rumah sakit. Maya menarik tangan Anita agar mengikutinya masuk
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Auw ...sakit. apaan sih main tepuk jidat aja?"Maya kesal karena Fandy menepuk jidatnya dengan cukup kuat. Membuatnya sedikit kesakitan."Masih berani membantah, kau bohong padaku. Apa itu bukan main-main namanya, sudah pergi mandi sana, kau bilang sejak siang belum makan berarti belum mandi juga kan? Atau mau aku mandikan juga?""Tidak! Aku bisa mandi sendiri. Jaga si Joni jangan cari-cari lobang, kalau mau cari lobang yang lain kan ada yang baru, udah coba belum?""Jangan menantang ku May."Brak ....Maya segera menutup pintu kamar mandi, saat melihat Fandy ingin mengejarnya. Dia tak ingin berakhir di ranjang, hanya karena mengoda pria itu.Maya segera mandi karena tubuhnya terasa lengket. Berlarian tadi cukup membuatnya berkeringat, dia meringis saat merasakan perih di lututnya, setelah mandi dia baru sadar kalau tak membawa handuk. Dengan terpaksa dia meminta bantuan suaminya. Namun dia tak melihat sosok pria i
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Itu lingerie pesanan mu datang setelah kau pergi ke rumah bapak. Aku mencuci dan menyimpannya untukmu, coba lihat aplikasi toko online mu."Maya mengambil ponselnya dan melihat aplikasi toko online miliknya. Benar ada pesanan yang diterima dan itu sebuah lingerie yang ada di sofa."Mau makan atau tidak? Sudah mulai dingin nih. Kasihan anak kita kalau kau tak makan, lihat terlihat enak nih sop dagingnya."Maya menelan ludah mendengar ucapan Fandy. Apalagi aroma yang sangat menggugah seleranya, mau tak mau dia melangkah menuju ke tempat Fandy mengunakan selimut."Mau aku pakaikan baju ini atau mau pakai sendiri?"Maya merampas pakaian haram itu. Dia menatap wajah sang suami yang terlihat begitu berharap, melihatnya memakai baju itu di depannya. Maya yang sadar segera berlari ke kamar mandi, tak lama dia kembali sembari menutupi baju kurang bahan itu dengan kimononya.Fandy sudah menunggunya dengan piring berisi makana
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tolong Nak, kali ini saja turuti permintaan nenek. Sejak jatuh dari kamar mandi, dia tak lagi bisa bergerak."Maya menatap Kedua mertuanya, lalu beralih pada Fandy yang diam tak bersuara. Perlahan Maya memejamkan mata, kemudian menarik napas panjang."Kalau nenek jatuh dan lumpuh, apa hubungannya dengan Hera Ma? Kenapa mas Fandy harus menikahinya?"Sekali lagi Maya bertanya dengan nada getir. Dia tak tau lagi kenapa pernikahannya selalu berurusan dengan pelakor."Hera telah banyak membantu kami. Waktu Fandy lumpuh dia yang membantu suamimu, sekarang nenek yang kena stroke lagi-lagi dengan ikhlas Hera merawat nenek juga."Maya tertawa getir saat mendengar kata ikhlas, kalau benar wanita itu ikhlas tak akan ada permintaan untuk menikahinya."Maya minta maaf kalau menjadi orang yang egois. Maya hanya tak ingin berbagi suami, kecuali mas Fandy memutuskan untuk berpoligami, maka tak ada alasan untuk menolaknya."Maya mel
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Kembali Maya melangkah pergi, tanpa memperdulikan Fandy. Dia segera merebahkan diri untuk istirahat karena perutnya terasa mual."Tak apa sayang, mama baik-baik saja. Tenanglah jangan takut mama masih di sini."Maya mengelus perutnya. Sembari mencium aroma minyak kayu putih, untuk meredakan rasa mualnya. Maya membuka mata saat merasakan pinjatan di keningnya, ternyata Fandy sudah duduk di samping kepalanya."Apa perlu kita pergi kerumah sakit Yank?"Maya kembali memejamkan mata, tanpa memperdulikan suaminya. Namun tak lama dia berlari menuju ke kamar mandi, karena mual itu sudah tak tertahankan lagi, hingga membuatnya muntah-muntah."Aku baik-baik saja. Tolong menjauhlah, aroma tubuhmu membuatku semakin mual."Fandy mencium aroma tubuhnya, walau belum mandi tapi dia yakin kalau bau tubuhnya tak separah itu. Melihat sang istri teduduk lemas, membuatnya menjauhkan diri segera."Apa kau butuh sesuatu Yank?"Fandy bertan
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Bapak Maya meninggalkan Fandy, lalu kembali duduk bersama istrinya. Hera mencoba menolong Fandy tapi pria itu menepis tangannya, sang mama tak bisa bicara apa-apa karena merasa bersalah."An, dimana istriku? Katakan, apa dia baik-baik saja."Plak ....Setelah menerima tamparan bapak mertuanya. Kini dia menerima tamparan lagi, dari dokter sekaligus teman istrinya."Bagaimana bisa kau tak tau istrimu jatuh di rumah? Dia berjuang sendirian ke rumah sakit, demi menyelamatkan anak kalian. Astaga Fandy, kau bahkan tak mengangkat saat aku hubungi."Anita menarik napas panjang, dia sedikit menyesal karena tak bisa mengontrol emosinya. Apalagi saat melihat wajah suami sahabatnya."Apa karena terlalu bahagia akan menikah lagi? Hingga kau tak lagi memperdulikan istrimu.""Menikah lagi? Siapa yang akan menikah lagi, kau Fandy?"Ibu Maya menatap menantunya. Maya memang belum menceritakan tentang rencana pernikahan Fandy, hingga d
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tolong Nak, kali ini saja turuti permintaan nenek. Sejak jatuh dari kamar mandi, dia tak lagi bisa bergerak."Maya menatap Kedua mertuanya, lalu beralih pada Fandy yang diam tak bersuara. Perlahan Maya memejamkan mata, kemudian menarik napas panjang."Kalau nenek jatuh dan lumpuh, apa hubungannya dengan Hera Pa, Ma? Kenapa mas Fandy harus menikahinya?"Sekali lagi Maya bertanya dengan nada getir. Dia tak tau lagi kenapa pernikahannya selalu berurusan dengan pelakor."Hera telah banyak membantu kami. Waktu Fandy lumpuh dia yang membantu suamimu, sekarang nenek yang kena stroke lagi-lagi dengan ikhlas Hera merawat nenek juga."Maya tertawa getir saat mendengar kata ikhlas, kalau benar wanita itu ikhlas tak akan ada permintaan untuk menikahinya."Maya minta maaf kalau menjadi orang yang egois. Maya hanya tak ingin berbagi suami, kecuali mas Fandy memutuskan untuk berpoligami, maka tak ada alasan untuk menolaknya."Maya